#HappyReading
Pagi ini pukul 08.00 Osca sudah berada di sekolah karna harus membantu para guru untuk menyiapkan ini-itu yang dibutuhkan saat Olimpiade lusa, padahal hari ini kelas 10 dan 11 diliburkan karna kelas 12 sedang mengadakan Ujian sekolah. Tapi karna ia merupakan pengurus OSIS jadi Osca merasa ia perlu datang ke sekolah hari ini untuk bantu-bantu, kebetulan Olimpiade Sains kali ini SMA Kejora yang menjadi tuan rumahnya dan ini merupakan pertama kalinya selama 28 tahun SMA Kejora berdiri.
Osca sedang berkumpul bersama pengurus OSIS lainnya di ruang OSIS. Mereka semua sedang membuat papan yang ditempeli nama ruangan dan mata pelajaran untuk mengarahkan peserta Olimpiade agar lebih mudah mencari ruangan tempat mereka mengerjakan soal-soal Olimpiade.
"Woi Lio, bisa gak sih gak usah nyenggol mulu! Nih liat gue jadi mencengkan nempelin kertasnya!" omel Gista pada Lio sang ketua OSIS karna sudah menyenggol dirinya yang sedang menempelkan kertas petunjuk ruangan.
"Sorry Gis, abis ini Stevi rese," ucap Lio sambil menunjuk Stevi.
Stevi yang tidak terima ditunjuk-tunjuk langsung memukul bahu Lio. "Heh yang rese duluan itu Lo, kok jadi gue sih!"
"Ya emang dari tadi lo yang rese dorong-dorong gue mulu," ujar Lio membela diri.
"Dorong pala lo benjol! Tadi yang tiba-tiba nyempil duduk di sini siapa? Gendruwo?!" ucap Stevi yang sudah terlanjur kesal pada Lio yang seenaknya menuduh dirinya, padahal sudah jelas tadi saat Stevi sedang menempelkan double tipe dikardus yang akan digunakan Lio tiba-tiba menyuruhnya bergeser dan tiba-tiba dengan rusuh duduk di sebelahnya.
"Udah woi udah! Ini kenapa jadi lo berdua yang beranten coba?" Lerai Gista yang pusing mendengarkan perdebatan yang sangat tidak penting antara Stevi dan Lio.
"Heh Yo, nih liat gue nempelin kertasnya jadi mencong ini juga nempelinnya pake double tipe jadi gak bisa dicopot lagi, mending mencong dikit ini parah harus ganti, lo harus Print ulang!"
"Ya elah lo gak kesian Gis liat gue dari tadi mondar-mandir jadi pesuruh," ujar Lio dengan ekspresi wajah yang dibuat sangat memelas, tapi itu sama sekali tidak membuat Gista kasihan sedikit pun lagian inikan memang karna sikap rusuh Lio sendiri.
Osca yang menyaksikan perdebatan teman-temannya akhirnya angkat bicara saat Lio hendak berdiri untuk memprint ulang kertas petunjuk ruangan.
"Yo, udah biar gue aja, sekalian gue mau ke ruang TU."
"Oh, thanks Ca," ucap Lio pada Osca yang sudah berbaik hati padanya.
Osca mengangguk lalu berdiri dan berjalan keluar dari ruang OSIS untuk menuju ruang TU dan meminta Pak Marlin untuk memprintkan ulang kertas petunjuk ruangan yang tadi tidak sengaja menceng saat ditempelkan Gista karna ulah Lio.
"Ca, mau kemana?" tanya Dania saat Osca melewati dirinya yang sedang duduk lesehan di depan ruang OSIS sambil melihat Kakak kelas yang baru saja istirahat dari mengerjakan soal Ujian sekolahnya, sekalian cuci mata melihat yang ganteng.
"Ke TU, kenapa?" jawab Osca sambil memakai sendalnya.
"Ngikut dong, sekalian mau pinjem cutter."
"Ya udah, ayok."
Saat sampai di ruang TU Osca segera meminta tolong Pak Marlin untuk mengeprintkan ulang, sembari menunggu Osca memainkan ponselnya, sedangkan Dania sibuk mencari cutter di dalam laci.
"Nih Ca, udah," ujar Pak Marlin sambil memberikan kertas hasil print-an yang Osca minta.
"Oh makasih Pak," ucap Osca lalu mengambil kertas itu.
Pak Marlin merupakan salah satu guru di SMA Kejora, ia merupakan guru TU jadi Pak Marlin tidak ikut mengajar seperti guru-guru lain. Usianya pun masih cukup terbilang muda karna usia baru 23 tahun, maka dari itu terkadang ia sangat akrab dengan beberapa murid SMA ini, bagi siswa-siswi lain sifat Pak Marlin yang santai dan humoris membuat mereka mudah akrab dengan gurunya itu, terkadang saat Pak Marlin sedang mengobrol dengan siswa laki-laki mereka terlihat seperti teman sebaya.
Osca dan Dania keluar dari ruang TU bersamaan setelah Dania menemukan cutter yang kata Pak Marlin ada di laci, tapi nyatanya malah berada di dalam lemari. Osca yang berjalan sambil memainkan ponselnya jadi tidak fokus dan menabrak seseorang saat akan melewati ruangan tersebut.
"Aduh ... Maaf-maaf saya gak sengaja," ujar Osca sambil melihat ke arah orang yang ditabraknya.
Demi apapun, Osca benar-benar mati kutu saat mengetahui siapa orang yang tidak sengaja ditabraknya, ia terkejut bukan main. Osca terkejut bukan karna yang ia tabrak tersebut seorang guru killer ataupun Kepala sekolahnya yang terkenal galak, melainkan orang yang ditabraknya tersebut adalah seorang Rayen! Ingat Rayen Aldebaran, si Kakak kelas yang Osca sukai.
Duh, rasanya image Osca sudah benar-benar buruk dihadapan Rayen jika begini caranya. Lagian kenapa juga ia harus memainkan ponselnya sambil berjalan tadi, jika tau begini akhirnya Osca tidak akan memainkan ponsel sialannya tersebut tadi.
"M-maaf Kak, g-gak sengaja," ucap Osca gugup, ia merasa tidak enak dengan Kakak kelasnya tersebut.
"Hmm, lain kali kalo jalan hati-hati jangan sambil main Hp," ujar Rayen lalu berjalan melewati Osca untuk masuk ke dalam ruang TU.
Ingin rasanya Osca berteriak sambil melompat-lompat jika saat ini ia tidak berada di depan ruang TU dan dilihat orang banyak, bagaimana tidak, tadi barusan Rayen bicara padanya dan mengatakan 'hati-hati' ini sungguh keberuntungan! Ini kedua kalinya Rayen berbicara padanya setelah waktu itu di rumah Stevi, saat Rayen memuji suaranya saat bernyanyi. Demi apapun Osca senang sekali hari ini.
"Heh udah senyum-senyumnya?" tegur Dania yang masih berdiri di sampingnya.
Osca menoleh ke arah Dania sambil tersenyum lebih lebar. "Demi apa Dan, Kak Rayen ngomong sama gue," ujar Osca dengan senyum yang terus tercetak dikedua sudut bibirnya.
"Seneng lo?"
"Banget Dan, banget! Gue gak bakal bisa tidur kayaknya nanti malem, tabrakan pembawa berkah Dan."
"Dasar bucin!" cibir Dania lalu berjalan duluan meninggalkan Osca yang masih setia dengan posisinya yang masih berdiri di depan pintu ruang Tata Usaha.
"Demi apa? Tadi Kak Rayen bilang hati-hati, ya ampun ambyar gemebyar hati gue!" ucap Osca seeorang diri sambil berjalan untuk kembali ke ruang OSIS.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Nah loh! Ambyarkan tuh hati gara-gara diucapin hati-hati sama doi:vKalian ada yang pernah nabrak gebetan kaya Osca? Gimana rasanya? Dagdigdug gak tuh?
Kira-kira Kak Rayen ngapain ya ke ruang TU?
Salam sayang dari aku:)
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Love [on Going] Hiat
Teen FictionPernah meyukai senior di sekolahan? Aku yakin kalian pernah berada pada fase di mana menyukai kakak kelas tapi tidak berani mengungkapkannya, seperti Osca satu tahun mengagumi seniornya Rayen Aldebaran secara diam-diam hingga akhirnya diketahui oleh...