part 11

14.5K 1.2K 39
                                    

◻️◻️◻️Happy Reading◻️◻️◻️

Hari itu, Hyeri memaksa untuk kembali ke rumahnya dan mengemasi barang-barangnya. Hyeri juga meminta untuk tinggal semalam di rumahnya sebelum meninggalkan rumah yang memiliki banyak kenangan bersama Ayah dan Ibunya. Walau sudah dua hari berlalu, Hyeri masih terlarut dalam duka. Meskipun dia mencoba tegar agar berhenti menangisi kepergian Ibunya yang sudah tenang di sisi Tuhan.

"Tuan, nenek ... aku permisi pulang dulu." ucap Hyeri meminta izin sebelum pergi.

"Eeeeeh,mana kookie? Tidak biasanya dia di kamar tidak keluar dari tadi." ujar nenek Jeon.

"Siapa kookie?"

"Dia cucu kesayanganku. Calon suamimu ...." ujar nenek Jeon.

"Uhuk,"
Entahlah, Hyeri masih merasa aneh jika di singgung masalah pernikahan. Mengingat dia masih terlalu muda untuk menikah.

"KOOKIE ...?!"

Tidak ada jawaban. Jungkook masih belum berani keluar untuk menemui Hyeri. Tentu karna takut Hyeri akan terkejud jika mengetahui rumah itu adalah rumahnya.

"Namanya imut sekali," ujar Hyeri memuji. Nama 'Kookie' memang terdengar seperti nama anak yang menggemaskan dan Hyeri tidak tahu julukan kookie adalah julukan dari pria yang dibencinya.

"Kookie adalah panggilan sayang. Wajahnya juga imut dan menggemaskan ... besok kalau kamu sudah tinggal di sini. Kamu pasti paham alasanku memberi julukan nama itu." Hyeri hanya tersenyum singkat, sambil mencoba mencerna apa yang diucapkan nenek Jeon.

Hari sudah mulai gelap. Hyeri pulang ke rumahnya untuk mengemasi barang-barangnya. Tentu karna rumah itu juga bukan rumahnya, melainkan rumah sewa. Hyeri terpaksa akan pindah, lantaran dia ingin mengejar cita-citanya bersekolah tinggi demi menjadi orang sukses seperti harapan mendiang Ayah dan Ibunya.

Sementara setelah penantian panjang. Memastikan Hyeri telah angkat kaki dari rumah mewah itu, Jeon Jungkook akhirnya keluar ke lantai bawah. Lantaran dia sedari tadi menahan lapar tidak berani keluar kamar.

"Kookie, kenapa baru keluar?" tanya nenek Jeon.

"Lapar, nek." Jungkook melahap dua piring besar makanan karna benar-benar kelaparan.

"Siapa suruh tidak mau keluar makan."

Tak lama Ayah dan Ibu Jungkook juga keluar menuju meja makan untuk makan malam. Tentu saja ini sudah jam makan malam. Seluruh keluarga sudah berkumpul untuk menikmati hidangan.

"Jungkook, kenapa kamu tidak menunggu semuanya kumpul. Makan duluan, tidak sopan." Tegur nyonya Eunbi, Ibu dari Jeon Jungkook.

"Aku kelaparan," jawab pemuda tampan bergigi kelinci tersebut.

"Datang-datang langsung marah. Ibu macam apa kamu ini?" kesal nenek pada menantunya.

"Maaf, Bu. Aku sedang kebawa cape seharian bekerja."

"Aku kan sudah bilang, tidak perlu kamu bekerja keluarga kita tidak akan miskin. Ibu rumah tangga macam apa, yang selalu mementingkan kerjaan dari pada quality time." sindir nenek Jungkook. Nenek Jeon, memanglah orang yang paling berkuasa dan di segani di rumah itu. Mengingat dia adalah sepuh, sekaligus pemegang nama besar keluarga setelah kaken Jeon meninggal.

"Ngomong-ngomong, Jungkook akan aku jodohkan dengan gadis pilihanku," ujar nenek seketika. Semua orang terkejud kecuali Ayah Jungkook.

"Bu, dia masih sangat belia. Jungkook juga masih harus mengejar cita-citanya. Mereka tidak harus menikah secara paksa, karna itu tidak akan membuat bahagia." ujar tuan Jeon. Mendengar pernyataan itu, Ibu Jungkook hanya melirik sinis kearah suaminya. Tentu ucapan Ayah Jungkook berdasar dari pernikahan mereka yang juga dulu hasil perjodohan.

WARNING!☠️ I LOVE YOU [TAMAT✓] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang