"Leo kemana sih?" Gerutu Alex.
"Ciee yang kangen sama Leo." Rayu Andini.
"Apaan sih An? Kan aku tanya aja." Jawab Alex dengan kesal.
"Iya deh iya hehe."
'Tok tok tok' terdengar ada yang mengetuk pintu ruangan Alex.
"Pasti Leo!" Jawab Alex dalam hati penuh semangat.
"Iyah, sebentar." Jawab Andini sambil membuka pintu.
"Alex? Ayah minta maaf kepada kamu ya sayang?" Ujar Ayah sambil berlari dengan tergesa-gesa menghampiriku.
"A-ayah? Ayah kenapa begini dan menangis?" Angkat kepalamu Ayah!" Jawabku keheranan. "Dan dimana Mamah?" Tanyaku.
"Sebenarnya, Ayah sudah pernah mengajak dia ke sini, tapi?..."
"Tapi apa Yah?!" Potongku.
"Tapi dia tidak mau. Dan sebenarnya yang menabrak kamu adalah Mamah kamu sendiri." Jawab Ayah lirih.
"A-ayah gak lagi bercanda kan?" Seketika air mataku jatuh deras membasahi pipiku.
"Gak sayang. Maafkan Ayah ya?"
"Alex? Kamu harus kuat! Kalo kamu nangis nanti Ayah kamu tambah nangis! Ingat baik-baik Alex! Kamu wanita satu-satunya yang Ayah kamu punya! Jangan cengeng! Kamu harus tampak kuat walaupun sebenarnya hati kecilmu sedang menangis deru! Jangan memperlihatkan semua kesedihanmu!" Hati kecilku berkata seakan-akan menyemangati diriku dan dengan sergap aku langsung menghapus air mataku.
"Ayah? Lihat aku! Aku-sudah-bahagia-melihat-kau-ada-di-sini." Jawab ku jelas. "Mamah? Aku akan menghargai dia karena dirimu! Dan? Jika dia sudah tidak mau memiliki kita? Maka kita harus menerima keputusan beliau bukan? Aku tidak apa-apa jika beliau tidak mau memiliki anak sepertiku lagi, tetapi asalkan engkau selalu di sini Yah! Menemaniku!" Ujarku dengan hati-hati.
"Kamu tidak apa-apa sayang?" Tanya Ayah memastikan.
"Iyah Ayah! Aku beneran tidak apa-apa kok!" Jawabku tegas sambil tersenyum lebar.
"Terimakasih putri kecilku." Jawab Ayah sambil memelukku dengan erat.
'Brakkk.' Terdengar suara orang tergesa-gesa menabrak pintu ruanganku.
"Hai Alex." Sapa Leo dengan ekspresinya yang tidak bersalah.
"Leo! Kamu ini! Lihat tuh Alex sama Ayahnya lagi ngapain!" Ujar Andini dengan ketus.
"Oh iya maaf, kan aku gak tahu." Jawab Leo dengan nada pelan.
"Mangkanya yang sopan!"
"Iya deh maaf."
"Eh ada Nak Leo." Ujar Ayahku kepada Leo sambil melihat-lihat bawaan Leo, tapi tidak menghiraukan bawaan Leo sama sekali.
"Heheh iya om." Jawab Leo sambil menyalami Ayahku.
"Om titip Alex yah Andini? Leo? Om ada meeting sebentar lagi." Pinta Ayahku sambil melihat arloji yang berada di tangan kirinya.
"Okee siap om!" Jawab Leo dengan penuh semangat.
"Baik om." Jawab Andini ramah.
"Ayah pamit ya sayang?" Pamit Ayah sambil mengecup manis keningku. "Cepat sembuh sayang." Lanjut Ayah sambil pergi meninggalkan kami bertiga.
"Alexxx??? Ciee masih ngambek." Rayu Leo.
"Apaan sih!" Jawabku ketus.
"Nah coba lihat aku bawa apa?" Ujar Leo sambil mengulurkan kotak yang dia bawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Look At Me!!!
RandomSemuanya berubah dalam seketika, saat aku menghadapi kenyataan-kenyataan yang begitu pahit! Direndahkan? Disepelekan? Tidak dianggap? Diacuhkan? Dicaci? Sudah biasa aku terima. Menyakitkan? Jelas, tapi inilah rintangan hidup bukan? Yang harus kita h...