Chapter 42

183 9 1
                                    

Viana terdiam melihat bayangannya dicermin. Penampilannya sangat kacau, rambutnya berantakan, mata yang sembab, pipi dan hidungnya pun memerah.
Ia sekarang berada diapartemennya, dia sendirian.

Viana melihat pergelangan tangannya.
"Jam 7? Berati gue udah nangis selama 6 jam? Bodoh banget sih lu Vi" viana hanya bisa merutuki dirinya sendiri atas apa yang ia lakukan sekarang. Seperti orang bodoh

Tadi siang, adalah peristiwa yang paling buruk yang pernah Viana alami. Bagaimana tidak? Rasya, lelaki yang sangat ia Cintai mengingkari janji yang ia buat sendiri. Laras, sahabatnya yang sudah ia anggap sebagai adik sendiri dengan teganya menusuk dirinya dari belakang. Dan satu lagi, leon, sahabatnya malah menyembunyikan tentang hubungan rasya dan laras.

Sekarang, viana sulit untuk mempercayai orang-orang yang ia anggap sebagai sahabat.
'Satu kali dibohongi. maaf mungkin setelah ini saya tidak akan percaya lagi dengan anda, meskipun ucapan anda benar' itu prinsip Viana

Untunglah tadi siang kak reina datang, itu membuat Viana lega.

Kak reina yang meluruskan semuanya, laras yang menyetujui jika satria membawa wulan untuk menghabiskan waktu berdua. Ya walaupun wulan sedikit tidak percaya jika satria adalah ayah kandungnya. Tapi setelah dibujuk oleh juna dan yang lainnya wulan akhirnya mua pergi bersama satria.

Dengan catatan jam 8 malam wulan harus sudah diantarkan pulang oleh satria.

Begitupun masalah Viana dengan Rasya, ka reina lah yang menengahi antara masalah mereka. Meski Sedikit rumit, karna laras terus saja berkomentar dan memojokkan Viana.
Sedangkan rasya ia hanya diam!

Dan juga terbongkarnya rahasia leon yang sebenarnya mengetahui jika rasya dan laras menikah, andra dan dito yang memberi tahunya, tapi mereka sengaja menutupinya dari Viana. Dengan alasan ia tidak mau membuat hati Viana sakit.

Dan satu fakta lagi yang membuat Viana kecewa, ternyata abangnya, dito. Telah mengetahui jika rasya dan laras menikah, jauh sebelum leon dan dirinya tahu.

"Jadi ini alasan bang dito buang hp aku?" Gumam viana dengan suara serak khas seperti orang habis menangis

Air mata Viana kembali menetes. Hatinya benar-benar hancur.
Masalah dengan rasya dan laras belum selesai, karna tadi siang laras langsung menarik tangan rasya untuk pergi dari sana.

"AHHHH GUE BENCIIII!!!!!"

BRAKKKM

Viana memukul cermin didepannya, tak pedulu jika tangannya mengeluarkan darah. Keadaan Viana saat ini sangat kacau!.

Disisi lain satria dan putrinya-wulam tengah menghabiskan waktu disebuah taman yang sangat indah.
Mereka hanya berdua.

"Papa ini benelan papanya lan?" Tanya wulan disela-sela kegiatan memakan permen kapasnya

Satria yang mendengar pertanyaan wulan tersenyum dan mengelus kepala wulan.
"Iya sayang. Maaf papa baru datang sekarang, maaf" jawab satria, matanya berkaca-kaca

'Papa nyesel nak udah ninggalin kamu sama ibu kamu waktu itu. Maafin papa ya nak, seandainya dulu papa gak ninggalin kalian berdua, mungkin semuanya gak kaya gini. Papa nyesel' batin satria

"Loh kok papa nangis?" Pertanyaan  wulan membuat satria tersentak. Satria dengan segera menghapus air matanya yang mengalir

"Papa kenapa nangis? Halusnya papa seneng ketemu sama lan, anak papa" ucap wulan membuat satria tersenyum,

"Iya sayang papa seneng ketemu sama wulan, papa sayang wulan" ujar satria sembari memeluk wulan

"Papa janji gak bakal ninggalin kamu lagi sayang, papa janji" batin satria

Tentang Hati (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang