• I HOPE YOU ENJOY GUYS•
Pagi itu Hana terlihat sudah bisa berjalan seperti biasa meskipun kadang-kadang dirinya masih merasakan nyeri. Bekas oprasi kemarin pada bagian perutnya masih ia rasakan sampai kini, wanita itu justru berdoa pada Tuhan agar penyakitnya lebih parah dan tak akan bisa di selamatkan lagi nyawanya.Persetan dengan hidup ini, Hana sudah benar-benar berada di puncak menyerahnya itu.
"Aku mau kopi." kata Jungkook, Hana yang saat itu tengah berada di depan cermin untuk mengeringkan rambutnya itu pun lantas berdiri dan beranjak untuk segera membuatkan kopi pada majikannya tersebut.
Jungkook duduk di sova kamarnya, menaikan kedua kakinya di atas meja kemudian menaruh handuk kecil yang tergantung di lehernya itu di meja.
Jungkook mengeluarkan rokok dari dalam saku celana olahraga pendeknya kemudian menghisap rokok tersebut sembari memainkan ponselnya tersebut.
Terlihat beberapa kali pria itu bolak-balik mengecek pesan yang di kirim orang-orang pada Gmail nya, itu adalah pesan dari para rekan kerjanya dan juga karyawan perusahaan.
Mereka memang sudah biasa mengirim pesan lewat Gmail padanya, jika Jungkook tak masuk kantor, mereka pasti akan mengirimkan file-file perusahaan itu lewat aplikasi tersebut. Itu adalah keuntungan jika menggunakan Gmail, bukan sekedar chat biasa tapi juga bisa membantu manusia dalam bekerja.
Cklek.
Jungkook melihat sekilas ke arah pintu, terlihat ada seorang pria yang datang ke kamarnya itu lalu menutupnya kembali. Pria itu pun lantas mengalihkan pandangannya lagi kemudian melanjutkan memainkan ponselnya kembali.
"Kau tak ke kantor?"
"Duh... Sibuk sekali kau mengurusi kehidupanku," sahut Jungkook dengan nada tak sukanya.
Pria berbahu lebar itu duduk di samping Jungkook lalu membuka majalah-majalah yang terdapat di atas meja tersebut.
Jungkook kebiasaan selalu membaca majalah layaknya wanita, dia bahkan paham kalau adiknya itu memang menyukai fashion sejak dulu. Apapun yang di pakai Jungkook akan terlihat pantas dan selaras dengan ukiran wajah dan juga aura yang di miliki sang adik, Seokjin tidak cemburu sama sekali, ia justru bangga melihat pertumbuhan adiknya yang jauh lebih baik daripada dirinya.
Sebagai kakak, Seokjin hanya menyesali satu hal, dia gagal membimbing Jungkook ke arah yang benar. Dirinya dulu terlalu sibuk bolak balik negara akibat pekerjaannya yang saat itu tak bisa ia tinggal sama sekali.
Bahkan perpisahan orangtuanya pun tak di ketahui oleh dirinya. Dulu sewaktu dia baru saja kembali dari Irlandia, Seokjin sangat terkejut saat Jungkook mengatakan kalau ibu mereka dirawat di rumah sakit, amarahnya pun tak bisa ia tahan lagi begitu mengetahui satu fakta bahwa ayah mereka sering menyiksa sang ibu pada saat dirinya tidak di rumah.
Fuh ...
Seokjin menarik napasnya perlahan, mengeluarkan sebuah surat usang dimana terdapat sesuatu yang mengejutkan dalam isi surat tersebut.
"Nih, aku temui ini di kamar Appa tadi malam."
"Buat apa kerumah orangtua tengik itu?"
"Baca saja jangan banyak bicara."
Jungkook menaruh ponselnya di atas meja kemudian menerima surat yang di berikan oleh Seokjin, kakaknya.
Ia langsung membuka dan membaca isi dari surat tersebut, kedua matanya membulat dengan keningnya yang mulai mengerut saking tidak percayanya.
"Busan? Distrik Nam? 22 Juni? Ini kan tempat dan tanggal yang sama dengan yang ada di foto itu?"
"Well, belum ada salah satu dari kita yang berhasil menemukan jawaban ini kan? Jadi sudahkah, Kook... Berhenti menyiksa Hana karena dia bukan saksi kunci yang kita cari." kata Seokjin membuat Jungkook mengepalkan tangannya kuat sambil memukul-mukul tembok beberapa kali saking pusingnya memikirkan semua ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA HUSBAND JJK🔞
Novela JuvenilDisini kalian akan di bawa masuk ke dalam dunia mafia! Hati-hati, jika sampai kalian salah memilih jalan maka alur pikiran kalian akan terus di perlambat! Membaca ff ini membutuhkan konsentrasi tinggi! Jika tidak teliti sedikit saja maka kalian tida...