Chapter 15

128 6 0
                                    

Ke 5 remaja SMA kini tengah membelah jalanan kota bandung, mereka tidak peduli walaupun sudah malam keinginan mereka cuma satu, mencari Viana.

Arya sedang fokus menyetir didepan dan ada deniya duduk disampingnya.

Sisanya dibelakang duduk dikorsi penumpang.

Jalanan kota bandung tidak begitu ramai melihat waktu yang ditunjukan sudah hampir tengah malam.

Paling hanya ada beberapa pengendara yang masih berlalu lalang.

"Semoga Viana gapapa" gumam deniya matanya fokus memandang keluar jendela mobil

"Viana kemana ya? Sumpah gue khawatir" lirih aulia. Memang disini yang paling lebay cuma aulia.

"Aduh.. aulia sayang jangan sedih dong.. nanti aku jadi ikut sedih nih" celetuk agam yang duduk disebelah aulia.
Menyebalkan.

"Muka lo biasa aja bisa gak gam? Jijik gue liatnya" tukas miko

"Suka suka gue lah, muka muka gue napa lo yang sirik" sahut agam tak mau kalah

"Lo berdua bisa diem gak?" Tanya arya tanpa menoleh

"Santai dong ar, mukanya jan nakutin gitu.. serem gue liatnya" ucap miko

"Tau. Muka lo udah serem jan diserem-seremin" timpal agam

Arya menghembuskan nafasnya masih fokus menyetir.

"Ul, kamu gapapa kan sayang?" Tanya agam. Aulia menoleh, matanya melotot ke agam

"Sayang sayang pala lu peyang!" balas aulia sewot

"Jangan galak-galak dong ul" ucap agam dengan pupy eyes nya

"Lo kalo gak mau diem, gue turunin disini mau?" Itu deniya yang mulai merasa jengah dengan agam

"Iya iya gue diem" sahut agam. Bukan apaapa dia takut kejadian dulu ke ulang lagi.

Waktu itu pas kelas kelas 11 agam pernah diturunin ditengah jalan gara-gara dia nyanyi-nyanyi gak jelas didalam mobil.

Kejadiannya pas mereka pulang dari rumah aulia setelah belajar kelompok.

Namun agam dengan suara beratnya bernyanyi tidak jelas dan berisik.

Kalo suaranya enak sih gapapa. lah ini, fales.

Jadi yah.. sekarang agam lebih memilih diam dari pada diturunin dijalan dan pulang jalan kaki.

"Lo diem karna lo takut diturunin dijalan kan gam?" Celetuk miko dengan nada bercanda

"Gam.. gam.. cemen banget lo jadi cowok" timpal agam

"Diem lo!" Agam sewot.
.
.
.
.
.
.
Viana sedang berjalan ditrotoar seorang diri. pandangan nya kosong, kakinya pun ntah akan menuju kemana.

Pikirannya selalu berputar tentang Rasya.
Jelas saja, dulu dia memaki-maki Viana dan menjalin hubungan dengan Nova.

Tapi mengapa sekarang malah Rasya meminta maaf pada nya? Apa dia ingin menjebak Viana?

Ah.. sangat membingungkan.

Saat Viana sedang melamun tiba-tiba ada sorot lampu yang menyilaukan matanya dan tepat berhenti didepan Viana.

Seketika Viana mulai panik, ia mulai berfikiran negatif.

Namun ketika seorang lelaki turun dari sana viana menatap wajah lelaki tersebut dan menerawang. siapa dia? Hanya itu yang ada diotak viana.

"Via?" Panggilnya

Seketika viana bernafas lega ternyata juna.

Viana langsung memeluk juna dan menenggelamkan wajahnya di dada bidang juna, ada bau maskulin yang melekat pada hoodie juna.

"juna, maafin gue.." lirih viana

Juna yang terkejut karna viana tiba-tiba memeluknya langsung mengulas senyum dan membalas pelukan Viana.

"Gue akan slalu jaga lo vi" batin juna.

"Maaf udah ninggalin lo di mini market, dan buat lo khawatir" ucap viana lagi

"Gapapa vi, emang lo kemana?" Tanya juna

Viana melepaskan pelukannya dan menundukkan kepalanya.

"Gu-gue ketaman gak jauh dari mini market ko, ma-maaf" jelas Viana

"Lain kali jangan kaya gitu ya, gue khawatir sama lo, sahabat-sahabat lo juga sama" ujar juna sembari mengusap puncak kepala Viana.

Viana. Entahlah rasanya nyaman saat juna membelai puncak kepalanya.

Tit.. tit.. tit..

Suara klakson mobil menghentikan kegiatan juna.

"Via..! Lo gapapa kan? gak ada yang lecet kan? Lo gak diculik kan vi? Lo----" ocehan aulia berhenti karna arya menyumpal mulut aulia dengan tisu.

"Kalo nanya satu-satu kali" ujar arya jengah pasalnya telingah arya hampir putus karna mendengar ocehan aulia.

"Aryaaaaaaa!!!" Pekik aulia

Dan tawa yang lainnya pecah karna melihat ekspresi wajah aulia. Imut.

"Sayang jangan nangis dong" itu agam

Aulia melotot pada agam, namun agam malah menunjukkan cengir kudanya.

"Vi, lo gapapa?" Tanya deniya

"Gue gapapa kok, maaf ya udah buat kalian khawatir"

"Gapapa kok vi, kaya sama siapa aja" ujar miko

"Yaudah mending kita pulang udah malem" ujar

"Ayo, lo anterin viana ya jun, bang dito lagi gak ada soalnya" pesan arya pada juna

Dan hanya dibalas anggukkan oleh juna.

Kalo kalian tanya miko dimana.. dia udah molor di mobil arya.



Viana upp😇😇

Jan lupa votment ok👌
Biar aku semangat buat upp laginya😭

Share juga ke temen-temen kalean buat baca Novel "VIANA"

Oke bye bye👋👋😚

Tentang Hati (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang