Chapter 8 : Brig, The God of War

2.3K 216 25
                                    

Pria botak yang tengah di cekik lehernya oleh Raizar hanya diam membisu bahkan dia tak membuat suara erangan sedikit pun, seperti dia telah diperintahkan untuk diam dan tutup mulut apapun yang terjadi padanya.

Tatapan Raizar semakin marah akan pria botak itu, ia mengatahui bahwa pria botak itu ada sangkut pautnya dengan hilangnya Thalia. Bisa jadi pria botak itu adalah salah satu anak buah orang yang menyuruhnya menggantikan Thalia saat diculik.

Raizar semakin kesal dan marah kepada orang botak itu karena tetap diam membisu, walau telah ia tanya berkali-kali. Raizar langsung mengangkat pria botak itu dengan masih cekikan di lehernya hingga kakinya mengambang di atas lantai. Pria botak itu diangkat Raizar hanya dengan menggunakan satu tangannya saja yang kini tengah mencekik lehernya.

Raja, panglima, perdana menteri, komandan dan para bangsawan hanya diam saja. Mereka tidak berani bicara ataupun mendekati Raizar, karena merasakan aura yang gelap dan hawa dingin.

"Sekarang katakan, keparat! Dimana Thalia?!!" ucap Raizar dengan nada yang semakin marah.

"..."

"Baiklah, sepertinya kau masih diam saja. Break Memories!"

Raizar menggunakan sihir tingkat tinggi di job Mage-nya. Dengan itu Raizar dapat mengetahui isi ingatan secara penuh dari targetnya dan dapat memecahkan sihirnya menyegel ingatan dari target itu.

Setelah beberapa menit Raizar mengetahui siapa orang yang telah menculik Thalia dan dimana Thalia sekarang.

Ckleett...

Dengan mudahnya Raizar mematahkan leher orang botak itu, ibarat mematahkan ranting kecil.

Raizar pun melepaskan cekikikan dari tubuh tak bernyawa itu lagi dan ia biarkan tergeletak dilantai dengan mulut yang terbuka

Semua orang di ruang takhta terkejut leher orang botak itu dengan mudahnya dipatahkan oleh Raizar hanya menggunakan satu tangan saja.

Setelah itu Raizar hendak pergi meninggalkan ruang takhta, tiba-tiba ada seorang prajurit berlari dengan nafas yang terengah-engah langsung menuju hadapan raja. Dari raut muka prajurit itu, ia nampak panik dan ketakutan.

Raja dan yang lainnya pun bingung kenapa prajurit itu begitu panik dan tenyata-

"Mohon maaf, Yang Mulia. Ada berita penting yang harus saya sampaikan kepada Anda" ucap prajurit itu dengan menghormati rajanya.

"Katakanlah" jawab sang raja.

"Kerajaan kita akan diserang oleh lebih dari 10.000 pasukan, mereka dipimpin oleh seorang pria berotot, memiliki tatto di sekujur tubuh dan memiliki 6 tangan... Dan..." jelas prajurit.

Semua orang terkejut dengan peperangan yang mendadak dan lebih dari 10.000 pasukan telah berada 1 mil dari pintu masuk kerajaan Odelin.

Raizar yang hendak pergi langkah kakinya terhenti karena mendapatkan sebuah informasi penting.

"...dan... Hime-sama berada di sana.." lanjut prajurit.

"APAA?!! Bagaimana Putri ku ada disana?!!" ucap Raja dengan kagetnya.

"Hime-sama... telah menjadi... tawanan, Yang Mulia" prajurit itu begitu gugup saat mengucapkan kebenaran yang menyakitkan bagi sang raja.

Sang raja langsung duduk dengan lemasnya mengetahui anak tercintanya menjadi tawanan perang. Raja menundukan kepalanya dengan tangannya menyangga kepala yang sudah terlihatan berat itu. Ia berpikir keras cara menyelamatkan putri tercintanya dari situasi yang buruk ini, tapi ia juga harus memikirkan nasib kerajaan juga. Karena nyawa rakyatnya adalah tanggung jawabnya.

I am The Game Master : Trapped In My World [ONGOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang