27. Osca yang malang

16 6 2
                                    

#HappyReading

Pagi ini benar-benar sial bagi Osca karna harus terlambat datang ke sekolah, dan kali ini hanya dia sendirian tanpa Hana, karna sahabatnya itu sedang sakit dan tidak pergi ke sekolah hari ini.

Sambil menjalankan hukumannya memunguti sampah di lapangan sekolahnya yang lumayan luas ini Osca bersenandung kecil menyanyikan lagu berjudul Menepi yang sedang booming saat ini. Dimana liriknya benar-benar menggambarkan perasaan Osca yang tak pernah tersampaikan pada Rayen Aldebaran.

"Mencintai dalam sepi, dan rasa sabar mana lagi yang harus ku pendam dalam mengagumi dirimu...." Osca menyanyikan lirik tersebut sambil memejamkan matanya menghayati lagu tersebut.

Selesai memunguti sampah yang ada di lapangan Osca segera melapor kepada guru piket yang bertugas hari ini agar segera bisa masuk ke dalam kelas dan mengikuti pelajaran.

"Bu, saya sudah memunguti sampah yang di lapangan," ujar Osca pada Bu Tri yang kebetulan menjadi guru piket hari ini.

"Ya sudah, cuci tangan setelah itu masuk kelas ya," ucap Bu Tri mengizinkan Osca masuk ke dalam kelas.

"Oke Bu, terimakasih."

"Oh iya Ca, siap-siap untuk FLS2N ya."

"Loh kapan Bu?" tanya Osca.

"Kalau tidak diundur bulan depan, tapi tetap siap-siap ya," ujar Bu Tri.

"Siap Bu, kalau gitu saya mau kembali ke kelas dulu ya," pamit Osca yang hanya dibalas anggukan kepala oleh Bu Tri.

Sebelum masuk ke kelasnya Osca menyempatkan diri untuk mencuci tangannya yang kotor karna habis memunguti sampah. Setelah selesai mencuci tangannya Osca bergegas keluar dari toilet untuk segera masuk ke dalam kelas.

Syukurlah saat sampai di kelas guru yang mengajar pelajaran pertama belum masuk ke kelas, jadi Osca tidak perlu lagi menjawab pertanyaan yang akan diajukan oleh guru tersebut mengenai dirinya yang terlambat. Ia berjalan menuju bangkunya yang berada di belakang bangku Luna dan Stevi.

"Tumben telat Ca?" tanya Luna yang heran karna tidak biasanya Osca akan datang terlambat ke sekolah, justru malah biasanya gadis itu datang sangat pagi.

"Gue kesiangan, terus nungguin Hana gak taunya dia malah gak masuk hari ini," jelas Osca.

"Tumben tuh dugong kaga masuk," ujar Stevi.

"Katanya sih sakit, tapi gatau gue mana sempet dateng ke rumahnya."

"Lah, itu orang bisa sakit juga ternyata," ucap Luna.

"Kok Pak Dul belum masuk?" tanya Osca pada kedua sahabatnya itu.

"Kita jamkos, tadi dia udah masuk cuma bilang kalau dia ada urusan katanya." Stevi menjawab pertanyaan Osca.

"Gak absenkan?"

"Enggak, udah deh santuy," ujar Stevi santai.

"Oh iya Ca, tadi pas mau berangkat sekolah nih ya gue ketemu Kak Rayen," ujar Luna pada Osca.

"Ya terus?"

"Lah kok terus sih? Biasanya lo kan kepo gitu."

"Udah deh kalau kalian ceritain dia mulu gue gak jadi move on nih," ujar Osca dengan raut wajah cemberut.

"Lo beneran gitu gak mau usaha deketin Kak Rayen dulu?" tanya Stevi, mingkin ini adalah pertanyaan yang kesekian kalinya Stevi lontarkan pada Osca, tidak hanya Stevi namun juga sahabatnya yang lain pun selalu melontarkan pertanyaan itu pada Osca.

Osca hanya menggelengkan kepala sebagai jawaban. Sejujurnya Osca sangat ingin mendekati Rayen, namun sekali lagi Osca harus sadar diri siapa dirinya ini, kembali lagi pada pilihan Osca yang lebih mencintai dalam diam meskipun sulit. Kadang Osca iri dengan teman-temannya yang dengan mudah mendekati gebetannya, tapi dirinya tidak sepercaya diri itu, ia hanya malu menunjukkan perasaannya pada orang yang ia sukai.

"Lo gak ada pengen siapin apa gitu buat dikasih kak Rayen pas perpisahan nanti? Ya anggap aja kenang-kenanganlah." Luna kali ini yang bertanya.

Lagi-lagi Osca hanya menggelengkan kepalanya lesu yang membuat Luna dan Stevi menghela nafas pasrah, rasanya susah sekali membuat sahabatnya yang satu ini untuk percaya diri dalam mendekati orang yang ia sukai.

"Udah deh bahas yang lain aja," ujar Osca sambil meletakkan kepalanya di atas meja.

"Gue duduk sini ya? Males gue sama Dania buku mulu yang diliatin." Jesya tiba-tiba datang sambil meletakkan tasnya di bangku sebelah Osca, lebih tepatnya bangku Hana.

"Ca, lo harus tau ini!" seru Jesya bersemangat.

"Apaan?" Bukan Osca yang bertanya, melainkan Stevi.

"Kemarin gue liat instastorynya Kak Rayen foto cewek," ujar Jesya yang tidak tau kondisi, sudah tau Osca sedang tidak ingin membahas Rayen, tapi malah Jesya membicarakan Rayen.

"Ceweknya kali," balas Osca santai, namun dalam lubuk hatinya ia benar-benar cemburu saat mengetahui Rayen sudah memiliki pacar.

"Kok lo gak cemburu? Lo udah move on?" tanya Jesya.

Osca menggeleng, sambil menghela nafas panjang. Sungguh malang sekali nasibnya dalam mencintai seseorang, sudah mencintai diam-diam dan malah mengetahui kabar bahwa Rayen memiliki pacar, rasanya Osca ingin mengulang waktu saja saat dirinya hanya biasa saja saat melihat kakak kelasnya itu.

"Udah deh Jes, Kak Rayen mulu yang lo bahas bikin Osca makin galau aja, mending lo bahas tuh siapa Kak Ojay!" ujar Luna yang berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Udah deh Lun, gue juga pengen move on dari itu manusia kampret!" ucap Jesya dengan kesal.

"Stev, lo gak ada niat gitu suka sama cowok lagi?" tanya Luna pada Stevi yang sedang anteng memainkan ponselnya.

"Gue curiga lo lesbi Stev," ujar Jesya.

"Woi sembarangan lo pada, normal gue masih suka sama cowok ya anjir," bantah Stevi dengan nada ngegas.

"Terus lo sekarang suka sama siapa?"

"Ada deh gak usah kepo lo pada ya."

"Si anjir sok-sokan main rahasia, nanti giliran kena PHP kaya Kak Gery dulu baru nangisnya ke gue," cibir Luna.

"Gak usah dibahas lagi sih! Udah lupa gue malah diingetin!" Sewot Stevi pada Luna.

"Masa?" tanya Jesya yang bermaksud meledek sahabatnya itu.

"Jes lo udah pernah kena lempar kursi belum?"

Mendengar pertanyaan dari Stevi tersebut Jesya dan Luna hanya tertawa, sedangkan Osca masih saja diam sambil meletakkan kepalanya di atas meja dengan tangan sebagai bantalnya. Gadis itu malas mendengarkan pembicaraan ketiga sabahatnya yang menurutnya sangan tidak berfaedah.

Entahlah rasanya Osca benar-benar malas hari ini untuk bersekolah, ditambah Hana tidak masuk lengkap sudah kegalauannya. Meskipun masih ada tiga sahabatnya yang lain, namun tetap saja Hana lah yang paling dekat dengannya.  Osca yang malang.




.
.
.
.
.
.
.
.
Osca galau mulu nih gara-gara tau Kak Rayen posting foto cewek di instastorynya.
Kalian kalau jadi Osca kira-kira bakal galau juga gak?

Tbc..

Silent Love [on Going] HiatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang