3.Namanya Osca

39 23 0
                                    

*Happy Reading:)

"Sel, lo tau nama cewek itu?" tanya Rayen pada Selin sambil menunjuk ke arah Osca yang sudah cukup jauh darinya.

Selin melihat ke arah telunjuk Rayen, yang ternyata menunjuk rombongan lima adik kelas yang baru saja melewati mereka.

"Yang mana?" tanya Selin.

"Yang rambutnya diurai sebahu."

Kening Selin berkerut sambil mengamati adik kelas yang di maksud Rayen.

"Namanya Osca, anak sebelas IPA empat, lo naksir?" ujar Selin sambil bertanya di akhir kalimatnya.

"Enggak, cuma pengen tau namanya aja," ucap Rayen beralibi, karna tujuan sebenarnya menanyakan nama Osca karna ingin memastikan apakah benar dia adalah Osca yang mengiriminya pesan.

"Awalnya tanya nama, eh siapa tau besok tanya nomornya," goda Selin sambil menaik-turunkan alisnya.

"Gaje lo, dah lah gak jadi ke toilet gue. Balik kelas gak?" ujar Rayen lagi bertanya pada Selin yang tengah memasang ekspresi meledeknya.

"Ogah ah, gue mau modus dulu sama si dia," balas Selin sambil senyum-senyum seperti orang gila.

"Ya udah gue balik kelas duluan," ujar Rayen lalu berjalan meninggalkan Selin yang juga bergegas kembali ke tempatnya tadi berkumpul bersama teman-teman perempuannya.

****

"Ca, lo kesambet? Perasaan dari tadi diem mulu," ujar Stevi yang menyadari tingkah Osca yang diam saja setelah dari kantin.

"Kayak lo gak tau aja, kan tadi dia abis ketemu Kak Rayen," ucap Hana menggoda Osca yang sekarang pipinya merona.

"Lah apa hubunganya sama dia sekarang dia diem aja?" tanya Stevi yang bingung.

Pletak.

"Awww, Sakit kampret! Apaan sih lo jitak-jitak seenaknya, lo pikir pala gue apaan?!" Kesal Stevi yang tidak terima kepalanya dijitak oleh Luna, padahal ia tidak merasa dirinya salah.

"Stepi, lo udah berapa lama sih kenal Osca?" tanya Luna dengan sok manis menahan kesalnya.

"Stevi bukan Stepi! Hampir dua tahun lah, kan dari kelas sepuluh, ngapain lo nanya, lo juga kan tau," jawab Stevi dengan tampang polosnya, yang membuat ketiga sahabatnya ingin menoyor kepala sekuat-kuatnya, kecuali Osca.

"Dasar pinter! Lo kek gak tau aja, dia kalau abis ketemu Kak Rayen gimana, salting goblok!" Habis sudah kesabaran Luna menghadapi sahabat sekaligus teman sebangkunya ini, kadang Luna berpikir bisa-bisanya ia sebangku dan bersahabat dengan orang lemot seperti Stevi.

"Udah-udah, rempong amat lo berdua Osca aja santuy kok malah lo dua yang ribet," lerai Hana.

"Gue malu," ujar Osca.

"Malu? Sama Kak Rayen?" tanya Jesya yang dari tadi hanya diam saja.

Osca mengangguk lalu kembali menunduk, tingkah Osca kali ini sukses membuat empat sahabat rempongnya ini terkikik geli. Osca itu aneh suka dengan orang tapi kok malu sendiri.

"Ca tadi tuh Kak Rayen lihatin lo tau," ujar Jesya dan membuat Osca kembali menahan napasnya.

"Serius?" Bukan Osca yang bertanya melainkan Stevi.

Silent Love [on Going] HiatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang