Chapter 19

133 7 0
                                    

Sebelumnya happy new year buat kalian semua😚🎉🎉

Semoga ditahun ini menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya😁😁😁

Seminggu kemudian setelah peristiwa pengakuan dari laras.

Viana tengah merebahkan tubuhnya di queen size miliknya. Banyak masalah dan peristiwa yang dialami oleh viana entah itu mengenakkan atau sebaliknya.

Masa SMA yang penuh warna itulah yang ada dipikiran viana. Dan sekarang masa itu sudah selesai. Masa dimana dia masih memakai seragam putih abu-abu dan masih bisa senantiasa berkumpul dengan para sahabatnya.

kata orang, masa SMA adalah masa yang paling indah dan tidak terlupakan sampai kapanpun. Karna dimasa itu kita belajar memahami arti kehidupan yang sebenarnya, memahami arti persahabatan dan kebersamaan juga mengenal lebih dalam apa itu cinta.

Tok.. tok.. tok..

Suara ketokan pintu membuat viana membuka matanya, ia pun segera beranjak menuju pintu kamarnya.

"Eh abang kenapa?" Tanya viana pada seseorang yang mengetok pintu yang tak lain adalah dito, abangnya.

"Abang mau bicara sama via" jawab dito

"Yaudah bang sini masuk" ajak viana mempersilahkan dito masuk ke kamarnya

"Mo bicara apa bang?" tanya viana setelah keduanya duduk dipinggir ranjang.

"Jadi gini vi, abangg--------"
.
.
.
.

Viana dkk tengah berada disebuah caffe dipinggir kota mereka tengah menikmati makanan yang dihidangkan oleh caffe tsb.

"Jadi, lo setuju?" Tanya aulia

Viana hanya mengangkat bahunya tak acuh.

"Lo serius mau kesana vi? Yah.. jadi sepi dong" ucap miko dengan nada yang dilebay-lebay kan

"Iya vi, kenapa lo setuju? Disinikan lo gak sendirian" itu arya

"Ya mo gimana lagi?, abang gue maksa. Kata bang dito, dia gak mau kalo gue sendirian dirumah, lagi pula kata bang dito kita disana bakal lama 4 sampai 5thn gue disana"

"Jadi, besok lo beneran berangkat ke L.A?" Itu juna

Viana hanya menganggukkan kepalanya.

"Intinya sih, lo jangan lupain kita ya vi? Gue sayang sama lo. Sebenernya sih gue gak ikhlas kalo lo pergi, tapi ya.. mau gimana lagi" ucap agam dan diangguki oleh semuanya

"Tenang. Kita kan masih bisa kontekan?jangan khawatir" hibur viana.

Flashback on.

"Mo bicara apa bang?" Tanya viana

"Jadi gini vi, abang diutus buat ngembangin perusahaan pak wisnu di L.A, mau gak mau abang harus pindah kesana"

"Jadi?"

"Abang mau viana ikut kesana ya? Kita menetap disana. Kalo abang ninggalin via disini sendirian, abang gak tenang vi. Disana juga udah disediain rumah buat kita, kamu juga udah didaftarin disalah satu universitas disana kita disana bakal menetap selama kurang lebih ya... 4 sampai 5thn. Kamu mau kan iku abang?"

Viana diam. Ia menimang-nimang perkataan abangnya.

"Gimana vi?"

"Yaudah via ikut abang, tapi bang.."

Dito mengangkat sebelah alisnya tanda 'kenapa'

"Via gak bisa bahasa L.A"

Dito terkekeh kecil lalu mengelus rambut adik perempuannya

"Disana kamu bisa pake bahasa inggris vi"

"Yaudah kalo gitu kapan kita berangkat?"

"Besok"

"Apa gak mepet bang?"

"Ngga. Kita berangkat jam 5 sore vi"

"Yaudah"

Flashbac off.

"Eh balik yu, udah jam 9 nih" ajak arya

"Tumben lo ngajak balik biasanya lo pling malem kalo ngajak balik" itu juna

"Tau lu" itu deniya

"Bokap gue ada dirumah, gue takut sama dia"

Dan ucapan arya membuat tawa semuanya pecah.

"Sejak kapan lo jadi cemen ginu ar ar?" Tanya miko sembari tertawa

"Yee.. gue takut sama bokap gue, lo tau sendirikan bapak gue itu tentara" ucap arya

"Yaudah kita pulang sekarang gue juga udah capek" itu Viana

"skuy lah" dan mereka pun beranjak pergi dari tempat dimana mereka tempati tadi.
.
.
.

Juna memarkirkan mobilnya digarasi miliknya setelah itu dia masuk kekamar.
Dan ia mendapai rasya disana tengah menonton tv.

"Gue kira maling lu" ucap juna

"Sorry gue tadi nyari lo tapi nyokap lo bilang lo gak ada, terus gue disuruh nunggu dikamar lo aja yaudah gue kekamar lo"

Juna hanya menganggukkan kepalanya.

"Jun?"

"Hm" jawab juna

"Menurut lo, gue harus perjuangin viana atau berhenti?" Pertanyaan dari rasya membuat juna menoleh kearahnya

"Ya.. lo kan tau gue cinta sama dia jun, gue gak mau kehilangan dia" kini suara rasya terdengar parau

Juna menghembuskan nafasnya. Ia bingung harus menjawab apa? Karna dia tau viana akan pinda ke luar negeri dan menetap disana oh ayolah juna harus menjawab apa?

"Jun?"

"Eh. Sorry bro. Hmm saran gue sih ikuti kata hati lo bro kalau emang lo udah yakin sama viana kejar dia.
Tapi..." juna menggantungkan ucapannya

"Tapi apa?" Tanya rasya serius"

lagi dan lagi juna menghembuskan nafasnya.
"Lo jangan sedih atau putus asa ya rasy?, sebenernya besok Viana mau pindah ke L.A dan netep disana karna dia ikut bang dito. Dia juga kuliah disana bang dito udah daftarin dia di salah satu universitas yang ada disana"

Rasya menunduk.

Puk.
Juna menepuk bahu rasya, juna tau apa yang kini tengah rasya rasakan.

"Gue harap lo gak putus asa buat dapetin cintanya viana rasy, gue yakin Viana punya perasaan yang sama sama lo"

Rasya tersenyum. Walau sebenarnya sakit tapi, dia juga harus ngerti sama keputusan bang dito.

Viana upp😇😇

Jangan lupa VotMent😉

Bye bye👋👋

Tentang Hati (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang