◻️◻️◻️Happy Reading◻️◻️◻️
Siang hari yang terik. Hyeri sudah sampai di tempat di mana Ibunya biasa berjualan. Di tempat hiburan yang padat dengan pengunjung. Hyeri menyebar pandangan kesegala penjuru, mencari keberadaan Ibunya. Dia berlarian membewa beberapa kantong kresek di tangannya dengan sangat antusias. Tapi aneh, karna dia tidak bertemu dengan Ibunya. Remaja itu juga bertanya-tanya pada beberapa pengunjung, yang sekiranya melihat Ibunya, tapi hasilnya nihil.
"Kemana Ibuku?"
Dia sudah mulai panik. Tidak biasanya mencari Ibunya selama ini. Dia harus mengelilingi taman hiburan untuk menemukan sang Ibu. Hingga tibalah Hyeri di sebuah persimpangan jalan.
Bruuuk
Terjadi sebuah kecelakaan, korban tabrak lari. Beberapa orang tampak langsung berlarian menghampiri korban tersebut. Pandangan Hyeri sejenak teralihkan dan ikut mendekati kerumuman orang yang mencoba memeriksa keadaan si korban.
"Ibu,"
Air matanya jatuh tak tertakar. Hatinya sangat hancur, kantong kresek yang di bawanya jatuh ke tanah dan tidak diperdulikannya lagi. Dia langsung mendekat dan memeluk jasad seorang wanita paruh baya yang bersimbah darah dengan keadaan sekarat.
"Ibu ... bangunlah." Tangisnya pecah, tatkala melihat Ibunya tengah meregang nyawa beberapa saat setelah insiden tabrak lari tersebut.
"Putriku sayang," Ibu Hyeri menyentuh pipi Hyeri dengan tangannya yang berlumuran darah.
"Ibu,"
"Maafkan Ibumu, nak. Maafkan Ibu yang tidak bisa menemanimu lebih lama,"
"I-ibu, jangan tinggalkan aku."
"Gadis baik. Kebahagiaan akan segera menghapus air matamu ... Ibu akan melepaskan penderitaan ini segera. Tetaplah tegar, anakku sayang."
Bruuuk
Tangan itu melemah. Ibu Hyeri telah menghembuskan napas terakhirnya.
"IBU ... IBU ... IBU ...."
Tangisnya pecah. Tak lama seorang pria berlari dari arah kejauhan menghampiri kerumunan. Sungguh hancur hatinya melihat wanita yang pernah dicintainya, kini telah berbaring tak bernyawa dengan kondisi yang memrihatinkan.
"Kenapa tidak ada yang telpon ambulance? Kenapa?" kesal tuan Jeon JunGeuk pada beberapa orang di sana yang sedari tadi sibuk menonton.
"Kami sudah telpon ambulance, tapi datangnya sedikit lambat." sahut salah seorang di sana.
Na'as, kondisi ini sudah tak tertolongkan. Ibu Hyeri sudah meninggal di tempat karna kehabisan darah. Keadaan ini menyisakan duka mendalam bagi Hyeri. Sebab baru beberapa bulan dia kehilangan Ayahnya, kini dia juga kehilangan Ibunya. Hyeri tidak bisa menahan rasa sedihnya. Dia terus-menerus menangis saat jasad Ibunya mulai melalui proses pemakaman sampai kremasi. Duka mendalam bagi remaja cantik nan tegar, yang kini menyandang status yatim piatu.
"Ibu,"
"Menangislah, nak." Tuan Jeon memberi pundaknya, untuk tempat Hyeri menumpahkan rasa sedihnya dan duka mendalam yang dialaminya. Sungguh ini di luar kendali. Hyeri masih dalam keadaan terguncang dan belum mempercayai kenyataan ini. Proses pemakaman selesai selama dua hari. Hyeri tidak masuk sekolah, karna sibuk mengantar peristirahatan terakhir Ibunya. Sedangkan tuan Jeon selalu menemani Hyeri setiap waktu.
"Nak, ikutlah ke rumahku. Agar kamu bisa sedikit lebih tenang. Jika berada di rumahmu, pasti kamu akan teringat oleh Ibumu. Itu akan mengganggu mental dan psikologismu."
"Tidak, tuan. Aku akan tetap tinggal di rumah ini." Hyeri menolak dengan sopan ajakan tuan Jeon.
"Ikutlah, nak. Ibumu sudah menitipkan kamu padaku."
KAMU SEDANG MEMBACA
WARNING!☠️ I LOVE YOU [TAMAT✓]
Fiksi PenggemarPreview ________________________ Bersekolah di SMA terbaik di Korea, tentu tidak mudah. Ia kerap kali mendapat bullying dari teman-teman di sekolah. Namun, kegigihan dan keberaniannya justru malah membuat takhluk pria yang selama ini menjadikannya...