◻️◻️◻️Happy Reading◻️◻️◻️
Yuhu, aku tahu banyak yang gak suka konflik. Tapi, konflik juga adalah bagian inti sebuah cerita. Semoga kalian yang baca ff ini dari awal hingga akhir bisa memetik hikmah dan pesan moral yang ingin saya sampaikan.
Bullying:
Apakah kalian harus menyerah? Semakin kalian kalah, maka kalian akan semakin ditindas.Ff ini sengaja saya buat, suapaya kalian yang sering mengalami kasus bullying bisa belajar dari sikap dan cara pemeran utama (Lee Hyeri) dalam menanggapi deskriminasi atau ketidak adillan.
Jangan takut, kalau kalian benar.
Jangan mencubit, kalau kalian juga tidak suka dicubit.
Jangan menangis, kalau kalian tidak mau ditertawakan para pembully.Eeeeh sampe lupa mau ngetik alur ceritanya wkwkwkw. Ok siap, dilanjut dulu yak ke inti ceritanya🤗
Moto: tidak selamanya semut yang kecil akan kalah dengan gajah yang besar. Karena ketika semut marah, dan membalas dengan gigitan yang menyakitkan, gajah juga akan merasakan sakit. Semut harus melawan, walau ia akan mati karena perlawanannya.
Go back to story ....
Hari-hari kian membaik. Keadaan perusahaan juga semakin membaik, saham perusahaan naik pesat dan keuangan bisa teratasi.
Jeon Jungkook telah bekerja keras.
Tibalah moment di mana ia dan Hyeri bertemu. Setelah sebulan lebih Jungkook disibukkan dengan kasus sang Ayah yang membuatnya jarang memiliki waktu berdua dengan sang istri.
"Hyeri," panggil Jungkook. Ia membawa sang istri masuk ke kamar mereka yang sesungguhnya.
"Tolong jelaskan padaku, apa yang sebenarnya kau rencanakan?" kesal Hyeri yang masih cemberut meskipun keadaan sudah membaik saat ini.
"Aku rindu sekali melihatmu cemberut begitu."
"Maksudnya apa? Apakah ini lelucon? Membuat sandiwara yang menyakitkan, membuatku sakit hati?" kesal Hyeri.
"Ikut aku!" Jungkook menggandeng Hyeri untuk duduk di atas kasur. Wajah murungnya masih terlihat meskipun sedari tadi Jungkook terus membelai lembut rambutnya.
"Hyeri. Kalau aku tidak bersandiwara, Suhyun tidak akan datang ke rumah ini dan aku tidak bisa membuktikan niatan jahat mereka pada keluarga kita."
"Lalu apa benar kamu akan menceraikanku?"
"Omong kosong apa itu? Aku tidak akan pernah melakukannya. Tolong maafkan aku atas kesalahanku yang sudah menyakitimu," ujar Jungkook sembari mengecup bibir Hyeri pelan.
"Andai benar kamu menceraikanku, aku akan jadi janda dengan anak tanpa Ayah." Kata-kata Hyeri barusan tentu membuat Jungkook langsung bingung.
"Maksudnya apa?" tanya Jungkook dengan rasa bingungnya.
Hyeri kemudian tersenyum semberi memeluk Jungkook dengan erat. Ia kemudian berbisik di telinga sang suami, "aku hamil ...,"
Seketika Jeon Jungkook bengong dengan mulut yang menganga seakan tak percaya.
"Ha-hamil?"
Hyeri membalas dengan anggukan dan senyum manis di bibirnya. "Sebenarnya aku sudah tahu kabar gembira ini saat Ayah dipenjara. Waktu itu keadaan sangat genting dan aku tidak bisa bilang dalam situasi begitu. Baru seminggu yang lalu aku kembali cek ke dokter kandungan, katanya ada dua janin di perutku. Jeon Jungkook, aku hamil anak kembar."
Sungguh pernyataan bahagia itu langsung di sambut hangat oleh Jungkook. Matanya berkaca-kaca, ia terus menerus menciumi sang istri karena sangat bahagia. Rasanya tidak mampu diungkapkan dengan kata-kata, Jungkook sangat terharu. Badai rumah tangga yang sempat menghampiri mereka, dibayar setimpal dengan kehadiran dua janin sekaligus yang akan menambah kebahagiaan pasangan Jungkook dan Hyeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
WARNING!☠️ I LOVE YOU [TAMAT✓]
FanficPreview ________________________ Bersekolah di SMA terbaik di Korea, tentu tidak mudah. Ia kerap kali mendapat bullying dari teman-teman di sekolah. Namun, kegigihan dan keberaniannya justru malah membuat takhluk pria yang selama ini menjadikannya...