• I HOPE YOU ENJOY GUYS •
Hari sudah berlalu begitu cepat, tak terasa juga bahwa kini telah memasuki Minggu pertama dalam bulan yang baru.
Namun hari-hari yang di lalui oleh Hana selalu sama, tidak pernah berubah seperti hari-hari sebelumnya. Memang benar kalau Jungkook tidak menyiksanya berlebih seperti minggu-minggu kemarin, namun sikap Jungkook yang kadang-kadang berubah itulah yang membuat Hana memikirkan dua kali untuk menyimpulkan seperti apa itu Jungkook yang sebenarnya.
Jungkook mengurusnya dengan sangat baik ketika dirinya sakit, mengoleskan cream gel pada organ intimnya yang lecet hingga kini luka pada titik sensitifnya pun benar-benar mengering sekarang.
"Aku mau pergi ke kantor, kau tetap istirahat dan jangan coba-coba kemana-mana. Kalau ada perlu apa pun itu teriakan nama bibi. Paham?" tanya Jungkook yang saat itu tengah kesulitan memakai dasi pada lehernya.
Hana mengangguk, ingin tertawa namun tak bisa karena melihat pria itu yang terus saja mengumpat kasar hanya karena kesulitan memakai dasinya.
"Jeon... B-boleh aku bantu pakaikan?"
Jungkook berdecak malas, melangkah ke arah ranjang dan duduk di pinggiran ranjangnya tersebut sementara Hana lantas membenarkan dasi majikannya tersebut.
Jarak mereka terlalu dekat, sapuan napas Jungkook pun terasa pada wajah Hana hingga membuat wanita itu merasakan detak jantungnya yang kian tak beres.
Meskipun begitu, Hana tetap berusaha untuk menghilangkan segala pikiran yang membuat otaknya kacau sekarang. Jungkook menatap dirinya dengan tatapan tajam, dan ia tak boleh terpengaruh akan hal itu.
"S-selesai."
Jungkook membuang napasnya perlahan dengan tatapan malasnya tersebut, pria itu lantas beranjak dari sisi ranjang kemudian mengambil tas kantornya yang terletak di atas nakas lalu keluar dari kamar tersebut tanpa mengatakan apa-apa pada Hana.
Fuh...
Hana menarik dan membuang napasnya secara perlahan sembari mengelus dadanya merasa lega karena Jungkook meninggalkan kamar mereka.
Jujur ia memang mengharapkan hal ini, satu Minggu bersama Jungkook serasa dunia terangnya berubah menjadi gelap.
Itu adalah salah satu lelucuon yang mungkin terdengar sadis jika orang-orang di luaran sana mengetahui bahwa Jungkook dan Hana bukanlah suami istri. Hana hanya di jadikan alat bagi pria itu, tidur di satu ranjang yang sama tanpa ada ikatan suami istri.
Hana takut, takut kalau suatu saat Jungkook akan membuang dirinya setelah selesai memanfaatkannya. Ia tak percaya atas omongan Jungkook yang mengatakan percuma kalau ia berhasil melahirkan anak laki-laki untuknya namun dirinya tiada, Hana tau bagaimana itu Jungkook dan kebusukannya yang bahkan tidak di ketahui oleh khalayak umum di luaran sana. Yang mereka tau bukanlah seorang mafia kelas kakap Jeon Jungkook, mereka hanya mengetahui kebaikan pria tersebut dalam membantu orang-orang yang memang membutuhkan.
***
Jungkook kini sudah berada di lantai bawah rumahnya, pria itu berjalan dengan pandangan mata yang menukik tajam seakan ingin membunuh siapa saja sekarang juga.
Ia tak langsung menuju kantor, namun dirinya justru berbincang sebentar bersama Tn. Han di luar rumahnya ketika akan memasuki mobil.
"Benar Chaeyoon masih hidup?"
"Aku tidak tau pasti Tuan besar, tapi ketika aku membuntuti Tn. Seokjin dari kejauhan. Ada beberapa orang yang sengaja menghalangi langkahku."
"Menghalangi?" Jungkook mengulang kata tersebut yang kini terasa memusingkan di otaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA HUSBAND JJK🔞
Roman pour AdolescentsDisini kalian akan di bawa masuk ke dalam dunia mafia! Hati-hati, jika sampai kalian salah memilih jalan maka alur pikiran kalian akan terus di perlambat! Membaca ff ini membutuhkan konsentrasi tinggi! Jika tidak teliti sedikit saja maka kalian tida...