Chapter 18 : Prisoner

1.2K 115 79
                                    

Raizar tidak pernah menyangka ia dapat melihat tubuh sempurna seorang gadis Elf yang indah dan seksi itu, ditambah mukanya yang cantik itu. Namun bagi Raizar, Thalia yang tetap nomor satu untuknya.

"KYAAAAA-Mmmmn?"

Saat gadis Elf itu berteriak, dengan cepat Raizar menutup mulutnya memakai kedua tangannya.

"Dengarkan aku dulu, nona. Aku tidak sengaja jatuh dar-"

Saat berada di jarak yang sangat dekat, Raizar baru menyadari bahwa muka dari gadis Elf didepan nya ini sudah memerah.

"DASAR BEGO!!!!!!!!"

Duaakkk!

Si gadis Elf itu langsung memberikan pukulan keras yang mendarat tepat diwajah Raizar.

Raizar pun langsung terpental ke belakang hingga membuatnya menabrak tembok pembatas dari pemandian itu.

Ketika itu, Raizar pingsan karena terbentur cukup keras di bagian tengkuk lehernya.

####

"Mooo! Apa-apaan pria bego itu?!" ucap gadis Elf dengan wajah yang kesal dan marah.

Ia masih jelas teringat saat dirinya tengah mandi lalu jatuhlah seorang Human dan dia sudah melihat seluruh tubuhnya. Apalagi saat Human itu mendekatinya tanpa ragu, walau ia sedang tidak memakai pakaian apapun.

"Theressa-sama?" ucap seorang prajurit Elf yang sejak tadi berdiri di pintu kamar Theressa.

"Ada apa?!"

Prajurit itu sedikit terkejut dengan balasan dari Theressa yang sedikit dengan nada emosi itu.

"A-apa y-yang kami harus l-lakukan pada H-human itu, Theressa-sama?"

Theressa baru teringat dengan Human yang sudah berani mengintipnya mandi itu. Setelah insiden itu, Theressa  langsung memerintahkan para prajurit untuk memenjarakan Raizar di penjara bawah tanah.

"Tanyakan apa tujuannya datang ke kerajaan ini dan siapa dirinya" perintah Theressa.

Prajurit itu pun pergi menjalankan perintah dari Theressa, namun sebelum dia pergi. Prajurit itu minta ijin untuk permisi kepada Theressa.

Theressa pun duduk didepan sebuah cermin berbentuk oval yang besar. Disitu lah tempat biasanya Theressa untuk merenungkan tentang sesuatu hal atau permasalahan yang sedang ia hadapi.

"Theressa? Kenapa kau kelihatan murung begitu?"

"Mama? Aku tidak apa-apa, Mama. Hanya saja aku tengah memikirkan calon suamiku saja"

Setelah melihat ke arah belakang, Theressa melihat mamanya berjalan kearahnya dengan muka yang sedikit menggambarkan kekhawatiran.

"Apa kau yakin, nak? Bila kau mau, kau tidak perlu menikah dengan pangeran Human itu hanya demi peperangan antara kerajaan ini. Kau tidak perlu mengorbankan kebahagiaan mu untuk kedamaian kita, lagipula peperangan diantara para Elf dan Human sudah sering terjadi" Mama Theressa pun memegang kedua pundak anaknya lalu memejamkan matanya sesaat "carilah kebahagiaan mu sendiri, Theressa."

Theressa tahu kenapa mamanya begitu khawatir, tapi yang terpenting untuk Theressa adalah kedamaian dan keselamatan keluarganya sendiri. Ia rela kebahagiaannya terampas dan mengalami kesedihan karena penikahannya itu.

Theressa tersenyum kecil dan melepaskan pundaknya dari tangan mamanya lalu memegang kedua tangan.

"Aku tidak apa-apa, mama. Ini semua demi kerajaan kita tercinta ini. Kalau sampai kita berperang dengan kerajaan Arltesura, kan banyak dari ras kita yang terbunuh. Bila kita kalah, kita bisa menjadi budak dari para Human itu."

I am The Game Master : Trapped In My World [ONGOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang