#HappyReading!Hari ini merupakan hari kedua para siswa-siswi kelas 12 SMA Kejora melaksanakan try out, sedangkan para murid kelas 10 dan 11 tidak diliburkan alias tetap masuk sekolah.
Rayen yang sedang mengerjakan soal try out miliknya terganggu oleh suara Sandi yang duduk sebangku dengannya, bagaimana tidak terganggu jika setiap menit Sandi selalu memanggil namanya untuk meminta contekan, hal itu tentu saja sangat mengganggu konsentrasi Rayen saat membaca soal.
"Ray, nomer limabelas dong," ujar Sandi berbisik pelan karna takut ketahuan pengawas.
Rayen kali ini tidak menggubris Sandi, biarkan saja.
"Ray, limabelas jawabannya apa?" bisik Sandi lagi bertanya pada Rayen yang sedang serius membaca soalnya.
Rayen yang benar-benar muak dengan Sandi yang terus-terusan bertanya akhirnya sedikit menoleh, bukan untuk memberikan temannya itu contekan melainkan untuk memberi tahu Sandi agar tidak mengganggunya.
"Ck, berisik! Gue jadi gak bisa konsen, lagian lo baca dulu tuh soal baru kalo gak ngerti nanya!" bisik Rayen dengan was-was takut ketahuan pengawas dan dikira mencontek.
"Gue udah baca soal kok, tapi suer deh gue gak ngerti," ucap Sandi membela diri.
Malas menanggapi Sandi, Rayen memilih kembali mengerjakan soal Bahasa Inggrisnya yang lebih penting daripada Sandi.
"Gue gak belajar Ray, plislah contekin," mohon Sandi pada Rayen dengan bisikannya.
"Derita lo!" ujar Rayen singkat lalu menghiraukan Sandi yang terus mengoceh meminta contekan. Lagian kenapa sih harus dirinya yang duduk bersama Sandi, seperti tidak ada orang lain saja, kenapa juga nomor absennya tepat di atas nomor absen Sandi.
Meskipun tidak terlalu pintar setidaknya Rayen masih mau berusaha mengerjakan soalnya sendiri, tidak seperti Sandi yang belum membaca soal sudah mengeluh karna soalnya susah, lantas dari mana ia tau jika soalnya susah jika membaca saja tidak, dasar Sandi!.
Di sisi lain Ozy juga sedang bingung mengerjakan soalnya, ingin mencontek tapi takut ketahuan tapi jika tidak mencontek ia tidak mengerti, yah setidaknya kalau menyontek orang lain meskipun jawabannya tidak selalu benar yang terpenting jawabannya terisi daripada tidak sama sekali, begitu pikir Ozy.
"Jan, nomer lapanbelas apaan?" tanya Ozy pada Ojan yang duduk di sampingnya.
"Belum nyampe nomer segitu gue," jawab Ojan sambil membuka lembar jawabannya memperlihatkan pada Ozy jika ia benar-benar belum mengerjakan nomor yang dimaksud Ozy.
Kali ini Ozy benar-benar bingung ingin bertanya pada siapa lagi, masa ia pada pengawas yang benar saja bukannya diberi jawaban yang ada malah diceramahi panjang lebar. Ingin bertanya pada Rayen yang duduk tidak jauh darinya tapi saat melihat ke arah Rayen yang sedang mengacuhkan Sandi, Ozy langsung membatalkan niatnya karna Sandi yang di sebelahnya saja dikacangi apalagi dirinya, daripada makan ati Ozy lebih baik bertanya pada orang lain saja. Setelah tengok kanan, kiri, depan, belakang Ozy akhirnya menemukan orang yang akan ia mintai contekan.
"Na, Nana," panggil Ozy pada Nana yang duduk di depannya.
Dengan takut-takun Nana menoleh ke belakang saat Ozy memanggilnya.
"Apaan?" tanya Nana saat menoleh.
"Nomer lapanbelas apa isinya?"
Mendapat pertanyaan dari Ozy yang menanyakan jawaban, Nana segera kembali menghadap depan dan melihat lembar jawabannya lalu setelah itu memberi kode pada Ozy mengenai jawaban soalnya.
Setelah mendapatkan jawaban dari hasil mencontek, Ozy dengan segera mengisi lembar jawabannya dengan jawaban yang baru saja diberikan oleh Nana.
****
Bel istirahat berbunyi nyaring, itu tandanya waktu mengerjakan soal sudah habis, para siswa-siswi kelas 12 IPA 2 pun dengan segera mengumpulkan lembar jawabannya yang sudah terisi semua ke meja pengawas.
Setelah mengumpulkan lembar jawaban mereka, mereka langsung keluar dari ruang kelas untuk pergi ke kantin dan membeli makanan untuk mengisi perut mereka, karna cacing dalam perut sudah meronta-ronta.
Saat di luar Sandi memukul bahu Rayen dengan sedikit kuat, membuat yang dipukul terkejut.
"Apa sih?" tanya Rayen yang sedang memakai sepatunya.
"Dasar pelit lo, gue minta contekan gak dikasih," ujar Sandi yang kesal karna tadi ia tidak diberi contekan oleh Rayen, padahal mereka sebangku pikir Sandi.
"Contekan aja pikiran lo, belum baca soal udah minta contekan ganggu konsentrasi aja."
"Ya harusnya lo peka lah bro, gue ini lupa belum belajar," ucap Sandi.
"Tiap hari emang lo pernah belajar? Seengaknya baca dulu soal baru kalo gak ngerti nanya."
"Percuma, mau dibaca sampe mata gue copot juga kalo gue gak tau jawabannya ya sama aja, jadi daripada kelamaan mending nyontek aja."
"Dasar ogeb!" cibir Rayen lalu berdiri saat selesai memakai sepatunya.
Tepat saat ia berdiri, tidak sengaja matanya bertatapan dengan mata gadis yang lewat di depannya bersama teman-temannya. Rayen langsung merasa aneh saat cewek itu langsung menunduk saat tidak sengaja bertatapan dengannya, apakah wajahnya terlihat mengerikan? Saat cewek itu sudah jauh melewatinya Rayen masih saja memikirkan sifat aneh cewek tersebut, mengapa harus menunduk saat tidak sengaja mata mereka saling bertemu? Ah entahlah, lagian untuk apa Rayen memikirkan cewek aneh itu memangnya dia siapa?.
Malas memikirkan hal yang tidak penting, Rayen lebih baik pergi ke kantin untuk mengisi perutnya yang sudah lapar, ternyata mengerjakan soal Bahasa Inggris membuat perutnya terasa lapar.
Sesampainya di kantin bersama Ozy dan Sandi, Rayen langsung mengantre di stand penjual bakso. Kebetulan saat ini ia sedang ingin makan bakso dengan sambal yang banyak.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Kalian pernah nyontek? Hayo ngaku! Ada gak nih yang kaya Sandi yang belum baca soal udah langsung minta contekan?Terus siapa kira-kira cewek yang nunduk pas setatapan sama Rayen ya? Masa gak tau sihhh.
Yaudah biar gak kepo baca part selanjutnya aja ya hehe.
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Love [on Going] Hiat
Teen FictionPernah meyukai senior di sekolahan? Aku yakin kalian pernah berada pada fase di mana menyukai kakak kelas tapi tidak berani mengungkapkannya, seperti Osca satu tahun mengagumi seniornya Rayen Aldebaran secara diam-diam hingga akhirnya diketahui oleh...