Satu

23.5K 1.3K 214
                                    

Seorang pria menggunakan hoodie besar berwarna hitam dengan bagian topi kepala ia gunakan hingga menutupi sebagian matanya. Matanya melihat ke arah ring dimana sahabatnya tengah bertanding. Bibirnya tertarik kecil saat melihat sahabatnya yang bernama Jiyeon mengunci pergerakan lawan, memukul muka lawan dengan bahunya. Wasit pertandingan mulai memukul lantai saat melihat lawan Jiyeon diam tak berkutik karena pergerakannya terkunci -lebih ke pasrah karena dia tau melawan pun rasanya percuma. Sang wasit mulai menghitung sampai akhirnya sorakan terdengar riuh. Pria berhoodie itu semakin tersenyum lebar saat sadar sahabatnya menang.

Ditengah ring, wanita cantik berambut blonde tersenyum lebar memperlihatkan pelindung gigi yang dia gunakan. Tangannya di angkat sang wasit menandakan dia menang. Matanya bertatapan dengan pria berhoodie yang ikut berdiri bertepuk tangan -menepuk tangan kirinya ke paha lebih tepatnya- untuk menyalurkan kebahagiaan karena sang sahabat menang. Keduanya saling melempar tawa.

Sudah diduga sahabatnya menang namun tetap saja dia merasa sangat bahagia karena sahabatnya lagi dan lagi menang.






Kini arena itu sudah mulai sepi. Setelah sebelumnya terjadi euforia kemenangan pada Jiyeon, wanita petarung yang terkenal sulit di kalahkan.

"Selalu hebat." Puji sang sahabat melepas tudung hoodie memperlihatkan wajahnya tampannya.

Jiyeon yang tadi tengah dirubungi orang-orang yang memberinya selamat tersenyum lebar, "yo, Seokjin!" Jiyeon mendekati Seokjin meninggalkan yang lain lalu memiting kepala Seokjin.

Si korban meringis seraya memukul tangan Jiyeon. "Lepas, bodoh! Leherku tercekik."

Jiyeon terkekeh seraya melepas pitingannya. Dia mengamati wajah sahabatnya ini, lalu tersenyum lebar sampai matanya menyipit.



Namanya Kim Seokjin sahabat dari Jiyeon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Namanya Kim Seokjin sahabat dari Jiyeon. Pria yang sama seperti Jiyeon yang memilih bergelut dalam dunia pertarungan demi menyalurkan hobi memukul, itu katanya. Seokjin tidak melulu menang berbeda dengan Jiyeon yang selalu menang. Seokjin sadar dia belum sekuat Jiyeon yang sampai tidak bisa terkalahkan. Seokjin juga tau kalau dia bertanding dengan Jiyeon mungkin saja dia kalah. Jiyeon benar-benar wanita yang mengerikan. Wajahnya cantik tapi tenaganya mengerikan.

Seokjin yang berumur 17 tahun dan duduk di tahun akhir SHS. Di sekolah Seokjin tidak memiliki teman tapi dia tidak peduli karena baginya memiliki teman merepotkan, itu katanya. Di sekolah Seokjin hanya sosok dingin yang lebih suka duduk menyendiri. Sedangkan ditempat latihan dia memiliki Jiyeon sebagai temannya. Sayangnya sahabatnya itu lebih memilih tidak sekolah dan lebih memilih homeschooling.

"Jiyeon," panggil Seokjin. Pria tampan ini sedang duduk menunggu Jiyeon yang sedang membereskan alatnya. Kini keduanya tengah berada di ruang penuh loker dan bersiap untuk pulang.

"Hmm?" Jiyeon menggunakan jaket bermotif army berwarna biru, topi hitam juga ia gunakan.

"Sekolahlah di sekolahku." Ujar Seokjin memainkan apel ditangannya, melempar lalu menangkapnya dengan tangan kirinya. Apel itu dia dapat dari salah satu penggemar Jiyeon yang ternyata juga suka padanya. Satu fakta lagi, Seokjin banyak yang suka.

W n HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang