Hari Terakhir

3 0 0
                                    

"Syukur hahaha." Tepuk Rean dengan lembut di bahunya Leo.

"Hahaha thanks yah bro!" Balas Leo dengan menyalami sobatnya itu.

"Salut gue sama lu, juara bertahan di sirquit manapun." Pujinya.

"Bisa aja lu." Jawab Leo sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal itu.

"Gimana keluarga?"

"Yan? Jangan bahas itu, lu tau kan?"

"Sory bro, jadi? Duitnya bakalan tetap lu beliin rumah?"

"Yup, di sana gue bakalan tinggal sama pembantu setia gue-Bik Yenon." Jawab Leo antara bahagia karena dia bisa membeli rumah atau mendengar kata 'keluarga'.

"Lu kapan pulang? Main-mainlah ke rumah gue!" Canda Leo sambil meninju lembut perut Rean.

"Gue? Santay, gue bakalan pulang bareng lu."

Leo kaget tetapi menandakan ia sangat bahagia, "Gue lagi gak canda." Selidik Leo datar.

"Canda? Gue beneran kali. Kenalin gue sama cewek-cewek ye?" Rengek Rean sambil menyenggol lengan Leo.

Leo terkekeh, "Hahaha dasar mata keranjang."

"Gini-gini gue juga sobat lu dari kecil ye!"

"Lu tinggal di rumah gue gimana?" Tawar Leo yang membuat Rean seolah-olah berpikir keras padahal anak itu tidak pernah serius di situasi apapun.

"Ya mau lah." Jawabnya cepat. "Ngerepotin kagak?" Lanjutnya dengan menyipitkan matanya.

"Hahah untuk sobat gue kayak lu, yah kagak pernah ngerepotin lah."

Balapan kali ini tentu saja dimenangkan oleh Leo sebagai juara satunya, Rean juara duanya dan Doles juara tiganya.

"Hai? Selamat. Gue bangga dengan lu!" Ujar cowok itu dengan Leo sambil menyodorkan telapak tangannya.

"Yoi sama-sama. Gue juga bangga sama lu!" Jawab Leo sambil menerima salaman Doles.

"Doles Rinforges."

"Leo Hargose."

"Gue kagak dikenalin nih?" Cerocos Rean.

"Oh yah, ini kenalin sobat gue-Rean Kersilos.

Doles menjabati tangan Leo dan Rean secara bergiliran.

Doles melepaskan tangannya lalu menempatkan tangannya tepat di sebelah badannya.

"Gue deluan ya?" Pamit Doles buru-buru yang belum sempat dijawab Leo dan Rean.

Di Bandara...

"Kamu dimana? Aku udah nungguin kamu dari tadi!" Kesalku yang belum berhasil mendapati sesosok Leo.

"Coba noleh ke belakang!" Perintah Leo diseberang sana.

Dengan kesal aku pun terpaksa membalikkan tubuhku ke belakang.

"Le--?"

"Hem?" Jawabnya sambil membukakan kedua tangannya lebar lebar.

Aku langsung mendarat di pelukannya. Aku sangat merindukan dia. Banyak sekali kejadian dimana aku selalu terkucilkan saat Leo tidak ada di sini dan Andini yang suka izin karena ada urusan keluarga.

"Anak manja kangen nih sama aku?" Canda Leo sambil membalas pelukanku dan menghelus lembut kepalaku.

"Kamu tau?"

"Apa?"

"Kamu itu sangat menyebalkan!" Ketusku sambil mengerucutkan bibirku.

"Benarkah?"

"Leooooo??!!!" Geramku. "Aku kangen!" Jawabku masih cemberut.

"Juga." Leo melemparkan senyum manisnya ke aku.

Aku baru sadar bahwa ada sesosok cowok yang sedang berdiri menatapi kami berdua yang berada di belakang Leo.

"Leo? Ini siapa?" Tanyaku tak tau.

"Kenalin ini sobat lama aku-Rean Kersilos." Leo memperkenalkan Rean.

Rean lantas maju dan menjabat tanganku, "Rean Kersilos." Ucapnya ramah.

Aku tersenyum kaku, "Alex Groxia." Aku menerima jabatan tangan Rean.

"Rean tinggal di mana?" Tanyaku.

"Oh, aku bakalan tinggal di--"

Leo memotong perkataan Rean , "Dia bakalan tinggal di dekat rumah ku." Jawabnya cepat. "Benarkan sob?" Kode Leo sambil menyenggol lengan Rean.

"Ha? Iya Lex." Jawabnya kaku.

Look At Me!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang