11.Libur yang hambar

29 13 0
                                    

Gimana kabarnya hari ini? Gimana sama si dia udah peka belum?

Selamat hari sabtu kalian:)

#HappyReading!

Tiga hari lagi liburan akan berakhir, dan Osca hanya mengisi setengah bulan liburannya dengan rebahan, sesekali ia hanya bermain ke rumah Hana tapi ujung-ujungnya rebahan lagi di kasur milik Hana seperti saat ini.

"Ngenes banget sih liburan gue, kuota gak punya, cuma rebahan doang." Ucap Osca sambil memainkan game cacing yang tengah booming saat ini di ponsel miliknya.

Hana yang ikut rebahan disampingnya pun tidak memperdulikan Osca, ia sibuk membalas pesan dari gebetannya yang bernama Kiki.

Osca yang merasa diacuhkan berdecak kesal lalu merampas ponsel Hana, hal itu sudah jelas membuat Hana kesal.

"Osca! Ngapain sih? Siniin hape gue." Ucap Hana dengan sebal.

"Bentar Han, hidupin hotspot dulu."

Hana memutar bola mata malas, selalu saja ujung-ujungnya Osca minta hotspot, dasar gak modal!.

"Nih, jangan dimatiin hotspotnya!" Ujar Osca mengancam sembari mengembalikan ponsel Hana yang ia ambil tadi.

"Gak modal lo!" Cibir Hana lalu kembali memaiankan ponselnya untuk membalas pesan dari Kiki yang belum ia balas karna Osca yang sembarangan merebut ponselnya.

Osca menulikan telinga dari cibiran Hana, ia memilih membuka aplikasi instagramnya yang sudah hampir satu bulan tidak ia buka karna tidak memiliki kuota.

Ia mengetik nama akun instagram milik Rayen, dan mulai melihat-lihat postingan Rayen.

"Ganteng banget sih." Ucapnya tanpa sadar dan didengar oleh Hana.

"Hah? Siapa yang lo bilang ganteng?" Tanya Hana.

"Eh, enggak kok." Jawab Osca yang salah tingkah.

"Pasti lo stalking Kak Rayen kan?" tebak Hana tepat sasaran, yang ditanggapi dengan cengiran oleh Osca.

"Kurang kerjaan lo Ca."

"Bodo."

"Chat dong kalo berani." Ujar Hana menantang.

"Ck, udah deh Han diem."

Hana tertawa mengejek lalu kembali memainkan ponselnya sendiri, membiarkan Osca memakai hotspotnya sesuka hati yang penting tidak mengganggunya, lagian kuotanya baru saja diisikan oleh ayahnya jadi biarkan saja hitung-hitung Hana beramal.

Bosan dengan melihat-lihat postingan Rayen, Osca memilih men-scroll beranda instagram miliknya dan melihat-lihat instastory dari orang yang ia ikuti.

"Gue bosen." Celetuk Osca sambil meletakkan ponselnya di atas perutnya.

"Bosen hidup? Mati aja kalok gitu." Sahut Hana asal.

"Mati mati, lo aja sono duluan."

"Kan gue cuma ngasih saran bambang!"

"Oh terima kasih saran anda sangat tidak berfaedah." Ucap Osca dengan nada menyindir.

"Dua minggu gak sekolah udah bikin lo move on belum?" Tanya Hana sembari meletakkan ponsel yang habis ia mainkan di sampingnya.

"Ah gak tau gue, tapi gue udah gak pernah liat kapan terakhir Kak Rayen online lagi." Jawab Osca jujur, memang semenjak libur ia tidak pernah lagi melihat terakhir online pujaan hatinya itu.

Bukan karna tak punya kuota, kalian tau kan Osca menggunakan filtur whatsapp gratis dari sebuah kartu perdana? Memang semiris itu hidup Osca jika mengenai kuota.

Bahkan ia hanya akan membeli pulsa satu minggu sekali hanya agar nomornya tidak mati. Bukan pelit, tapi memang pada dasarnya Osca ini tidak punya duit. Yang terpenting kartu ponselnya tidak dalam masa tenggang, begitu pikir Osca.

"Bagus ada kemajuan." Seru Hana sambil mengacungkan ibu jarinya dan memempelkannya pada kening Osca.

"Apaan sih, ada kemajuan sih ada tapi gak usah gini juga keles!" Protes Osca karna ibu jari Hana menekan keningnya dan membuatnya risih. Sedangkan yang diprotes hanya menampilkan cengiran khasnya.

"Lo sendiri sama si adek kelas itu gimana?" Tanya Osca gantian menanyakan hubungan Hana dengan adik kelas yang katanya gebetannya.

"Dia punya nama Ca! Ya gitu deh tapi gue gak bakal pacaran sama dia." Jelas Hana.

"Emang dia juga mau gitu nembak lo?" Ejek Osca dan langsung membuat ekspresi Hana kecut.

"Kampret emang lo!"

"Canda Han haha." Ujar Osca sambil menertawakan ekspresi sebal sahabatnya itu.

"Pulang sono lo!" Usir Hana yang masih sedikit sebal dengan ejekan Osca yang ternyata ada benarnya juga.

"Ngusir banget sih."

"Bodo amat, rumah punya gue ini."

Lagi-lagi Osca pura-pura tidak mendengar ucapan Hana dan malah berpura-pura mendengarkan musik dengan earphone yang ia bawa dari rumah.

"Dasar kampret." Gerutu Hana lalu beranjak dari posisi berbaringnya.

"Kemana lo?" Tanya Osca sambil melepas sebelah earphone yang terpasang ditelinganya.

"Minum, aus!" Jawab Hana sewot.

"Nanti baliknya bawain satu botol yang dingin ya Han." Ujar Osca saat Hana akan membuka pintu kamarnya.

Hana hanya berdecih, memangnya dirinya pembantu apa? Memang sih tamu adalah raja, tapi kalau tamunya macam Osca yang tidak tahu diri begini malas sekali, untung sahabat.

Setelah beberapa menit Hana kembali membawa nampan berisi gelas dan sebotol air minum yang diambil dari kulkas.

"Nih, minum." Ujar Hana sambil meletakkan nampan yang ia bawa di meja samping kasurnya.

"Thank you zeyeng." Ucap Osca lalu meletakkan ponselnya dan meraih gelas dan menuangkan air minum dari botol.

"Sok manis lo, najis!" Cibir Hana, memang hanya pada Hana lah Osca bersikap menjijikan dan sok manis, jika pada sahabatnya yang lain entahlah Osca kadang masih merasa canggung.

Osca meneguk air minumnya hingga habis segelas, Hana yang melihatnya menatap horor pada Osca yang baru saja meletakkan gelasnya kembali.

"Ngapain lo liatin gue gitu amat? Gak pernah liat cewek cantik?" Tanya Osca yang heran karna Hana melihatnya dengan tatapan aneh.

"Lo gak minum berapa hari dah Ca? Segelas langsung ludes njir."

"Aus Han, ini nih cuaca panas banget hawanya. Kaya liat doi jadian sama orang laen." Ujar Osca sambil mengipasi mukanya dengan tangan.

"Ya gak usah curhat juga keles Mbak."

Hana heran dengan sahabatnya satu itu, jarang minum namun sekali meminum air mungkin satu galon Hana pikir Osca sanggup menghabiskannya.










.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc.

Sifat asli Osca udah keluar nih, penasaran sama Osca yang asli itu sebenernya gimana gak?

Jangan lupa vote+comment gengs!

Silent Love [on Going] HiatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang