Special Part

28 3 0
                                    

Karena jodoh, maut, rezeki, dan segala yang menyangkut hidup manusia ada di tangan Allah Yang Maha Kuasa

***

Di sebuah ruangan berukuran 4x5 terdapat 5 orang yang tengah duduk berhadap-hadapan, dua orang laki-laki, dan tiga orang perempuan. Satu orang laki-laki duduk mendampingi satu lelaki di sebelahnya, dan tiga orang perempuan duduk berhadapan tak jauh dari dua lelaki tersebut.
Suasana sakral menghiasi ruangan tersebut.

"Assalamu'alaikum warahmatullah wabarokatuh," salam seorang pendamping dari pihak laki-laki.

"Wa'alaikumsalam warahmatullah wabarokatuh," jawab mereka serempak.

"Perkenalkan, saya ustadz Zaky Muhammad, mungkin nak Yasha dan ustadzah sudah kenal saya sebelumnya," ucap seseorang yang memperkenalkan dirinya sebagai ustadz Zaky tersebut.

"Sesuai dengan niat yang sudah direncanakan, di sini saya akan menjadi perantara ta'aruf untuk nak Yasha dan murid saya, nak Reyvan," lanjutnya.

"Bagaimana, kalian sudah siap?" Tanya ustadz Zaky. Beliau melihat Reyvan di sebelahnya mengangguk, "In Sya Allah, siap ustadz,"

Lalu beliau melihat Yasha yang masih menundukkan kepalanya. "Nak Yasha bagaimana?"

"In Sya Allah, saya juga siap." jawab Yasha. Hatinya tak karuan saat ini. Tangannya meremas tangan ustadzah di sampingnya yang sedari tadi menggengam tangannya.
Pada sesi ta'aruf ini, Yasha didampingi oleh ustadzahnya dan juga kakak Reyvan sendiri, Rania.

"Baiklah, silakan perkenalkan dirimu, nak Reyvan." perintah sang ustadz.

"Assalamu'alaikum warahmatullah wabarokatuh," salam Reyvan memulai perkenalannya yang dijawab serentak oleh semua yang berada di ruangan itu.

"Bismillahirrohmanirrohiim,
nama saya Reyvan Aditya,"

"Umur saya 27 tahun. Saya masih merintis usaha jasa dalam bidang konstruksi, sekaligus mengembangkan bisnis yang telah dibangun orang tua saya. Tapi saya yakin, In Sya Allah, perempuan di hadapan saya ini tidak menjadikan harta sebagai hal mutlak yang perlu di pertimbangkan," lanjut Reyvan.

"In Sya Allah." jawab Yasha lirih dalam tundukan kepalanya.

"Saya anak ke-2 dari tiga bersaudara, dan ini kakak saya, Rania," ucap Reyvan seraya mengenalkan kakaknya.

Rania menggangukkan kepalanya khidmat, ia tersenyum pada Yasha yang tengah meliriknya sekilas. Yasha pun membalas senyumannya seraya memujinya dalam hati, 'cantik.' Lalu Yasha kembali menundukkan pandangannya.

"Untuk pendidikan, Alhamdulillah saya baru saja menyelesaikan gelar magister saya beberapa bulan yang lalu.
Harapan saya ke depannya, saya bisa bekerja sama dengan istri guna membangun baiti jannati di dunia dan juga di akhirat. Sama-sama belajar untuk menjadi lebih baik lagi, dan sama-sama berjuang untuk meraih ridho illahi,"

"Sekian, saya cukupkan, wassalamu'alaikum warahmatullah wabarokatuh." tutup Reyvan mengakhiri perkenalannya.

"Wa'alaikumsalam warahmatullah wabarokatuh."

"Bagaimana nak Yasha, ada yang ingin di pertanyakan terlebih dahulu?" Tanya ustadz Zaky.

"Enggih pak ustadz. Saya mau bertanya, bagaimana jika nanti, saya tidak bisa menjadi istri yang baik untuk anda?"

Reyvan tersenyum tipis mendapati pertanyaan itu. Pertanyaan yang menurutnya sebuah jebakan. Ia tidak akan goyah hanya dengan pertanyaan itu.
"In Sya Allah, saya akan bimbing semaksimal yang saya bisa, karena itu sudah menjadi tanggung jawab saya. Jodoh adalah cerminan, saya yakin akan janji Allah, bahwa yang baik akan disandingkan dengan yang baik. Jika saya mendapati keburukan pada istri saya, bisa jadi keburukan itupun juga ada di dalam diri saya. Dalam rumah tangga hal terpenting ketika masalah datang adalah introspeksi diri dan komunikasi yang baik untuk menyelesaikan masalah tersebut. Jika saya mendapati istri saya berlaku buruk terhadap saya, kemudian saya sudah membimbingnya semaksimal mungkin tapi tetap tidak bisa, saya anggap itu adalah ujian sebagai penebus dosa-dosa saya. Dan saya yakin, Allah akan selalu memberikan jalan keluar terbaik menurut-Nya."
Jawaban yang panjang dan cukup jelas, membuat Yasha di depannya terpana dengan jawaban yang tak pernah ia duga keluar dari mulut lelaki itu.

Berpijak di Atas CahayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang