• I HOPE YOU ENJOY GUYS •
Besoknya setelah Hana selesai menjalani operasi pengangkatan kista, gadis itu terlihat tengah terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Bersama Jungkook yang daritadi terus menemani dirinya dan juga seorang suster yang menyuapi bubur untuknya. Sebenarnya kista yang di derita Hana masih bisa di obati dengan sebuah pil, dulu jika saja Hana mengetahui penyakit itu lebih cepat.
Kini penyakit tersebut sudah tak bersarang lagi, Hana bersyukur, tapi yang membuat dirinya bingung sampai sekarang adalah, kenapa Jungkook malah membantu biaya pengobatannya, kenapa Jungkook justru membiarkannya tetap hidup? Kenapa pria berdosa itu tak membiarkan dirinya mati saja sekalian?
Fuhh...
Jungkook menarik napas sambil mengangkat kedua alisnya lalu duduk di kursi yang di sediakan dekat ranjang tempat wanitanya terbaring lemah.
"Setelah ini jaga kesehatan, aku akan memberikan waktu dua Minggu sampai kau benar-benar pulih, baru kita akan melakukan hubungan intim lagi." ujar Jungkook.
Hana mengalihkan wajahnya dari pria tersebut. Kini di dalam ruangan tersebut hanya dirinya dan iblis itu, suster yang menyuapinya telah keluar setelah selesai dengan tugasnya.
Hana mengeluarkan air mata, ia tak sanggup menangis sambil mengeluarkan suara, hidupnya di dunia ini bukan berdasarkan atas kemauannya. Jungkook seakan telah merenggut kebahagian yang ia miliki selama ini.
Jika saja ayahnya tak bertemu Jungkook saat itu, jika saja sang ayah mengerti perasaannya sebagai wanita, jika saja ayahnya menganggap dirinya sebagai anak. Hal ini tak akan terjadi, Hana mungkin memiliki pekerjaan yang lebih layak meskipun dengan gaji kecil, dia tak masalah hidup sederhana asal ketengan selalu berlaku padanya.
Srettt...
"Akh!" keluh Hana sambil memegangi perutnya bekas jahitan operasi beberapa jam yang lalu mana kala Jungkook menarik paksa lengannya agar ia tak membelakangi pria itu.
"Hapus air matamu." kata Jungkook dengan menekan kata di setiap perkataannya.
Hana diam sambil menuruti kemauan Jungkook, tapi tetap saja air mata itu terus mengalir deras.
"Aku maklumi kau karena sedang sakit, jangan buat dirimu sendiri menyedihkan di hadapanku!" bentak Jungkook lagi.
Pria itu nampak beranjak kemudian berdiri di dekat jendela ruang rawat tersebut. Dia ingin menghindar, mencoba mengontrol emosi yang sepertinya siap memuncak sekarang.
Padahal Hana sudah lama tinggal dengannya, tapi sepertinya wanita itu tak kapok-kapok dalam perihal membuat otaknya sakit.
Jungkook melihat jam tangan yang sudah menunjukan pukul 15.31 siang menuju sore. Ia berdecak, dirinya lupa kalau ia ada janji dengan Tn. Han tapi ini sudah telat beberapa menit.
Jungkook mengeluarkan ponselnya, memberikan pesan terhadap Tn. Han kalau pertemuan mereka di undur satu jam lagi.
Dia memasukkan ponselnya kembali setelah itu menatap ke arah Hana yang terlihat tak mengeluarkan air mata seperti tadi walaupun wajahnya masih terlihat menyedihkan.
Jungkook kembali menarik napasnya perlahan, wajah datar serta tatapan yang siap membunuh itu terus saja tercetak dengan jelas. Ia kembali duduk di kursi kemudian mendongakkan wajahnya keatas. Sebenarnya menemani orang sakit seperti ini bukan hobinya, apalagi bau obat-obatan yang daritadi terus tercium membuat dirinya seakan tak bisa bernapas lebih lama lagi.
"Sakit? Perlu ku panggil dokter?" tanya Jungkook ketika dirinya melihat Hana yang memegangi perutnya sedari tadi.
"T-tidak, cuma nyeri sedikit..."
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA HUSBAND JJK🔞
Teen FictionDisini kalian akan di bawa masuk ke dalam dunia mafia! Hati-hati, jika sampai kalian salah memilih jalan maka alur pikiran kalian akan terus di perlambat! Membaca ff ini membutuhkan konsentrasi tinggi! Jika tidak teliti sedikit saja maka kalian tida...