Usil

12 3 0
                                    

"Sebelum aku cerita, tolong bantu aku untuk duduk ya?" Pintaku.

"Ya baiklah Lex." Jawabnya sambil membantuku duduk di atas ranjangku. "Jadi gimana?" Tanyanya kemudian duduk tepat di dekatku.

"Sebenarnya Mamahku telah menjadi seorang Pelacur. Wanita yang sangat aku banggakan, yang sangat aku sayangi telah menjadi seorang Pelacur." Jawabku dengan lesu.

"Kamu yang benar Lex? Jangan canda ya? Ini gak lucu lho sumpah." Jawabnya dengan tidak percaya.

"Iya Yo, aku serius. Jadi, kalau kamu gak bisa menerima kenyataan pahit dalam hidupku, aku rela kok kamu pergi. Juga aku takut kamu bakalan masuk ke dalam hidupku yang penuh dengan kegelapan." Jawabku mengikhlaskan Leo sambil bercucuran air mata di pipiku.

"Lex? Aku sudah janji bukan? Aku tidak akan meninggalkan kamu dikondisi apapun. Mau kamu bahagia bahkan terpuruk sekalipun, aku gak bakal meninggalkan kamu seorang diri." Jawabnya dengan tegas dan dengan sergap, dia langsung memelukku dengan sangat erat.

"Le-leo?" Tanyaku tercekal karena kaget dengan aksi Leo yang tiba-tiba memelukku dengan erat.

"Lex? Apapun masalah kamu, apapun situasi kamu, itu semua akan menjadi punyaku juga, itu semua akan menjadi urusanku juga. Aku kan tetap melindungi kamu, apapun resikonya. Aku berjanji. Jadi, tetaplah menjadi Alex yang ceria." Ujar Leo meredakan rasa cemas terhadap duniaku.

"Tapi Yo? Gloria teman kelasku sudah tahu tentang ini, dan aku tidak tahu dia mengetahui ini darimana. Dan bagaimana kalau dia sampai mengumbar masalah ini ke teman-temanku yang lain? Kamu pindah sekolah saja aku sudah dibully habis-habisan, bagaimana jika ditambah dengan ini?" Balasku dengan penuh alasan sambil membalas pelukan Leo yang sangat menenangkan perasaanku.

"Kamu gak usah takut. Nanti waktu kita SMP, aku bakalan usahain supaya aku, kamu dan Andini sekelas nantinya. Supaya banyak yang ngejagain kamu. Juga kalaupun tidak sekelas, itu bukan berarti aku tidak bisa menjaga kamu. Kamu tahu kan, kalau aku adalah anak motor? Jadi aku banyak kenalan anak brandalan." Jawabnya dengan enteng.

"Tapi kamu bakalan janji? Jangan menyelesaikannya dengan kekerasan?"

"Kalau itu sih gak pasti. Lihat aja dulu kedepannya, kalau mereka kelewatan, ya terpaksa deh aku harus begitu." Jawabnya sambil melepaskan tubuhku dari pelukannya sambil menghelus lembut bahuku. "Yang pasti, aku kan tetap menjaga kamu." Lanjutnya sambil menghapus kembali air mataku.

"Makasih ya Yo. Kamu memang sahabat cowok yang sangat setia kepada ku." Ujarku dengan haru.

"Iya sama-sama." Jawabnya dengan sedikit kaku dan melepaskan tangannya dari pipiku.

'Sebatas sahabat cowok ya? Padahal aku mau nya lebih dari itu Lex! Cobalah untuk mengerti semua perkataanku, semua perbuatanku ke kamu! Apa itu semua belum cukup untuk memberitahukan rasaku yang sebenarnya ke kamu?!' Kesal Leo dalam hati sambil menghadap ke bawah.

Dia sama sekali tidak berani menampakkan air matanya yang tengah jatuh di hadapanku.

"Yo? Kamu kenapa nangis?" Tanyaku sambil menegakkan kepala Leo dan mengelap pipinya dengan tanganku yang halus.

Leo yang kaget dengan perbuatanku malah membuat dia semakin menangis dan untuk ke dua kalinya dia memelukku lagi.

"Aku gak apa-apa." Jawabnya bohong sambil mengelap pipinya yang basah dengan kasar."Boleh aku tanya sesuatu?" Lanjut Leo sambil melepaskan pelukannya di tubuhku.

"Iya apa?" Tanyaku balik.

"Kalau aku nembak kamu untuk jadi pacar aku gimana? Kamu terima gak?" Tanya Leo.

Look At Me!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang