Beberapa menit yang lalu…
Theressa lari menjauh dari Raizar seraya meneteskan air matanya, ia sebenarnya ingin sekali membantu Raizar. Tetapi, Theressa sadar betapa lemahnya dia.
Ia tidak seperti Raizar yang masih bisa berdiri dengan tegak tanpa ketakutan walau didepannya bisa menjadi penyebab kematiannya dan Theressa tidak mempunyai kekuatan yang dapat mengalahkan orang yang menyerupai seorang Dewi sekaligus. Namun disisi lain, Raizar tetap melawannya walau persentase kemenangannya sangat kecil.
Yang paling penting bila Theressa ada disana, ia hanya akan menjadi beban karena Raizar tidak bisa sepenuhnya bertarung sambil melindunginya.
Saat Theressa tengah berlari didepannya terdapat kerumunan rakyatnya, dimana salah satunya ada ibu Theressa yang sedang berbicara sesuatu kepada rakyat kerajaan Saphire.
"Putriku…" ucap ibu Theressa melihat putrinya baik-baik saja.
Theressa langsung memeluk ibunya ketika sudah berada didekatnya. Ia berkali-kali berteriak 'mama' sambil menangis dipelukannya.
Ibu Theressa melepaskan pelukannya dan memandangi putrinya itu, apa penyebab Theressa menangis? Itulah hal yang sedang dipikirkan ibunya.
"Ada apa, Theressa?" tanya ibu Theressa.
"Mnhm… mnhm…" Theressa menggelengkan kepalanya, "tidak apa-apa, mama. Ayo kita harus segera pergi dari sini" ajak Theressa yang masih belum berhenti menangis.
Ia mencoba menghapus air matanya, entah kenapa Theressa tidak bisa berhenti menangis. Walau dirinya sudah mencoba untuk tersenyum.
"Jangan berbohong, Theressa…" ibunya Theressa tahu akan putrinya yang sudah terlihatan jelas berbohong, apalagi senyuman itu adalah senyuman palsu untuk menutupi kesedihannya.
"R-ryai dalam bahaya dan aku ingin membantunya, tapi jika aku disana… aku hanya akan menjadi beban untuk Ryai" jelas jujur Theressa seraya menghilangkan senyum palsunya itu.
"Untuk apa kau menyelamatkan, Theressa?" tanya ibu Theressa lagi.
"Aku tidak bisa membiarkannya terbunuh disana!" jawab tegas Theressa dengan nada suara yang lumayan tinggi.
"Kuulangi lagi. Untuk apa kau menyelamatkannya?" tanya ulang ibu Theressa dengan serius dan tatapan mata yang tajam.
"Ka-karena aku menyukainya! A-aku mencintai Ryai!" ucap jujur Theressa dari lubuk hati yang paling dalam.
Ibu Theressa tersenyum kecil karena akhirnya Theressa menemukan pria yang dapat membuatnya bahagia selamanya.
"Syukurlah…" ujar ibu Theressa dengan senang.
Theressa terkejut akan reaksi ibunya itu. Ia akan mengira bahwa ibunya akan melarangnya.
"Maka ada satu hal yang harus kau lakukan, Theressa…" lanjut ibu Theressa, "selamatkan dia" ucapnya dengan senyuman kecil seraya menaruh kedua tangannya pada masing-masing pundak dari Theressa.
"Ta-tapi…"
"Yakinlah terhadap perasaanmu itu dan percayalah pada jalan yang kau ambil" ibu Theressa berusaha menghilangkan keraguan di Putri nya itu.
"Carilah satu kebahagiaan yang akan membuat hidupmu bahagia selamanya…, cinta."
Seketika itu Theressa teringat akan ucapan yang pernah Raizar katakan padanya.
Berbekal itu, Theressa akhirnya dapat menghilangkan keraguan serta ketakutannya selama ini.
"Aku pergi dulu, mama!"
KAMU SEDANG MEMBACA
I am The Game Master : Trapped In My World [ONGOING]
Fantasy[Status : Ongoing] [Original Story - First Novel] Kirihara Ryai adalah seorang ahli game atau biasa disebut "The Game Master". Gelar yang ia raih bukan tanpa sebab karena Ryai selalu menjadi Top Player No 1 dalam setiap game yang ia mainkan. Dala...