Flashback
Sejak perkara itu. Lisa tidak bisa menghubungi Jungkook. Kedua orang tuanya menyita ponselnya.
Termenung sepanjang hari. Ia tidak tahu keberdaan kekasihnya. Baru semalam mereka bertemu setelah 3 tahun berpisah.
"Jungkook," lirihnya.
Ia menatap hamparan rumput dari balkom kamarnya. Andaikan Lisa tahu bahwa Jungkook selalu mencari tahu tentangnya.
***
Lisa POV
Tidak ada yang bisa aku lakukan selain menangis. Merenungi kisah percintaanku dengan Jungkook.
Makan dan mengurung diri di kamar. Sungguh aku merindukan Jungkook.
Kecewa termat dalam kepada kedua orang tuaku. Mereka hanya memikirkan harta dan bisnis.
Saat dia mengatakan Jungkook tidak pantas untukku dan hanya seorang pengangguran. Aku malu.
Aku mencintainya tulus apa adanya. Lalu, semua harus hancur saat kedua orang tuaku ingin aku bersama orang yang punya harta banyak.
Aku tidak bisa kabur dari rumah. Banyak bidyguard di luar yang Appa siapkan.
"Oek ... Oekk ...." Ah, seperti pagi ini lagi. Aku merasa mual.
Ciatan bening keluar dari mulutku terasa pahit. Bahkan rasanya aku lemas.
"Ah, apakah aku masuk angin?" Aku merasa kepalaku pening.
"Lisa," lirih seseorang.
Aku terkejut dan kaget saat melihat Jungkook ada di Balkom.
"Yak! Bagaimana bisa kamu ada di sini?" tanyaku mendesis namuan berbisik.
"Cepatlah. Aku tak punya banyak waktu. Aku akan membawamu pergi," ujarnya.
"Hikss tidak. Aku mohon, kita cari cara lain selain kabur. Aku akan menyakini Appa dan Eommaku," ujarku.
Dia terlihat kecewa. Secepat mungkin aku memeluk tubuhnya.
Cup. Ia mengecup ubun-ubunku.
"Baiklah. Aku akan memperjuangkanmu."
Dia pergi dan aku melihatnya begitu lihat selamat dari pengawasan Bodyguard.
"Aku akan berjuang juga di sini, jadi kumohon tetap berjuang juga," batinku.
***
Malam saat Lisa dan kedua orang tuanya makan. Ia berniat akan mengutarakan tentang mengenai hubungannya dan Jungkook.
"Eomma, Appa, aku ingin bicara setelah ini." Lisa menatap kedua orang tuanya.
"Kapan saja, Appa ada urusan nanti."
"Eomma ingin berbicara dengan client dulu," ujar Eommanya.
Tanpa sadar, Lisaa mencengkeram kuat sendoknya. Ia mengadahkan kepala menahan air matanya.
Orang tuanya selalu sibuk!
"Eomma, Appa ... aku tetap ingin melanjutkan hubunganku dengan Jungkook," ujar Lisa dengan sekali tarikan napas.
Kedua orang tuanya berhenti mengunyah dan menatap tajam Lisa.
"Apa yang membuatmu menyukai lelaki pengangguran itu?!" tanya Ayahnya murka.
"Appa! Hikss setidaknya dia selalu ada sisiku. Aku tidak butuh harta berlimpah jikalau setiap hari tidak ada waktu untuk bersama!" Lisa muak dengan pemikiran orang tuanya.
"Hikss apa selama ini kita bersama? Hikss Appa dan Eomma selalu sibuj di luar," lirihnya.
"Lisa," lirih Ibunya.
"Kami mencari uanh untukmu," ujar Ayahnya.
"Aku tak butuh uang, yang kubutuhkan kalian."
Dengan bersimba air mata Lisa menatap kedua orang tuanya. Tatapan mereka sendu.
"Apa alasan Appa dan Eomma mengatakan Jungkook pengangguran hiks. Bahkan dia lebih kaya daripada kita," ujar Lisa.
"Maafkan, Appa. Appa terlalu keras mendengar semua hinaan keluarga kita." Benar, keluarga Lisa itu sederhana daripada keluarga yang lainnya.
Mereka menjadi bahan obrolan. Hinaan dan perbandingan di keluarga lainnya.
"Eomma hiks tidak ingin kita dihina lagi." Lisa sangat mengerti.
"Tapi, hikss Eomma. Jungkook itu tidak akan menghina kita sekalipun kita miskin," ujar Lisa.
"Maafkan kami, Nak. Eomma dan Appa telah lama mengincar bekerja sama dengan Mr. Kum. Semua ini berhasil setelah seorang wanita datang dan menawarkan itu," ujar Ayahnya. Dia terdiam sejenak.
Matanya menatap penuh penyesalan pada Lisa. "Kami sudah menandatangi perjanjian kontrak. Kami berhasil bekerja sama," ujar Ayahnya.
"Appa~" lirih Lisa tidak percaya.
"Minaheyo, Lisa," lirih Ayahnya.
"Kami tidak dapar menarik atau membatalkannya karena diperjanjian itu tertulis ganti rugi yang besar dan nyawa kami menjadi taruhannya," lirih Ayahnya.
"Di pernajian pun tertulis hiks kamu dan Jungkook harus dipisahkan. Jika tidak, hiks kami dianggap melanggar pernajian."
"Maafkan kami, Nak. Harusnya kami tidak tergiur sampai mengabaikan semua isi perjanjian." Nasib telah menjadi bubur.
Lisa menangis dalam diam. Kenapa takdir selalu mempermainkannya? Kenapa ia harus merasakan semua ini.
Orang tuanya atau Jungkook? Pilihan yang sulit.
Bruk!
Lisa jatuh pingsang. Pikirannya tertekan ditambah dengan kenyataan sulit.
***
Di RS, Seoul.
"Dia positif hamil." Kedua orang tua Lisa tidak percaya.
Lisa diam dan tanpa sengaja mengusap perut datarnya.
Akankah Jungkook senang? Bagaimana ini? Ia akan menyembunyikannya sampai situasi aman.
Kontrak perjanjian orang tuanya. Yah, karena itu dia harus bertindak.
Hilang dari pandangan Jungkook. Walau harus sementara dulu. Setidaknya sampai anaknya lahir.
Namun, siapa bisa manusia hanya bisa merencanakan, Tuhanlah penentunya.
TBC
Ok, Guys
Makasih banyak dukungannya buat Liskook 🤗
Dan gue cepatan Up walau Vote gak sampai 300 😂😆
Gila aja sih soalnya Viewnya banyak di partnya. Artinya sider banyak 😁😆Santuy aja sih gue orangnya ketemu sider. Masih ada kalian yang ngasih jejak 😘
So, Guys, tolong yang belum Follow difollow dulu 😇🙏
See you 😘😘😘😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Bosku Mantanku! || Liskook (TAMAT)
RomanceYADONG 🔞⚠️ Wajib Follow karena bersifat privat! Bagaimana Jika kamu dihadapkan dengan kenyataan pahit? Ketika kamu mencoba bangkit selama 8 tahun karena sebuah luka, kini kamu harus bertemu dengan pembuat luka itu? Lisa, gadis yang memiliki masa...