13

27K 1.5K 183
                                    

Mianhe telat post 😇🙏

Bagaimana rasanya berada di posisi Lisa? Andai saja semalam dia tidak berjanji dan ingat janjinya akan tetap di samping Jungkook.

Pengakuan wanita yang duduk tak jauh darinya membuat hatinya nyeri. Jungkook bahkan tidak membatah dan membenarkan ucapan wanita itu.

"Benarkan dia buka Deenan?" tanya Selly penuh selidik pada Jungkook.

"Hufghh ... Mommy, bisakah tidak perlu dibahas? Siapa pun Ibu Deenan pada akhirnya yang akan jadi Ibunya adalah Lisa." Jawabannya Jungkook membuat wanita itu menatapnya dengan tatapan protes.

"Apa Maksudmu, Kook? Aku Ibu Deenan dan selamanya akan tetap Ibu Deenan," jawab wanita itu.

"Sulhe!" bentak Jungkook membuat Lisa kaget.

"Apa?!" tanya Sulhe dengan menantang, "gadis itu bahkan kastanya sangat rendah. Dia tidak pantas menyandang marga Jung di namanya."

Jungkook berdiri dan menarik tangan Lisa. Ia menatap tajam Sulhe.

"Siapa pun dia, dan apa pun kastanya. Kamu tidak berhak mengatakan dia pantas atau tidak pantas menyandang margaku!" Jujur saja, Lisa tersentuh dengan ucapan Jungkook yang membelanya.

"Aku akan mengambil Deenan jika kamu tetap ingin menikahinya," ancam Sulhe yang kini berdiri dan menunjuk Lisa. Wajahnya merah padam.

"Jangan mencoba mengancamku. Apa pun keinginanku akan aku dapatkan," ujar Jungkook.

Dia menarik Lisa pergi ke kamarnya dan mencari Deenan. Ia akan membawa Deenan dan Lisa pergi.

Sampai di bawah, Sulhe sudah tidak ada. Jungkook pamit pada Ibu dan Ayahnya.

Di perjalanan, Lisa banyak diam. Deenan pun tertidur pulas di belakang.

Helaan napas terdengar dari bibir Jungkook. Dia merasa semakin hari masalahnya semakin banyak.

Sulhe adalah wanita yang satu SMA dengannya. Tentu Lisa pun tahu siapa Sulhe.

Dipikiran Lisa sekarang, benarkah Jungkook dan Sulhe melakukannya? Dia tahu kepergiaan Jungkook bersamaan dengam hilangnya Sulhe.

"Aku tidak tahu apa yang ada dipikiranmu saat ini. Akan tetapi, aku sama sekali tidak menghianatimu." Bibir Lisa tersenyum getir.

Pria itu selalu mengatakan tidak oernah menghianatinya. Lalu, bagaimana ada Deenan jika pria itu setia?

***

Lisa POV

Jungkook ternyata membawaku ke Mansionnya. Dia memarkirkan mobilnya dan turun menggendong Deenan.

Aku mengekorinya dari belakang. Jungkook ke kamar Deenan dannl aku ke kamar Jungkook.

Pikiranku kini dipenuhi dengan kejadian tadi. Kasta? Benar, jika aku dibandingkan dengan Jungkook memang aku tidak pantas.

Apa itu pula alasan Jungkook meninggalkanku dulu? Tidak terasa air mataku menetes.

Saat pintu terbuka aku segera mengusap kasar air mataku. Aku menatap Jungkook yang kini mengunci tatapannya padaku.

Dia mendekat dan menindihku. Tidak banyak kata, dia menyatukan bibir kami.

Ciuman yang menyampaikan perasaan kami berdua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ciuman yang menyampaikan perasaan kami berdua. Tidak terasa air mataku menetes kembali.

Cinta kami kenapa serumit ini?

"Maaf selalu membuatmu menangis," lirihnya. Aku mengusap rahangnya.

"Berapa kata maaf yang kamu butuhkan, akan aku berikan," ujarku, "tolong, cukup jaga hati ini."

Dia mengangguk. Aku tersenyum agar dia tidak khawatir. Rupayanya kebohonganku diketahui.

"Senyummu tidak sampai di mata. Jangan tersenyum palsu di depanku. Tinggalkan topengmu saat bersamaku," pintanya. Aku mengangguk dan terisak sejadi-jadinya.

Tuhan ... aku takut kehilangan untuk yang kedua kalinya. Aku tidak yakin hatiku akan baik-baik saja jika dia pergi kembali.

"Aku tidak sabar menjadikanmu Istriku," ujarnya.

"Aku pun tidak sabar menjadi Istrimu," balasku. Jungkook berbaring di sampingku dan menarikku ke dalam pelukannya.

"Tidurlah, Sayang. Aku tahu kamu lelah." Benar. Aku lelah. Fisik dan batinku lelah akan takdir ini.

Cinta terlalu mempermainkan hatiku. Aku ingin hidup damai. Walau sederhana saja, tetapi kata sederhana itu terlalu sulit untuk aku raih.

Kehadiran Sulhe kini menjadi gangguan dalam hubungan kami. Deenan sendiri ... entahlah, sejujurnya hatiku mencintai Deenan.

"Andai saja Deenan putraku," gumamku. Aku memejamkan mata dan terlelap.

Samar-samar aku mendengar bisikan. Mungkin aku sedang mimpi.

"Aku tidak pernah menghianatimu, Sayang. Sedikit pun tidak."

Aku tersenyum dalam mimpiku yang terasa nyata. Kecupan hangat didahiku membuatku semakin terlelap. Hingga sebelum kesadaranku habis. Suara lembut itu terdengar kembali.

Mirip suara Jungkook. Mungkin ini mimpi terindah untukku.

"Deenan putra kita."

TBC
Jejaknya Bosku 😘
Jangan lupa follow, ya 😘
Follow itu gratis kok 😆 gak bayar, dukung aku jadi penulis 🙏 dengan follow.

Yuhuu ... Gimana setelah baca ini? 😆nunggu lama banget, ya 😥 mianhe.

Bosku Mantanku! || Liskook (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang