◻️◻️◻️Happy Reading◻️◻️◻️
Singkat cerita.
Beberapa hari setelahnya. Jungkook dan Hyeri sudah mulai jarang bertemu dikarenakan kesibukan masing-masing. Jungkook harus mulai latihan bekerja di kantor mempersiapkan diri menjadi calon pemimpin pengganti Ayahnya. Sedangkan Hyeri sibuk kuliah di University besar di Seoul sesuai harapannya.
Pagi hari yang cerah. Namun, terasa mendung saat memandang wajah Jungkook yang tampak tidak bersemangat. Wajahnya murung. "Kenapa?" tanya Hyeri sembari memasangkan dasi Jungkook yang hendak pergi ke kantor.
"Hyeri, di hari pertama kuliah. Kamu jangan macam-macam, ya?"
"Macam-macam apa maksudmu?" kesal Hyeri.
"Kalau ada pria menggodamu. Jangan diladeni, abaikan dan jaga jarak dengan pria. Ingat bawa kamu adalah milikku."
"Cerewet sekali kamu ini. Semisal dosenku nanti laki-laki, memangnya aku tidak boleh dekat juga? Cckckckc." Hyeri terlihat kesal dengan sikap cemburuan Jeon Jungkook.
"Iya itu lain lagi urusannya. Hyeri memangnya kamu tidak takut nanti aku tergoda wanita lain?" tanya Jungkook yang begitu penasaran dengan sikap acuh Hyeri padanya.
"Untuk apa aku takut? Kalau kamu memang mencintaiku, harusnya aku mempercayaimu dan tidak menaruh curiga berlebih. Toh jika kamu tidak mencintaiku, pastinya sekencang apapun tali yang kulilitkan tidak akan mampu terus melilitmu."
"Maksudnya apa sayang, aku tidak mengerti." Jungkook terlihat sulit memahami maksud sang istri.
"Kalau kamu berniat berhianat. Walau aku melarang seperti apapun, pencuri jauh lebih cerdik. Dalam hubungan ini, menjaga kepercayaan dan saling menghargai perasaan masing-masing itu perlu." Hyeri menatap sambil tersenyum.
"Aku tambah tidak mengerti ucapanmu."
"Hiish, malas rasanya bicara denganmu. Bikin naik darah saja!" Hyeri menggerutu. Wajahnya seketika sinis saat dia berbicara manis, tapi Jungkook tidak memahami.
"I Love You."
Chuuup
Paham dengan sikap Hyeri yang mudah emosian. Jungkook selalu mencari cara untuk bisa mencari sela untuk meredakan amarahnya.
"Hyeri,"
"Eeeeem?!" jwab Hyeri sinis.
Meraih tangan Hyeri dan memeluknya dari belakang. "Aku sudah membelikan ponsel baru untukmu. Jika aku rindu, kamu harus bersedia mengangkat telpon dariku kapan pun, dan di mana pun."
"Iya, baiklah. Berhentilah bersikap terlalu berlebihan."
"Sudah marahnya. Kalau lagi cemberut, wajahmu terlihat menggemaskan. Aku jadi malas pergi ke kantor, hawanya ingin terus bercumbu denganmu." rayu Jungkook sembari mencubit kecil pipi Hyeri.
"Hiish malas sekali dengar kata-kata itu. Kamu ini tidak kenal waktu, ya? Cepat ayo turun dan sarapan. Aku bisa terlambat berangkat kuliah!" ajak Hyeri sambil menggandeng tangan Jungkook untuk pergi ke lantai bawah.
Di ruang makan. Semua orang sudah bersiap untuk sarapan. Terlihat suasana masih canggung. Nenek, Ayah, dan Ibu yang masih saling diam tanpa bertegur sapa.
"Duduklah pengantin baru!" sambut Nenek.
"Nee,"
Hyeri dan Jungkook duduk bersebelahan. Jungkook yang terlihat gagah dengan stelan jas hitam dengan sangat rapi. Sementara Hyeri mengenakan baju biasa santai untuk berangkat kuliah hari pertamanya.
"Sudah siap 'kan, Jeon Jungkook?"
"Iya, Ayah." Jungkook sembari curi-curi kesempatan di bawah kolong meja untuk menggenggam tangan Hyeri. Merasakan tangannya digenggam erat, Hyeri hanya menoleh sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
WARNING!☠️ I LOVE YOU [TAMAT✓]
FanfictionPreview ________________________ Bersekolah di SMA terbaik di Korea, tentu tidak mudah. Ia kerap kali mendapat bullying dari teman-teman di sekolah. Namun, kegigihan dan keberaniannya justru malah membuat takhluk pria yang selama ini menjadikannya...