Raizar mulai percaya bahwa mereka bertiga bisa memenangkan pertempuran penuh darah ini, karena pasukan Ishima tersisa kurang dari 50 ribu pasukan. Dan selama ini tidak gangguan satupun dari Darius atau Sakura.
Raizar berharap kalau rencananya ini terus berjalan sampai mereka mengalahkan 100 ribu pasukan Ishima tanpa gangguan, terutama dari Darius yang merupakan ancaman terbesar dalam rencananya.
Jdaaarrrr!!
Mendengar suara ledakan dari luar lingkaran bagian kiri, Raizar langsung menoleh kearah itu, karena ia yakin ledakan tadi bukan dari Reika. Ditambah Raizar merasakan hawa keberadaan Dewa dengan bersamaan datangnya ledakan itu.
"Reika...!!!" teriak Raizar dengan lang melesat cepat ke tempat bertarungnya Reika.
Ia melihat dengan jelas kalau Reika sedang dicekik oleh Darius dengan diangkat sampai kakinya tak menyentuh tanah. Raizar tidak percaya bahwa ancaman terbesar langsung datang dan mengacaukan rencananya.
Reika yang tercekik dibuat tidak bisa berdaya sama sekali. Ia tidak bisa melepaskan diri dari cengkraman Darius yang sangat kuat dan menjatuhkan pedangnya ditanah.
Darius yang melihat Raizar mendekatinya tersenyum licik lalu langsung melempar Reika dengan sekuat tenaga kearah Raizar datang.
"Cih!" Raizar langsung memutar balik arahnya dan mengejar Reika yang dilempar oleh Darius.
Ia berusaha secepat mungkin menangkap Reika sebelum dia menyentuh tanah dengan sangat keras. Begitu dekat, Raizar langsung melompat dengan sekaligus menggendong Reika didepan dan mendarat aman.
"Reika, kau baik-baik saja?" tanya Raizar yang melihat Reika batuk-batuk dengan keras.
Ia menduga kalau Darius benar-benar ingin membunuh Reika saat itu juga, tapi entah kenapa dia malah melepaskan Reika saat melihat dirinya datang dengan cepat.
"Uhuk! Uhuk! Uhuk... aku baik-baik saja, Raizar..." balas Reika yang mencoba tersenyum kecil pada Raizar.
"Istirahatlah terlebih dulu, biar aku saja yang mengurusnya..." ujar Raizar yang meletakkan Reika ditanah dengan pelan-pelan sambil tersenyum.
Namun, senyum itu mendadak menghilang ketika Raizar melihat Darius yang tengah tersenyum licik sambil berjalan kearahnya.
"Kau menolong adikmu dengan sangat cepat, Raizar..." ucap Darius memuji lawannya akan tindakan sangat cepat untuk menolong Reika.
"Apa maksudmu? Adikku?" tanya Raizar dengan bingung.
"Aku baru ingat kalau kau kehilangan ingatan tentang duniamu yang sebelumnya, Raizar. Sebenarnya gadis yang kau tolong tadi adalah adik kandungmu sendiri..." jelas Darius yang masih tersenyum.
"Apa yang kau katakan? Jangan mencoba membodo--arghh..." entah kenapa kepala Raizar merasakan kesakitan ketika ingin menolak omongan dari Darius.
Tetapi Raizar menjadi teringat akan kata-kata Reika disaat mereka diperjalanan menuju Ishima yang bilang, kalau dirinya mirip dengan kakak dari Reika. Dan Darius juga berkata kalau Reika adalah adik kandung darinya.
Bisa jadi Darius mencoba membodohi Raizar, tapi lain cerita jika Reika juga berkata hal yang sama padanya. Dia tidak mungkin berbohong dan tidak ada untungnya berbohong seperti itu. Terlebih tangisan Reika waktu itu benar-benar air mata kesedihan serta omongan dari Darius juga terlihat jujur tanpa ada kebohongan.
Namun itu semua belum cukup untuk dijadikan bukti kuat akan kebenaran kalau Reika adik kandung dari Raizar.
"Aku masih belum bisa percaya omongan dari bibir dewa busukmu itu, Darius" ucap Raizar yang langsung bersiap dalam kuda-kuda menyerang.
KAMU SEDANG MEMBACA
I am The Game Master : Trapped In My World [ONGOING]
Fantezie[Status : Ongoing] [Original Story - First Novel] Kirihara Ryai adalah seorang ahli game atau biasa disebut "The Game Master". Gelar yang ia raih bukan tanpa sebab karena Ryai selalu menjadi Top Player No 1 dalam setiap game yang ia mainkan. Dala...