Chapter 31

119 7 2
                                    

Suasana kantin masih ramai, banyak mahasiswa/i sedang menikmati makanan mereka secara bergerombol di meja-meja yang sudah disediakan pengurus kantin.

sudah dipastikan, semua isi meja ramai dengan makanan mereka ples obrolan yang mungkin menurut mereka asik.

Beda dengan meja dibagian paling pojok sebelah kanan.
Meja terlihat begitu sunyi, tidak ada yang mengeluarkan ocehan-ocehan receh seperti biasanya.

Sudah hampir 10 menit mereka diam. Semuanya sibuk dengan fikirannya masing-masing.

"Jadi gimana sekarang?" Tanya agam yang mulai gelisah tentang hubungan persahabatannya yang dalam keadaan renggang

Semua yang ada dimeja tersebut menatap agam.

"Gimana rasy?" Tanya miko

Rasya hanya mengedikkan bahunya.
Membuat semuanya menghembuskan nafas kasar.

"Gue gak nyesel udah nyelamatin laras waktu itu. tapi, gue nyesel udah bolehin dia masuk bagian dari kita lagi" ujar juna sembari menatap kosong ke arah taman yang tepat berada disamping kantin

"Gue setuju sama omongan lo jun" sahut arya

"Gue gak mau tau rasy, pokoknya persabatan kita jangan sampe hancur cuma gara-gara cewek ular itu!" sarkas arya sembari menunjuk wajah rasya

"Mendingan sekarang lo!" Tunjuk agam

"Minta maaf ke aulia ples deniya. Gue gak mau tau" lanjut agam

"Lo pada bisa gak sih gak nyalahin gua" ucap rasya dengan nada datar

"Perasaan gue terus yang disalahin" lanjut rasya

Membuat miko menggeram marah.
"Apa lo bilang rasy? Lo terus yang disalahin? Kan emang lo yang salah! Coba dulu lo gak nikahin cewek biadab itu, pasti gak akan kaya gini jadinya! Makanya punya otak itu dipake bego!. Seharusnya lo mikir dulu sebelum ambil tindakan, biar gak salah nantinya. Sekarang apa? Cewek sialan itu adu domba kita kan?! Sampe lo berani bentak cewek, parahnya lagi itu sahabat lo sendiri. Dulu Viana, sekarang?!.
Sumpah gue muak liat muka cewek sialan itu, pokoknya gue gak mau ketemu sama cew-----"

Bugh.

Ucapan miko terhenti karna tiba-tiba rasya memukul rahang sebelah kiri miko, membuat miko tersungkur ke lantai.

Dan sekarang mereka menjadi pusat perhatian seluruh penghuni kantin.

"Jaga ucapan lo ya! Laras gak kaya apa yang lo bilang! Kenapa sih lo lo pada nyalahin dia?! Dia gak seperti apa yang kalian bilang!" Suara rasya naik satu oktaf.

Miko yang tersungkur pun memberikan senyum meremehkan.
"Ternyata bener, lo udah mulai cinta sama laras, buktinya lo sampe mukul gue kaya gini" ucap miko menekankan kata cinta pada ucapannya.

Rasya terdiam mendengar ucapan miko.

"Lo kenapa sih?! Gak biasanya lo sampe emosi kaya gini. Bukan rasya banget" ucapan agam membuat rasya semakin terdiam

"Rasy, mending lo pulang. Pikirin semua yang udah lo perbuat hari ini, dan jangan lupa lo minta maaf ke aulia dan deniya" ujar juna menengahi keributan yang telah dibuat rasya

"Kita pulang rasy, biar gue yang anter" ucapan arya membuat rasya mengangguk dan beranjak dari kantin kampus mengabaikan bisik-bisik para mahasiswa/i yang menyaksikan keributan tadi.

"Ko, kita ke rumah sakit buat obatin luka lo, dan sekalian tebus obat buat nenek lo" ucap agam sembari mengukurkan tangannya.

"Gue ikut" ujar juna

Membuat agam dan miko mengangguk.

Mereka pun pergi meninggalkan kantin menuju mobil juna untuk pergi ke rumah sakit.

.
.
.

"Ih.. kesel gue. Kenapa harus hari ini sih?! Batal deh rencana gue" ucapan itu sudah keluar dari mulut Viana untuk kesekian kalinya.

Yang mendengar dumelan Viana hanya bisa menghembuskan nafas kasar.
"Lo bisa diem gak sih Vi? Kuping gue sakit denger dumelan lo" kesal fajar yang duduk disamping Viana

"Bacot" sahut viana

"Kalian berdua bisa diem gak sih?! gue lagi deg-degan nih" omelan itu datang dari leon

Mereka. viana, leon dan fajar sedamg berada dirumah sakit harapan untuk menerima panggilan dari dokter spesialis mereka masing-masing

Viana sudah selesai, dan dia diterima disini sebagai doktek spesialis rahim atau kandungan.

Fajar? Dia sama, dia juga sudah menjalani tes tadi dan berhasil.

Dan sekarang tinggal leon, ia menunggu dokter ilyas, dokter spesialis bedah.

Sudah hampir 30 menit mereka menunggu dokter tersebut diruang tunggu yang telah disediakan.

"Sumpah, tuh dokter lama banget sih?!" Kesal Viana

"Sabar" ucap leon

Selang beberapa menit.

"maaf telah membuat kalian menunggu lama" ujar dr. Ilyas

Membuat ketiganya mengangguk.

"Leon adinata? mari masuk" ajak dr. Ilyas kepada leon untuk masuk kedalam ruangannya

Leon pun beranjak mengikuti dr. Ilyas masuk ke dalam ruangan dr.ilyas

Viana dan fajar menunggu didepan ruangan dr.ilyas. sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

Miko bermain game online.
Viana? Memilih membaca novel di salah satu apl yang ada diponselnya.










EKHEM...

VIANA UPP LAGI NIH HEHE😆😆

SATU KATA BUAT RASYA???

JANGAN LUPA VOTMENT YA😉😉




Alfiyanah (mantannya j-hope😆)

Tentang Hati (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang