16.Senyuman Rayen

16 7 0
                                    

Namanya juga suka disenyumin aja langsung bapernya sampe ubun-ubun.




#HappyReading

"Osca!! Itu udah gue pel astaga!" Pekik Hana saat lantai kelas yang sudah ia pel malah diijak oleh Osca seenaknya.

"E-eh hehe sorry Han, gak tau," ucap Osca menampilkan cengiran khasnya.

"Duh masa lantai udah mengkilat gitu gak lo liat."

"Wuih iya gila kinclong banget kaya abis dijilatin." Osca berkata ngawur dan membuat Hana yang mendengarnya memutar bola mata jengah.

"Iya dijilatin kambing, itu ngomong-ngomong mending sepatu dicopot sebelum gue copotin abis itu gue bakar!" Omel Hana lagi karna Osca masih berdiri dengan santainya di lantai kramik yang tadi sudah dipelnya.

"Duh ampun mak dugong," ujar Osca sambil cepat-cepan melepas sepatunya.

"Dugong mata lo gos- LUNAAAA!! COPOT SEPATU LO!" teriak Hana.

Luna yang diteriakki gelagapan dan langsung melepas sepatunya sama seperti Osca.

"Yaelah santuy kali Han, gak usah pake toa juga ngomongnya." Ucap Luna sambil meletakkan sepatunya di rak sepatu yang disediakan di depan kelas mereka.

"Bacot! Nohkan gue jadi harus ngepel lagi!" omel Hana saat melihat kramik kelasnya kotor karna diijak Osca dan Luna.

"Gue gak mau tau lo berdua harus bersihin!" Sambung Hana sambil menunjuk kedua sahabatnya itu.

"Aelah gini doang mah kecil biar Luna yang kerjain," ujar Osca sambil menyikut lengan Luna yang berdiri di sampingnya.

"Lah kok jadi gue sih?" ucap Luna yang tidak terima, masa hanya dirinya yang membersihkan lantai yang jelas-jelas Osca juga mengotorinya.

"Kan lo yang terakhir nginjek."

"Heh malah debat! Udah deh ya nih pel-pelan buruan lo pel tuh lantai," ucap Hana sambil menyerahkan Pel-an yang ia pegang pada Luna.

"Lah gue doang Han?" tanya Luna.

"Jadi lo bersihin bekas sepatu lo, Osca bersihin bekas sepatunya sendiri juga, adil kan?"

"ADIL BANGET!" ujar Osca dan Luna bersamaan.

****

Jam istirahat pertama Rayen sudah berada di depan kelas 11 IPA 2 untuk menemui sepupunya.

"Dek, boleh minta tolong panggilin Della?" ujar Rayen pada Adik kelas yang baru saja keluar dari dalam kelas 11 IPA 2.

"Oh sebentar Kak." Ucap adik kelas tersebut lalu masuk kembali untuk memanggil Della sepupu Rayen.

"Ngapain Cari gue?" tanya Della saat baru saja muncul dari dalam kelas.

"Heh nih duit saku lo, masih untung gue mau dititipin Emak lo." Ucap Rayen sambil menyerahkan dua lembar uang berwarna ungu pada Della.

"Uluh-uluh makasih Bang Rayenku, akhirnya diriku bisa jajan," Seru Della dengan senangnya, karna tadi ia sempat panik saat uang sakunya ketinggalan.

"Giliran kek gini aja baru manggil Bang," cibir Rayen.

"Hehe udah sono lo pergi gue mau kantin dulu," usir Della.

"Tai lo, udah ditolongin malah ngusir!" ucap Rayen lalu menengok ke arah kelas 11 IPA 4 yang terlihat ramai.

Saat menoleh ia mendapati seorang gadis sedang memperhatikannya, nampakmya Rayen tau siapa gadis itu. Ah iya, gadis itu kalau tidak salah adalah gadis yang waktu itu ia tanyakan namanya pada Selin.

Saat gadis itu kembali melihat ke arahnya, Rayen tersenyum singkat lalu memalingkan wajahnya kepada sepupunya.

"Senyum-senyum sama siapa lo?" tanya Della saat tadi melihat Rayen tersenyum.

"Kepo!" ujar Rayen lalu pergi dari hadapan Della yang menatapnya aneh.

"Osca kalau gak salah namanya Osca," gumam Rayen dalam hati sambil berjalan untuk kembali ke kelasnya.

****

"HUAAA JESYA!!" teriak Osca di dalam kelas.

"Apa sih Ca, teriak-teriak kek di hutan," ucap Jesya yang duduk di bangkunya.

"Gue disenyumin ya ampun Jesya!" Ujar Osca tidak jelas sambil menampilkan senyum ala orang sedang salah tingkah, ditambah lagi pipinya yang merona.

"Lo napa dah? Disenyumin siapa sampe bikin lo gila gini?" tanya Jesya sambil menyangga dagunya dengan telapak tangan yang ia tumpangkan di atas meja.

"Kak Rayen, Jes!" seru Osca lagi dengan semangat.

"Yakin gak halusinasi lo?" tanya Jesya terkejut.

"Tadi pas gue di depan liat anak-anak lagi berebutan jajan gratis dari Stevi, gak sengaja gue liat Kak Rayen di depan kelas sebelas IPA dua lagi ngobrol sama Della. Nah abis itu dia tiba-tiba liat kesini terus senyum ya ampun, posisinya tuh ya, tadi gue di situ sendirian kan anak-anak laen pada di sebelah sono berebutan, nah jadi dia senyum sama gue dong!" ucap Osca bercerita pada Jesya sambil terus tersenyum senang.

"Kepedean lo! Bisa jadi dia senyum sama orang laen."

"Ih, di situ cuma ada gue, lagian gue juga sempet nengok kanan kiri pas dia senyum."

"Ya terserah lo deh yang penting lo seneng," ujar Jesya

Lalu setelahnya Osca berjalan menghampiri Hana yang baru saja masuk ke dalam kelas, lalu menceritakan kejadian yang baru saja ia ceritakan pada Jesya.

Dan respon Hana tidak beda jauh dari Jesya, terkejut terheran-heran, tapi tetap saja ia meng-iyakan agar Osca senang. Membuat sahabat senang dapat pahala kan?.

Mendapat respon seperti itu Osca sama sekali tidak perduli, terserah sahabatnya mau percaya ataupun tidak, yang penting dirinya senang bisa melihat senyum Rayen dari jarak lumayan dekat, meskipun kalau memang tadi Rayen tersenyum bukan padanya masa bodoh Osca tidak perduli yang terpenting ia sudah melihat senyum Rayen hari ini setelah berhari-hari tidak bertemu ataupun melihat batang hidung Rayen.

Aneh ya kalau sedang jatuh cinta, melihat senyum orang yang disukai saja sudah senangnya setengah mati.

Tbc...
.
.
.
.
.
.
.
.
Ada yang kaya Osca? Disenyumin gebetan doang langsung baper? Hayo ngaku loh:v

Gak kerasa ya udah part 16 aja, semoga kalian tetep suka sama ceritanya:).

aku gak pernah bosen buat minta kalian Vote dan komen cerita aku, ayo dong jangan cuma jadi siders:v

See you next part!


Silent Love [on Going] HiatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang