"Sayang? Anak Ayah?!" Ujar Ayah dengan ketakutan sambil berlari membututi kasur rodaku.
Aku masih berada tepat di atas ranjang ini, ranjang yang sangat tidak mengenakkan dengan kondisi belum sadarkan diri.
"Bapak mohon kiranya menunggu di luar. Kami akan melakukan yang terbaik untuk anak bapak." Perintah salah satu suster.
Di luar ruangan yang sedang kutempati, Ayah sedang menunduk kaku, sambil berkomat-kamit. Sepertinya Ayah sedang mendoakanku supaya keadaanku membaik.
Tidak lama kemudian, tangisan Ayah juga diikuti oleh tangisan Andini yang baru saja tiba."Om?" Sapanya kaku.
Ayahku sama sekali tidak merespon kedatangannya. Sepertinya Ayah sangat khawatir dengan keadaanku. Dan Andini memilih duduk di sebelah Ayahku dan tidak mengeluarkan sepatah-katapun saat ini.Dua puluh menit telah berlalu, sekarang arloji di tangan Ayah menunjukkan pukul 16.30 menit.
'Krekkk', terdengar suara pintu ruanganku berbunyi yang disusuli kepergian Bu dokter.
"Pak Xeo?" Ujar Bu dokter.
"I-iyah Bu?" Jawab Ayah dengan kaku sambil menghapus air matanya, kemudian berdiri tepat di depan Bu dokter, Andini pun ikut berdiri tepat di belakang Ayahku.
"Bisa Bapak ikut saya sebentar?" Tanya Bu dokter kepada Ayah.
"Bisa Bu!" Jawab Ayah.
"Dan kamu gadis kecil, kamu boleh temanin sahabat kamu di dalam sana, tapi jangan berisik yah?" Lanjut Bu dokter kepada Andini.
"Baik Bu." Jawab Andini, kemudian Andini masuk ke dalam ruanganku, sedangkan Ayah tengah mengikuti langkah berat Bu dokter.
Tidak lama kemudian, Andini sudah berada tepat di sampingku."Lex? Alex? Kumohon, cepat siuman. Hayo lah, mana Alex yang sangat kuat? Aku Andini Lex! Bagunlah kumohon!" Ujar Andini sambil menangis terisak-isak dan memegangi tangan kananku.
Sedangkan Ayah dan Ibu dokter, mereka sedang membicarakan tentang keadaanku.
"Begini Pak Xeo, sebenarnya benturan di kepala anak Bapak sangat keras, sehingga kepala Alex mengeluarkan darah yang begitu banyak. Dan kebetulan darah anak Bapak, termasuk cukup langka di sini. Tapi Bapak tidak usah khawatir, karena rumah sakit kami mempunyai 5 stok kantong darah yang kebetulan sudah kami tes dengan darah anak bapak, saya sangat bersyukur karena darah tersebut cocok dengan darah anak Bapak. Dan darah yang dibutuhkan oleh anak Bapak sangat pas dengan darah yang kami punya. Kemungikan setelah ini kami akan mendonorkan darah tersebut secepat mungkin ke tubuh anak Bapak. Jadi pesan saya, setelah ini jaga Alex dengan baik-baik, jangan sampai kejadian seperti ini terulang kembali, karena setelah ini, rumah sakit kami tidak mempunyai stok darah seperti Alex, kalaupun ada, itu membutuhkan jangka waktu yang lama untuk kami mendapatkan stok darah seperti Alex." Ujar Bu dokter dengan hati-hati.
"Iyah Dok, terimakasih atas semuanya." Jawab Ayah lesu sambil mengeluarkan nafas beratnya.
"Dan saya punya kabar gembira satu lagi, sebelumnya saya minta maaf, karena berita ini seharusnya saya sampaikan satu hari yang lalu." Ujar Bu dokter.
"Iya gak apa-apa Bu. Sebenarnya berita gembiranya apa yah?" Tanya Ayah.
"Berita gembiranya, bahwa hasil diagnosa kemarin menyatakan, kalau kanker otak yang Bapak terima selama ini, sudah berhasil hilang sampai akar-akarnya!" Jawab Bu dokter penuh kebahagiaan, karena salah satu pasiennya sudah bebas dari penyakit yang sangat mengancam nyawa manusia.
"Ini serius? Syukur kalau gitu. Terimakasih tuhan atas semua karunia-mu!" Jawab Ayah sambil menangis haru.
"Selamat yah Pak. Habis ini Bapak dan Alex harus tetap menjaga kesehatan!" Ujar Bu dokter sambil mengulurkan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Look At Me!!!
RandomSemuanya berubah dalam seketika, saat aku menghadapi kenyataan-kenyataan yang begitu pahit! Direndahkan? Disepelekan? Tidak dianggap? Diacuhkan? Dicaci? Sudah biasa aku terima. Menyakitkan? Jelas, tapi inilah rintangan hidup bukan? Yang harus kita h...