4.Galau

41 20 2
                                    

Pagi ini Osca tidak seceria biasanya, gadis itu tampak murung seperti tidak punya semangat hidup. Jesya yang kebetulan baru saja memasuki kelas dan melihat sahabatnya itu terlihat sedih segera menghampirinya.

"Hoy, pagi-pagi udah sedih aja Mbak bro." Ujar Jesya sambil memukul meja pelan.

"Gue lagi males bercanda." Ucap Osca sambil menyembunyikan kepalanya di antara lipatan tangannya di atas meja.

"Emang siapa yang mau ajak lo bercanda? Pede banget, Lo kenapa pagi-pagi udah kek orang gak punya harapan hidup?"

"Kayaknya Kak Rayen hapus kontak gue deh." Ujar Osca sambil melihat ke arah Jesya.

"Gak mungkin, Kak Rayen kan baik gak kaya tuh temennya," seru Jesya.

"Tapi masa dia udah beberapa hari ini gak lagi liat snap gue."

"Kalo off  gak mungkin tadi pagi dia liat snap gue, susah sinyal kali,"

"Tapi kalo susah sinyal masa dia bisa liat snap lo tapi gak liat punya gue." Ucap Osca dengan raut ngenes.

"Tapi gak mungkin Kak Rayen sejahat itu Ca,"

"Mungkin Jes!"

"Jadi lo galau pagi-pagi ini cuma gara-gara kontak lo di hapus sama Kak Rayen?" Tanya Jesya memastikan. Osca yang ditanyai hanya mengangguk seperti anak kecil.

"Serius deh, setahun lebih gue kenal lo, lo gak pernah suka sama orang sampe cuma gara-gara dihapus kontaknya jadi segalau ini, perasaan dulu lo waktu suka sama Fery gak segininya." Ujar Jesya yang terheran-heran dengan sahabatnya kali ini.

"Gue dulu gak suka sama Fery! Gue cuma tertantang ngerubah berandalan itu biar lebih baik." Ucap Osca yang tidak suka dirinya dikatai suka dengan Fery. Fery itu satu angkatan dengan Osca hanya mereka berbeda kelas.

"Ngeles!" Cibir Jesya lalu pergi ke tempat duduknya untuk meletakkan tas yang belum sempat ia taruh, karna langsung menghampiri Osca.

"Jes apa kabar cinta lo sama Kak Ozy?" tanya Osca tiba-tiba, dan pertanyaan itu membuat Jesya berdecih sebal.

"Udahlah males gue mundur teratur, gue diblok!" Ujar Jesya dengan malas.

"Kita kebalik dong ya." Ujar Osca lalu kembali menyembunyikan wajahnya di atas lipatan kedua tangannya di atas meja.

"Udah deh gak usah galau gini, bukan Osca banget,"

Osca terlihat menarik napas panjang lalu menghembuskannya lagi, tidak ingin menanggapi ucapan Jesya barusan. Osca sedang malas berdebat karna saat ini sedang dalam mode galau tingkat dewa.

***

"Sel, tetring napa." Pinta Rayen yang duduk di sebelah Selin.

"Gak modal lo!" Cibir Selin sambil membalas pesan dari gebetannya.

"Ah, ayolah Sel gue belum sempet beli kuota." Bujuk Rayen sambil menarik-narik lengan Selin persis seperti anak kecil yang meminta dibelikan mainan oleh ibunya.

"Wifi sekolah nganggur Rayen!"

"Lelet, banyak yang pake,"

"Ck, dah tuh gue hidupin hotspotnya,"

"Terimakasih Selin yang baik hati dan tidak sombong." Ucap Rayen dengan nada dimanis-maniskan, yang disambut ekspresi ingin muntah dari Selin.

Silent Love [on Going] HiatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang