Chapter 2

292 14 2
                                    

Keesokan harinya...

Viana bangun dengan mata yang sedikit sembab karna ia menangis tadi malam.

Ia pun langsung beranjak menuju balkon kamarnya, hari masih cukup gelap karna matahari belum bersinar.
Ia pun berniat untuk joging disekitar komplek rumahnya.
"Kalo kaya gini enaknya joging kali yh?." Batin Viana lalu Tak lama kemudian ia kembali masuk kekamarnya untuk berganti pakaian dan maraih sepatu ADIDAS miliknya. Ia pun langsung keluar rumah untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu.

Setelah beberapa menit..

Ia pun langsung berlari kecil mengililingi komplek dengan santai.
Hari ini Viana sangat cantik, tapi simpel, rambutnya di ikat satu itu yang membuat ia jadi terlihat fresh.

Setelah 30 menit...
Viana ia pun berniat untuk pergi ke danau buatan yang ada dikompleknya.
Ia duduk disana sembari meminum air mineral yang Ia bawa dari rumah.
"Mah.. pah.. bang dito kapan kalian pulang?? Via kangen.."
Ucap Viana pelan, Air matanya turun secara halus kepipinya.
Lalu ia pun memejamkan matanya sembari menikmati hembusan angin dan mencoba untuk merileks kan tubuhnya.

"Tuh kan, setiap gue liat lo pasti lagi nangis." Ucap seorang cowok. ya, itu rasya.
Viana sedikit terkejut karna kedatangan Rasya yang tiba-tiba, ia pun membuka matanya dan mendapati Rasya sedang memandang hamparan Air danau yang luas.
"Lo ngapain disini sih?! Lo tuh kaya mahluk halus tau gk?!" Ucap viana sembari memandang Rasya tajam. "Gue abis joging lah, terus gue liat lo sendirian disini yaudah gue samperin. Gak salah kan?." Jelas Rasya lalu ia pun ikut memandang Viana.
"Lagian Lo kenapa sih, kerjaannya nangis mulu? Gak ada kerjaan lain apa? Mikirin apaan sih?. Cerita aja, gue bakal dengerin cerita lo kok, siapa tau setelah lo cerita, hati lo bisa tenang." Ujar Rasya sambil memandang mata Viana lekat.

Hening beberapa detik..

Viana membuang pandangannya ke arah lain dia gak mau Rasya melihat dia menangis lagi.
"Kalo lo gak mau cerita juga gapapa, gua gak maksa, tapi tolong jangan nangis lagi, gue paling gak suka liat cewek nangis hati gue sakit kalo liat cewek nangis." Rasya berbicara lagi.

Viana pun kembali memandang Rasya lekat.

"apa perlu yah, gue cerita ke nih orang?. Tapi... yaudahlah setidaknya gue bakal ngrasa sedikit tenang." Batin Viana dalam hati, ia masih memandang wajah Rasya.
"Gue kangen sama orang tua dan abang gue, Orang tua gue kerja diluar kota udah satu bulan gak pulang. Sedangkan abang gue dia kuliah di canada, gue ngrasa gak punya keluarga tau gak? Ditambah lagi gue kalo kemana-mana harus ngumpet-ngumpet gue takut ketemu mantan gue, gue benci dia, makanya sampe sekarang gue gak mau tuh kenal sama yang namanya cowok karna gue trauma sama kejadian dulu." Jelas Viana, lalu ia pun mengalihkan pandangannya lagi kearah lain.

Rasya mengangkat satu alisnya lalu ia pun bersuara "Gak semua cowok kaya gitu kali, Mungkin lo belum muve-on kan sama dia? Makanya lo takut. Lagian Nih yah Di dunia ini tuh banyak cowok baik, cowok yang mau bertangung jawab dan lain lagi lah. Jadi lo berhenti mikirin tuh cowok dan satu lagi gak usah takut sama dia, sama-sama makan nasi kan? Jadi apa yang harus ditakutin?. Dan masalah keluarga lo.. lo beruntung tau gak? Masih punya orang tua, punya abang yang sayang sama lo, sedangkan gue..
Ayah gue udah meninggal waktu gue masih Sd, dia kecelakaan waktu mau jemput gue dan kakak perempuan gue, waktu itu gue masih kelas 5 dan kakak gue kelas 3 smp, Disitu gue ngarasa bersalah banget, Coba.. gue gak minta ayah buat jemput mungkin dia masih hidup sampe sekarang." Ucap rasya pada Viana, Viana sedikit terkejut dengan Apa yang diomongin Rasya. Viana malu pada Rasya, dia selalu ngeluh kalo keluarganya tidak ada dirumah. "Ternyata ada yang lebih menderita dari gue." Batin Viana

"Gue minta maaf.. gue gak tau, Kalo lo anak yatim. Terus sekarang lo tinggal sama siapa?." Tanya Viana sembari memandang wajah Rasya dan Si Rasya matanya kelihatan merah. "Aduhh.. gue jadi gak enak deh." Batin viana lagi.
"Santai aja, gue sekarang tinggal sama bunda gue, dan kakak perempuan gue Dia lagi kuliah di London, dia dapet beasiswa buat kesana.
Dan lo, jangan ngeluh kalo keluarga lo sering ninggalin lo keluar kota, mereka kerja buat lo." Ucap rasya. Dan kini cowok itu pun ikut memandang Viana dengan lekat begitupun Viana memandang Rasya mata mereka bertemu dan cukup lama.

Tentang Hati (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang