◻️◻️◻️Happy Reading◻️◻️◻️
Rumah yang semakin seperti neraka untuk Hyeri. Ia merasa sendiri dan terpuruk, terlebih atas perlakuan acuh Jeon Jungkook padanya. Rumah yang bak neraka baginya, suaminya berada satu kamar dengan wanita lain yang merupakan sahabatnya sendiri.
"Tolong ceraikan aku dulu, baru kamu boleh bebas tidur dengan wanita lain. Jangan berbuat dosa, aku masih punya hak atas kamar ini," ujar Hyeri dengan tatapan sendu.
"Tidak usah mengaturku!"
"Aku masih punya hak atas dirimu, Jeon Jungkook. Aku masih istri sahmu!" kesal Hyeri.
"Lalu maksudmu, apa kamu mau bergabung bersama kami? Aku bisa memuaskan kalian berdua." Jeon Jungkook tersenyum remeh.
Plaaaak
Tamparan itu mengenai pipi mulus Jeon Jungkook. Mendapat perlakuan itu ia hanya tersenyum membalas sinis tatapan Hyeri.
"Kamu benar-benar menjijikan, Jeon Jungkook. Kamu pikir aku jalang seperti dia? Tidak! Aku tidak akan sudi kau sentuh lagi." Hyeri kemudian mengambil baju dan barang-barang pribadi miliknya untuk di masukkan ke koper.
Ia benar-benar marah, dan tidak mampu menahan emosinya lagi. Hyeri memutuskan untuk tinggal terpisah dengan Jungkook, sampai ia resmi bercerai. Hyeri pindah di kamar tamu, ia sudah memantapkan hatinya untuk angkat kaki dari rumah konglomerat itu.
"Jeon Jungkook, kamu sangat keren. Aku jadi semakin mencintaimu ...," lirih Suhyun memeluk Jungkook kembali, akan tetapi ditepis.
"Suhyun, kembalilah ke rumahmu. Benar kata Hyeri, jika kita belum menikah sama sekali tidak patut tinggal sekamar," ujar Jungkook yang meminta Suhyun pulang.
"Tidak, Jungkook sayang. Aku akan tetap di sini bersamamu. Kamu bilang mau punya anak dariku, ayo kita wujudkan keinginanmu." Suhyun sangat yakin dengan ucapannya, ia kembali merebahkan tubuh Jungkook kala itu.
"Suhyun, tidak sekarang. Kepalaku masih sakit," timpalnya.
Sementara suasana rumah itu semakin keruh dengan kedatangan Suhyun di samping Jungkook. Nenek dan Ayah tampak sangat marah dengan Jungkook, hingga ia sama sekali tidak mau menyapanya. Sementara Hyeri masih mengurung diri di dalam kamar.
Makan malam tiba. Jungkook dan Suhyun turun ke meja makan untuk bergabung dengan keluarga itu. Kehadiran Suhyun menciptakan kebencian di hati Nenek dan Ayah, hingga seketika mereka hanya diam dengan ekspresi tidak suka.
"Aku tidak berselera makan rasanya. Pelayan, bantu aku sisihkan dua piring makanan! Aku mau makan malam bersama menantu Jeon," titah Nenek yang langsung pergi meninggalkan ruang makan.
"Lama-lama rumah ini seperti neraka," imbuh Ayah yang kemudian juga ikut bangkit dari kursinya dan pergi menuju kamarnya.
"Duduklah! anakku, ayo kita makan malam," sambut Ibu dengan senyum di wajahnya. Hanya Ibu orang yang bisa menerima perubahan sikap Jungkook, dan hadirnya Suhyun di rumah itu.
"Apapun itu, seharusnya kamu menceraikan Hyeri dulu. Baru bawa wanita ini ke rumah. Ibu juga sudah tidak sabar punya cucu dari kalian," ujar Ibu pada pasangan Jungkook dan Suhyun.
"Iya, Bu."
"Tapi jika aku bisa hamil duluan dan memberi keturunan. Itu pasti lebih baik, karena tidak ada yang bisa menolak kehadiranku," imbuh Suhyun.
"Yang dikatakan Ibu benar, kenapa kamu ngeyel?" ujar Jeon Jungkook, yang terlihat aneh di mata Suhyun. Sebab, Jungkook semakin tidak menurut dengan ucapannya.
Makan malam yang terasa sepi. Akibat semua penghuni rumah yang pergi begitu saja dari ruang makan. Nenek di dalam kamar masih mencoba merayu Hyeri untuk membuka pintunya, tapi hasilnya nihil. Ia sama sekali tidak mengizinkan siapapun masuk ke dalam kamarnya. Meskipun niat Nenek untuk memgantarkan makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
WARNING!☠️ I LOVE YOU [TAMAT✓]
FanficPreview ________________________ Bersekolah di SMA terbaik di Korea, tentu tidak mudah. Ia kerap kali mendapat bullying dari teman-teman di sekolah. Namun, kegigihan dan keberaniannya justru malah membuat takhluk pria yang selama ini menjadikannya...