LAST PART

36 2 0
                                    

Allah selalu punya cara untuk mempertemukan dan menyatukan dua hati yang saling mencintai karena-Nya.

***

Yasha terpana melihat pemandangan kolam air mancur di depannya. Netranya tak berkedip menikmati keindahan air mancur yang menari-nari dengan sorot warna-warni lampu yang meriah dan berubah-ubah warna.
Di belakangnya, menjulang bangunan tinggi dengan perpaduan gaya arsitektur bali dan sunda. Terlihat dari pahatan dan ukiran yang mendominasi di setiap tempat.

Senyum Yasha merekah, kala mengingat hari ini adalah tepat tiga bulan sejak kejadian yang mencengangkan di hidupnya terjadi dalam satu waktu.
Tentang pertemuannya dengan Ayyas dan Rio, tentang masalahnya dengan Ayu, dan tentang pertengkarannya dengan Reyvan.
Ia tidak pernah menduga dirinya bisa melewati setiap jengkal kehidupan dengan ketegaran yang tanpa ia sadari telah melekat di dirinya. Beberapa hari lalu Ayu mengabarinya bahwa Ayyas semakin baik perlakuannya. Kini sahabatnya itu memutuskan untuk merantau ke daerah lain, memulai kehidupan barunya dengan sang suami.

Yasha mengaktifkan mode malam pada kamera mirror less nya, mengabadikan setiap moment yang ia saksikan.
Setelah berpuas diri menyusuri tempat wisata, Reyvan mengajak Yasha bermalam di sini. Sebuah hotel berbintang di kawasan puncak, dengan segala panorama keindahan di dalamnya.

Yasha merapatkan jaket di tubuhnya. Udara malam yang dingin tak lantas membuatnya beranjak meninggalkan pesona malam ini.

"Kamu suka?" Tanya Reyvan seraya menyodorkan segelas coklat hangat. Yasha mengangguk semangat kemudian menerima segelas coklat dari tangan Reyvan.

"Sha..."

"Iya?"

"Duduk di situ yuk?" ajak Reyvan seraya menunjuk sebuah kursi tak jauh dari kolam.

Yasha mengangguk, kemudian mengikuti langkah suaminya.

"Aku seneng liat kamu seneng," ucap Reyvan.

"Kamu udah sering ngucapin kata-kata itu." gurau Yasha. Ia menyeruput kembali coklat hangatnya.

Reyvan terkekeh pelan. Jari tangannya memainkan ujung kerudung Yasha.

"Mas...nanti rambut aku keliatan," protes Yasha.

Reyvan kembali terkekeh pelan. "Engga akan, kan aku yang jagain." sahutnya jenaka.

Yasha mengangkat bahunya. Membiarkan lelakinya melakukan hal yang ia suka. Netranya kembali sibuk menatap gemericik air mancur.

"Sayang..."

"Mmm..."

"Kamu sekarang banyak berubah,"

Yasha menoleh seraya menautkan kedua alisnya. "Maksudnya?" Tanyanya tak mengerti.

"Jadi lebih cantik, lebih sering tersenyum, dan...jadi lebih terbuka sama aku. Engga kaya dulu, pendiem, tertutup, dan sering keliatan takut." ujar Reyvan mengingat perlakuan Yasha beberapa bulan yang lalu.
"Aku seneng liat perubahan kamu Sha," lanjutnya.

"Kan aku punya psikolog pribadi." Yasha tersenyum penuh arti.

"Siapa?" Tanya Reyvan.

"Kamu." jawab Yasha berhasil membuat Reyvan mengernyit, air mukanya berubah, ia cukup terkejut dengan jawaban yang dilontarkan Yasha.

Yasha tertawa pelan melihat perubahan raut wajah Reyvan. "Kenapa?" Tanyanya.

"Maksud kamu?" Reyvan balik bertanya.

"Engga mau ngaku atau masih mau nyembunyiin?" Bukannya menjawab, Yasha justru melemparkan pertanyaan sindiran.

"A-aku engga ngerti deh, serius." sahut Reyvan.

Berpijak di Atas CahayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang