Polisi sudah mengurus semuanya.
Rio tengah berada di dalam sel penjara dekat rumah Andini.
Aku masih duduk di atas tempat kasurku sendiri.
Aku masih ketakutan.
"Ayah..." Hatiku bicara sendiri.
Kepalaku terasa jauh lebih berat, seperti ada yang menghelus nya dengan lembut.
"Maafkan Ayah tidak bisa membantumu saat itu sayang! Ayah minta maaf, setelah ini Ayah akan kembali ke alam Ayah sendiri untuk selamanya! Karena tugas Ayah sudah selesai"
"Tapi Yah?" Tuturku perlahan disendat oleh tangisku.
Leo langsung berlari menghampiri ku.
"Ada apa?"
Aku langsung memeluk Leo dengan erat. Kutarik bajunya dengan kuat, "Leo...... Arghhh!!"
"Iya ada apa sayang?" Ditangkupnya wajahku.
"Ayah.... Ayah..... Ayah...."
"Cupcupcup, aku di sini akan menggantikan Ayahmu okeh? Tenangkan dirimu, kamu tidur oke?"
"Gak! Aku mau nya Ayah!" Gelengku cepat.
Leo tetap menidurkan ku di atas kasurku. Dihelusnya perlahan rambutku. "Batinmu kecapek an, kamu perlu istirahat."
"Leo, aku mau Ayah!" Aku meremas selimutku dengan keras. "Kenapa Ayah pergi? Katanya Ayah janji bakalan ngejaga aku terus, kalian semua emang gak bisa dipercaya!" Lanjutku mencaci semuanya.
Leo hanya bisa terdiam, ia lebih memilih keluar dari kamarku. Ia turun ke bawah, dan masuk ke wc.
'Prakkk!!!' Leo memecahkan kaca di kamar mandi ini.
Dia menangis sejadi-jadinya. "Aku telah gagal menjadi seorang cowok! Menjaga Mamaku sendiri tidak bisa, dan sekarang wanita ku!"
Leo terduduk. Ditenggelamkannya kepalanya di dalam lututnya. Leo menangis sejadi-jadinya.
"Nak..."
"Ma! Leo capek huwaaaaa!!!!!" Leo ingin menggapain tubuh almarhum mamanya, tetapi percuma.
"Ke-kenapa Leo gak bisa menjaga orang yang Leo sayangi? Kenapa ma?!"
"Bangun Nak!"
Leo berdiri...
"Senyum nya mana sayang?"
"Leo bukan anak kecil lagi ma!"
Arwah mama Leo tersenyum manis. "Kalinat yang barusan kamu ucapin, kenapa tidak kamu berlakuin di keadaan kamu sekarang Nak? Kamu sudah dewasa, menyesal bukan cara menyelesaikan masalah. Berdiri, lihatlah, dan hadapilah masalahmu! Kamu itu berguna, sangat berguna. Temani lah Alex, jaga dia!
"T-tapi.." Arwah mama nya Leo sudah tidak ada lagi.
Hari-hari telah berlalu. Ku isi hariku dengan rajin pengecekan dan perawatan. Sedikit demi sedikit aku akhirnya sudah dinyatakan sembuh total. Ya sembuh total. Aku sekarang juga sudah kerja, mewarisi perusahaan Ayah dulu.
Leo sekarang juga tengah sibuk dengan kerja nya. Hingha Ia sulit membagi waktunya dengan diriku.
Terkadang aku senang atas kesibukannya ini.
Sedangkan Andini, ia tengah kuliah di luar kota bersama Rean. Mereka memutuskan untuk kuliah satu kampus di Kota Jogja.
Sedangkan aku dan Leo sepakat kerja di kota ini.
Masa lalu yang pahit, tidak ku lupakan, tetapi ku jadikan sebagai pelajaran n motivasiku.
Saat ku sedang asyiknya bekerja, tiba-tiba ada sms dari sahabat ku, Andini.
"Lex! Ada berita hot! Itu yang sering bully kamu, akhirnya masuk penjara!" Yang dimaksudkan oleh Alex adalah Gloria.
Aku membalas sms-nya. "Kok bisa An?"
"Katanya sih korupsi, tapi gak tau juga deh. Eh tapi btw aku seneng banget deh, rasanya mau samperin dia ke penjara trus ledekin dia hahaha." Tampak sekali ketikan Andini penuh dengan rasa amarah.
"Gak boleh gitu. Makasih yah info nya, aku mau lanjut kerja dulu. Dadah."
"Oke cemungut!"
Hingga akhirnya, yang jahat akan mendapatkan juga balasannya.
Ku melanjutkan keaktivisan ku di kantor. Hingga sekretaris ku datang.
Tok tok tok...
"Ya masuk." Perintah ku.
"Ini Bu..." Perkataannya berhenti.
Aku keheranan. "Kenapa Siska?"
Siska menunjuk ke hidung ku sambil ketakutan.
Aku sontak memegang hidungku. Dan ternyata... Darah.
"Ini mungkin mimisan biasa kok." Ujar ku menangkan diri ku dan Siska.
"Coba Ibu ke rumah sakit dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Look At Me!!!
RandomSemuanya berubah dalam seketika, saat aku menghadapi kenyataan-kenyataan yang begitu pahit! Direndahkan? Disepelekan? Tidak dianggap? Diacuhkan? Dicaci? Sudah biasa aku terima. Menyakitkan? Jelas, tapi inilah rintangan hidup bukan? Yang harus kita h...