Pagi ini Jungkook bangun dengan gadis yang mendekap tubuhnya. Ia tersenyum tipis, lalu menghela napas pendek.
Lambat laun semua akan terjadi. Rahasia yang ia jaga perlahan terbongkar. Keberadaan Deenan membuat Mommy dan Daddynya marah.
Lantas, bagaimana jika kehadiran Ibu Deenan. Ia semakin bingung berbuat apa. Perasaannya sedang kalut dan cemas.
Bayangan Lisa akan meninggalkannya membuat ia tanpa sengaja mengerang. Lisa membuka kelopak matanya dan menatap Jungkook.
"Um ... apakah ada yang sakit?" tanya Lisa gugup.
"Jangan pernah tinggalkan aku," lirih Jungkook. Ia takut dan Lisa bisa melihat itu. Entah, Lisa melihat ketakutan besar dalam netra pria itu.
"Aku akan selalu bersamamu." Dia menenangkan Jungkook. Menggenggam tangan calon suaminya.
"Terima kasih." Lisa mengangguk.
Dia kemudian beranjak dan bergeas mencuci muka. Ia akan ke kamar Deenan, tetapi baru saja ia membuka pintu, Ibu Jungkook berdiri di sana.
"Mommy," lirih Deenan dengan mata sayu. Lisa gugup ditatap sedemikian oleh Ibu Jungkook.
"Sini, Sayang." Lisa mengelurkan tangan hingga Deenan berada di gendongannya.
"Turunlah untuk sarapan." Ibu Jungkook pergi. Lisa mengusap punggung Deenan.
Dia menutup kembali pintu dan masuk. Ia mendekati Jungkook yang bersandar di kepala ranjang.
"Biasanya dia kalau bangun terlalu pagi pasti habis mimpi buruk," ujar Jungkook yang sangat mengenali putranya.
"Tidur lagi, Nak." Lisa nembaringkan Deenan. Deenan menatap Lisa dengan mata sayunya sampai perlahan ia terlelap kembali.
"Kamu mirip banget sama Deenan," ujar Lisa. Bukan dia yang pertama mengatakan itu, setiap orang yang melihatnya mengatakan hal yang sama.
"Iya, karena dia putraku." Lisa meringis dalam hati. Jungkook sepertinya tersinggung. Ia tidaj bermaksud mengungkit masa lalu pria itu.
"Aku tahu, tetapi lihat bagian dagunya. Emm ... mirip denganku," ujarnya membuat jantung Jungkook berdetak cepat.
"Iya," ujarnya.
"Kata Mom, kita sarapan di bawah. Apakah kamu bisa?" Lisa menatap khawatir wajah Jungkook terlihat bengkak dan memar.
"Bisa, Sayang."
"Deenan kita tinggal di sini. Nanti dia sarapan setelah bangun karena moodnya akan jelek kalau tidurnya terganggu." Lisa mengangguk.
"Aku mau mandi, ta--tapi aku tidak punya baju," ujar Lisa.
"Di lemari Hana banyak sekali bajunya yang masih baru belum dipakai. Nanti aku minta Bibi membawa ke sini." Lisa mengangguk dan masuk ke dalam kamar mandi.
Sementara Jungkook meminta Bibi membawa baju Hana berserta satu set pakaian dalam. Di lemari adiknya yang model itu sudah pasti banyak baju yang belum dipakai.
***
Lisa melucuti pakiannya hingga ia telanjang bulat. Selanjutnya ia berjalan masuk ke Bathup.
"Ahhh segarnya." Ia memejamkan mata.
Lisa memikirkan langkah selanjutnya. Menebak apa yang akan terjadi di bawah. Ia tahu pasti kedua orang tua Jungkook masih marah.
Lagi-lagi semua karena pria itu menyembunyikan Deenan. Kenapa bahkan orang tuanya ia sembunyikan? Apakah hubungan Jungkook kala itu rumit?
Lisa semakin dipenuhi rasa penasara. Apa yang membuat pria itu seolah takut mengungkap kebenaran.
"Semakin aku ingin menerkan semakin banyak pertanyaan yang muncul," gumam Lisa.
Lisa membersihkan dirinya dan keluar mengenakan handuk. Dia melihat Jungkook duduk di sana.
"Masuklah, aku sudah menyiapkan air hangat untukmu," ujar Lisa. Jungkook meneguk ludahnya. Saat ini Lisa begitu menggodanya.
"Baiklah," ujar Jungkook pasrah. Ia segera mandi dan meringis saat lukanya terkena busa.
***
Mereka kini duduk di meja makan. Suasana begitu hening. Kecanggungan terasa saat kedua orang tua Jungkook bahkan tidak menyapa mereka.
"Makanlah," ujar Jungkook saat Lisa melamun. Lisa tersenyum tipis dan mulai menikmati hidangannya.
Sarapan ini tidak diawali dengan percakapan hangat. Kediaman, dan keterbukaman membuat semua menjadi sulit untuk berintraksi.
Setelah sarapan, Jungkook dan Lisa mengekori Irang dan Selly.
"Mom, Dad, Jungkooo benar-benar minta maaf," ujar Jungkook membuat Selly menatapnya sendu. Semarah-marah apa pun seorang Ibu, ia akan tetap lemah kepada putri dan putranya.
"Apakah Deenan anak kalian berdua?"
Deg.
Lisa tersentak dengan pertanyaan Irang. Bagaimana bisa ayah Jungkook mengatakan jika Deenan putranya?
"Bu--bukan," ujar Jungkook terbata-bata.
"Sayang~" Selly menatap suaminya meminta agar ia tidak berbicara sembarangan.
"Lantas siapa Ibu Deenan?" Jungkook menghela napas berat. Lagi-lagi ia akan diberikan pertanyaan serupa.
"Aku. Aku Ibu Deenan."
Deg.
Semua orang terpaku mendengar suara itu. Wanita itu tenang ketika ia ditatap sedemikian.
"Kamu--" Napas Jungkook tercekat. Wanita itu menatap mereka satu per satu.
Ada hati yang tercabik-cabik mendengar pengakuan wanita itu.
TBC
Tinggalkan banyak jejak dan votenya. Hayo siapa wanita itu? 😜😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Bosku Mantanku! || Liskook (TAMAT)
RomanceYADONG 🔞⚠️ Wajib Follow karena bersifat privat! Bagaimana Jika kamu dihadapkan dengan kenyataan pahit? Ketika kamu mencoba bangkit selama 8 tahun karena sebuah luka, kini kamu harus bertemu dengan pembuat luka itu? Lisa, gadis yang memiliki masa...