27

10.2K 854 25
                                    

Napa banyak siderin😩🤧 Tolong, dong, jejakin nape?

Btw, jangan lupa support Chanel FBCY cari aja ini :

FBCY Fanficiton 👈 Disubscribe, ye. Ini Liskook.

***
Happy Reading🥰

Lisa mulai sibuk menyiapkan bekal untuk putranya. Sejak Deenan sekolah, ia selalu dibuatkan bekal. Bahkan Jungkook yang tidak mau kalah meminta dibuatkan bekal juga dari istrinya.

Kalau Lisa memiliki waktu luang, ia menyempatkan diri ke kantor Jungkook untuk makan bersama. Ia sekarang tenang karena Hana yang menjadi sekretaris Jungkook.

Ia merasa lucu ketika melihat Hana merengut tidak suka mendaat pekerjaan banyak dari suaminya. Gadis itu selalu mengeluh ini-itu kepada Lisa, tetapi meninggalkan pekerjaannya juga tidak mau.

“Sayang, sepulang sekolah nanti kita makan di tempat Daddy saja, ya,” ujar Lisa.

“Iya, Mom.” Lisa mengantar Deenan karena Jungkook berangkat lebih awal. Suaminya mendapat meeting pagi-pagi sekali.

Sesampai di sekolah, Lisa mencium kening putranya dan melambaikan tangan saat putranya masuk ke dalam. Ia segera kembali tanpa rasa khawatir lagi karena ia mendengar dari Hana, jika Irene dan Sulhe tidak akan berani muncul.

Meski ia tidak tahu kabar kedua wanita itu, tetapi ia merasa lega karena kakek dari suaminya pun sudah angkat bicara. Meski Lisa belum pernanh menyaksikan secara langsung bagaimana pria culas itu marah, tetap ia cukup mengerti melihat dari suaminya saja.

“Sebaiknya aku singgah ke pasar membeli beberapa bahan dapur,” ujar Lisa.

***

Jungkook menatap adiknya dengan tatapan datar, Gadis itu sudah mula mengeluarkan jurus andalannya, yaitu merengek karena merasa tubuhnya kaku setelah mengikuti meeting penting.

“Oppa~ aku tidak mau menghadiri meeting yang membutuhkan wajah kaku. Aku setiap harinya tersenyum di depan kamera bagaimana bisa memasang ekspresi sedatar papan?” tanyanya merengek.

Ia membuka hig helsnya dan menekan betisnya secara bergantian. Jungkook mendekati adiknya yang duduk di sofa dalam ruangannya.

Pria itu melonggarkan dasinya. Ia membuka jasnya dan melampirkan ke samping sofa. “Kalau begitu, kamu tak perlu bekerja lagi dan katakan pada Grandpa,” ujar Jungkook santai.

“Apa Oppa gila?!” tanya Hana kesal. Ia tahu, Oppanya sangat tahu alasan ia bekerja lama meski merasa menderita.

Bahkan Hana mati-matian menghindari kakeknya itu karena janji yang ia ucapkan akan ditagih Dengan begitu, ia tidak akan bisa lolos.

“Aku membantuku, Oppa. Apa kamu lupa itu, huh?! Tidak tahu terima kasih sekali,” cibir Hana.

Ceklek.

“Lisa! Deenan!” seru Hana melihat istri dan anak dari kakaknya.

“Aunty!” seru Deenan memeluk Hana. Lisa meletakkan rantangnya di atas meja.

“Ada apa dengan wajahmu, Hana?” tanya Lisa melihat wajah tidak bersemangat Hana.

Hana mengembuskan napas lelah. “Aku sudah lelah menjadi sekretarisnya. Bagaimana bisa kamu tahan bekerja selama ini dengannya?” tanya Hana menyandarkan tubuhnya di sofa.
Jungkook mendengkus mendengar adiknya terlalu berlebihan. “Kamu saja yang manja,” timpal Jungkook membuat Hana melempar bantal sofa ke arahnya.

“Sudah ... sudah ... Hana, apa kamu sudah makan?” tanya Lisa.

Hana menatap jam di pergelangan tangannya dan menggeleng. Ia berdiri dan merapikan blousenya. Lalu, mengenakan kembali hig helsnya.

“Kamu mau pergi, ayo makan di sini,” ajak Lisa.

Hana tersenyum. “Maaf saja, Lis. Aku tahu masakanmu sangat enak, tetapi untuk menjadi obat nyamuk ... aku tidak mau,” tolak Hana dan melangkah pergi.

Jungkook berpindah tempat di samping istrinya. Lisa membuka bekal untuk suaminya. Lalu, ia mengambil piring.

"Makanlah," ujar Lisa. Ia kemudian membantu putranya membuka bekalnya sendiri.

“Deenan, kamu bisa makan sendiri, Nak?” tanya Lisa melihat putranya mencoba menyuapi dirinya sendiri.

“Iya, Mom. Deenan sudah besar,” ujar Deenan.

“Iya, kamu sudah besar. Untuk setinggi Daddy, kamu harus menghabiskan bekalmu, ok?” ujar Lisa. Deenan mengangguk. “He’em,” jawabnya.

“Kamu makanlah, Sayang,” ujar Jungkook. Lisa menuruti suaminya dan makan bersama.

Setelah makanan mereka ludes, Lisa merapikan bekalnya kembali. Mereka menyandar, sementara Deenan berlari ke tempat bermain yang dibuat Jungkook untuknya.

Tanpa membuang waktu merasa ada celah, Jungkook melumat bibir Lisa. Ia mulai meremas gudukan istrinya sebelum pintu terbuka membuat pria itu mengumpat kesal.

“Upsss, hahaha, sepertinya aku datang tepat waktu,” canda Hana membuat pipi Lisa merona malu, berbeda dengan suaminya yang tampak kesal.

“Cepat katakan,” ujar Jungkook.

“Sabarlah, Sir. Sepertinya jika dia bangun, kamu harus membuatnya tidur secepatnya karena meeting ini penting,” ejek Hana blakblakan.

“Benarkah?” tanya Jungkook frustrasi. Lisa cekikan mendengar suaminya geram. Ia mendengar jadwal yang disebutkan Hana.

“Kenapa kamu tidak memberitahuku tadi pagi?” tanya Jungkook mendelik.

“Aku sudah mengatakan jika semalam begadang. Jadwalmu belum kususun secara sempurna,” jawabnya cuek.

Jungkook menahan napas. Andai Hana bukan adiknya, ia sudah memakai dan menendangnya keluar. Anak ini menguji kesabarannya.

Lisa berdiri dan memberikan Jungkook jas, juga merapikan dasi suaminya. Hana melambaikan tangan dan pergi dari sana untuk bersiap.

“Anak itu, tunggu saja. Apa dia masih bisa tertawa setelah meeting,” sungut Jungkook.

“Usstt, kamu tidak boleh keras kepadanya,” ujar Lisa menepuk pelan dada suaminya setelah memasangkan dasi.

Cup.

“Aku akan keluar meeting, Sayang. Kamu dan Deenan istirahatlah di kamar,” ujar Jungkook.

“Hm.” Lisa mengangguk patuh.

Sebelum Jungkook keluar, pria itu menghampiri putranya dan menciumnya. Deenan melingkarkan tangan ke leher Jungkook, mengira daddynya ingin menggendongnya.

“Sayang, Daddy akan bekerja. Kamu main ikut dengan Mommymu untuk tidur,” ujar Jungkook melepas tangan Deenan.

“Aku ingin ikut Daddy,” rengek Deenan.

Jungkook menggaruk kepalanya tidak gatal. Ia memberi kode kepada Lisa agar menghampirinya. Lisa segera datang dan menggendong putranya.

“Sayang, kamu mau ikut Daddy?” Deenan mengangguk dengan mata berbinar harap. “Kamu ingin meninggalkan Mommy di sini sendirian? Bagaimana jika Monster datang menculik Mommy?” tanya Lisa.

“Mommy, Monster itu tidak nyata. Itu hanya film saja. Mommy tenang saja, tidak akan ada yang berani menyakiti Mommy selama ada Daddy,” ujar Deenan panjang lebar membuat Lisa cengo.

Ia tidak menyangka putranya tidak bisa dibohongi dan dikelabui sedikit saja. Ekspresi cengo Lisa membuat Jungkook menciumnya karena gemas.

“Kamu melupakan fakta jika dia pintar sepertiku, Sayang,” bisik Jungkook.

“Baiklah, bagaimana jika Mommy katakan tidak mau ditinggal sendiri?” tanya Lisa pasrah kepada putranya.

“Baik, Mom. Aku akan mengalah untukmu,” ujar Deenan terdengar manis sekali di telinga Lisa dan Jungkook. Keduanya tidak bisa menahan sudut bibir mereka tidak terangkat.

***
TBC ....

Jejakin, pasti gue garcep update.

Bosku Mantanku! || Liskook (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang