0.26

1.1K 180 15
                                        

ʚA Little Wifeɞ
(ɔ ˘⌣˘)˘⌣˘ c)♡

Genggaman lembut jemari seseorang terasa melingkupi tangan mungil makhluk gula disampingnya yang sedikit bergetar. Pandangan sang namja tampan yang sedang mengemudi itu jadi tidak fokus karena ulah sang istri yang tidak bisa diam dalam duduknya.

Sesekali netra indahnya melirik keadaan Jeongin yang tengah duduk tidak tenang di kursi samping pengemudi. Terkadang Ia memberikan remasan lembut pada tangan istrinya itu sebagai penenang.

"Tenanglah baby aku janji kau tidak akan diapa-apakan"

"Tapi dad-" belum sempat Jeongin menyelesaikan protesnya tapi sudah dipotong oleh sang suami.

"Percayalah padaku baby"

"Ne daddy Jeongin percaya dan akan memegang janjimu"

"Iya dan jangan kau lepas hm" balas Hyunjin dengan mengeratkan genggamannya pada telapak tangan Jeongin yang sedingin es itu sedang tangan satunya Ia gunakan untuk memegang setir.

Suami istri ini berencana untuk memeriksakan kandungan Jeongin yang sudah menginjak tiga bulan. Sebenarnya ingin dari dulu Hyunjin mengajak sang istri untuk konsultasi ke dokter kandungan, namun apa daya mengajak Jeongin ke dokter sama seperti menyebrang sungai dengan berenang, perlu usaha antara hidup dan mati. Istri manisnya ini memang benar-benar susah untuk diajak ke dokter.

Dari kecil Jeongin memang menganggap dokter sebagai musuh utama dalam hidupnya. Ia amat tidak suka bau dokter, karena menurut Jeongin bau dokter itu seperti obat. Dan obat adalah benda paling utama yang wajib Ia hindari. Jadi selama 18 tahun hidupnya ini sebisa mungkin Jeongin tidak ingin berjumpa dengan obat-obatan. Maka dari itu sejak kecil Ia selalu menjaga kesehatannya seperti tidak bisa makan sembarangan dan juga tidak mengkonsumsi MSG.

Dan satu lagi yang membuat Jeongin tidak suka dokter ataupun rumah sakit yaitu karena Ia sangat takut dengan yang namanya jarum suntik. Waktu mengetahui sang daddy dirawat dirumah sakit dua bulan yang lalu Jeongin jadi merasa bersalah karena membuat daddy-nya diinfus, hm itu pasti sangat sakit.

Jeongin dan Hyunjin sudah sampai di rumah sakit dan kini tengah berjalan menyusuri lorong rumah sakit ini untuk menuju ke ruangan dokter kandungan. Selama diperjalan tautan jari mereka tidak pernah lepas. Jeongin terus terlihat gugup bahkan sekarang wajah manisnya sudah pucat dengan beberapa butir keringat yang mulai turun dengan indahnya.

"Daddy"

"Hm"

"Doternya benar tidak akan memberikan suntikan kan?"

"Iya sayang sudah berapa kali aku bilang mana ada orang periksa kandungan itu disuntik paling nanti cuma di USG"

"Nanti dikasih obat atau tidak?"

"Tentu saja tidak baby, ibu hamil itu justru tidak boleh mengkonsumsi obat" jelas Hyunjin entah untuk yang keberapakalinya tapi sang istri terus saja menanyakan pertanyaan yang sama.

Untung cinta -Hyunjin.

Akhirnya suami istri itu pun tiba di depan ruangan dokter kandungan. Mereka langsung dipersilahkan masuk oleh seorang perawat cantik yang diketahui bernama Mina. Perawat cantik itu tersenyum ramah ke arah Jeongin dan Hyunjin lalu membukakan pintu untuk mereka.

"Selamat datang tuan dan nyonya Hwang kalian sudah ditunggu dokter di dalam"

"Iya terimakasih noona"

Yang dipersilahkan masuk pun langsung masuk ke dalam karena memang sudah jauh-jauh hari Hyunjin memesan waktu sang dokter.

"Akhirnya anda datang juga tuan Hwang apa istri anda sudah mau dibujuk?" itulah kalimat pertama yang diucapkan sang dokter ketika mengetahui sang klien akhirnya datang juga padahal sudah lama memesan tapi selalu saja dibatalkan.

A Lilte Wife [Hyunjeong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang