Hari ini siswa-siswi SMA Kejora dipulangkan lebih cepat dari hari biasanya, karna guru-guru akan mengadakan rapat menjelang ulangan akhir semester satu. Osca, Hana, Jesya, Stevi, dan Luna memutuskan tidak langsung pulang kerumah. Mereka ingin berkumpul sebentar di rumah Stevi, dan kebetulan sekali kedua orang tua Stevi sedang pergi ke luar.
"Kita mau ngapain nih?" Tanya Hana sambil mendudukkan diri di sofa ruang tamu milik Stevi.
"Makan." Ujar Luna sambil tersenyum sumringah.
"Makan mulu pikiran lo." Ujar Osca sambil menoyor kepala Luna tanpa rasa bersalah.
"Kebiasaan banget sih, asal toyor aja sakit ogeb!" Omel Luna sambil mengusap kepalanya yang baru saja ditoyor Osca, memangnya Luna salah apa? Bukankah ide Luna bermanfaat karna membuat perut mereka kenyang.
"Udah-udah, Karaokean kuy!" Saut Stevi sambil membawa sebuah mic hasil meminjam dari sepupunya.
Hana tanpa basa-basi langsung saja berdiri dan merebut mic yang dipegang Stevi.
Stevi dan Hana sibuk menyolokkan kabel-kabel pada sound sistem untuk mereka karaokean.
"Emang lo ada musiknya?" Tanya Osca yang masih duduk bermalas-malasan bersama Jesya yang hanya diam saja hanya menyimak obrolan para sahabatnya.
"Santuy Mbak bro, kuota gue banyak." Ucap Hana menyombongkan dirinya.
Saat musik sudah terputar Hana dan Luna sibuk berebutan mic untul bernyanyi, Osca dan Stevi hanya menatap mereka jengah. Sedangkan Jesya, ia hanya duduk selonjoran sambil memainkan ponselnya sok sibuk padahal jomblo.
"Gue dulu yang nyanyi elah!" Seru Hana merebut mic dari tangan Luna.
"Oh tidak bisa, gue dulu." Ujar Luna tak mau kalah.
"Suit aja deh lo berdua." Ujar Stevi memberi saran yang langsung diangguki keduanya.
Hana berseru bahagia karna berhasil memenangkan suit yang baru saja ia lakukan dengan Luna demi siapa yang bisa bernyanyi duluan.
"Dasar Bocah." Ujar Osca sambil lagi-lagi menatap jengah dua sahabatnya itu.
"Sirik aja lo!" Ucap Hana sambil menjulurkan lidah mengejek Osca.
Hana mulai menyanyikan lagu Harusnya Aku milik band Armada yang malah disoraki curhat oleh Jesya yang sedari tadi diam.
"Aduh sumpah deh galau banget." Ucap Stevi menghayati lagu yang dinyanyikan oleh Hana.
"Lebay!" Cibir Luna.
"Gue laper nih, beli makan kek." Ujar Jesya sambil tidur-tiduran di atas sofa Stevi yang sudah seperti rumah sendiri.
"Mau makan apa?" tanya Osca menimpali.
"Mie instan mau? Di rumah gue cuma ada itu," ucap Stevi.
"Seblak aja gimana?" Tanya Luna yang kebetulan memang sedang ingin makan makanan pedas tersebut.
"Setuju!" Seru Osca, Hana, Jesya, dan Stevi bersamaan.
"Siapa yang mau beli?" Tanya Hana yang sudah tidak bernyanyi lagi.
"Gue aja sama lo Han, sekalian cari cogan." Ujar Luna menawarkan diri untuk membeli seblak.
"Yaudah siniin duit lo pada." Ucap Hana sambil memintai uang pada tiga sahabatnya--Osca, Jesya, Stevi--seperti preman yang memalak penjual ikan di pasar.
Mereka bertiga kompak memberikan uang mereka pada Hana, setelah itu Hana dan Luna bergegas pergi untuk membeli seblak untuk para sahabatnya.
"Gabut nih, nyanyi gih Ca." Suruh Stevi pada Osca yang sedang memainkan ponselnya.
"Iya, daripada main hp padahal cuma bolak-balik menu " ucap Jesya ikut-ikutan.
Awalnya Osca malas untuk bernyanyi, tapi dipikir-pikir lumayan untuk hiburan daripada mereka hanya diam saja.
Osca berdiri mengambil mic dan ponsel Hana yang masih terhubung dengan sound sistem, membuka aplikasi youtube dan mulai mengetikkan instrumen lagu yang ingin ia nyanyikan. Saat sudah ketemu, Osca langsung saja memutar instrumen lagu milik Rocket rokers yang berjudul 'Ingin Hilang Ingatan' tersebut dan mulai bernyanyi.
"Menghilanglah dari kehidupanku, enyahlah dari hati yang t'lah hancur kehadiran sosokmu kian menyiksaku, biarkan di sini ku menyendiri," lagu yang dibawakan Osca sukses membawa kedua sahabatnya larut bergalau.
"Pergilah bersamanya di sana, dengan dia yang ada segalanya bersenang-senanglah sepuasnya biarkan di sini ku menyendiri,"
Baru saja ingin kembali melanjutkan lagu yang ia nyanyikan, tiba-tiba Ozy muncul di rumah Stevi tanpa permisi masuk begitu saja dan membuat Osca malu untuk melanjutkan nyanyiannya, ya memang suara Osca tidak begitu jelek tapi tetap saja ia malu bernyanyi di depan kakak kelasnya itu. Sedangkan Jesya mati-matian menundukkan wajah malu, wajar saja dulu Jesya pernah menyukai Ozy mungkin hingga saat ini perasaan Jesya pada Ozy belum berubah.
Ozy merupakan sepupu dekat Stevi, jadi tak heran jika tiba-tiba nyelonong masuk saat datang ke rumah milik orang tua Stevi.
"Ngapain lo bang?" Tanya Stevi yang melihat Ozy datang ke rumahnya.
"Numpang nongkrong di sini ya Stev, rumah gue lagi rame males gue." Ujar Ozy menjelaskan maksud kedatangannya.
Stevi hanya mengangguk singkat lalu bertanya "Siapa aja yang lo bawa?".
"Cuma Sandi sama Rayen doang," jawab Ozy.
Osca terkejut hingga tersedak ludahnya sendiri, karna mendengar perkataan Ozy yang menyebut nama Rayen.
"Batuk dek? Minum obat dong." Ujar Ozy bercanda pada Osca yang hanya dibalas senyum canggung oleh Osca.
"Lo kalau mau nongkrong di ruang keluarga aja, dan jangan berantakin!" Peringat Stevi yang diangguki oleh Ozy, setelah itu Ozy berlalu kembali ke depan untuk memanggil teman-temannya.
Entah ini keberuntungan atau bukan bagi Osca karna bisa melihat dan mempethatikan Rayen dari dekat.
"Ca, kok diem nyanyi lagi dong." Ucap Jesya menyuruh Osca melanjutkan lagu yang dinyanyikannya tadi sebelum Ozy datang.
Osca hanya menggeleng lalu mematikan instrumen lagu dari ponsel Hana, dan berjalan kembali duduk di sofa, tepat di samping Stevi.
Saat Rayen dan Sandi masuk ke dalam Rumah Osca hanya menunduk sambil sok sibuk memainkan ponselnya, padahal dari tadi ia hanya menggeser-geser menu saja.
"Tadi siapa yang nyanyi?" Tanya Rayen saat hampir melewati tiga gadis yang sedang duduk manis di atas sofa ruang tamu.
"Lo tanya sama kita Kak?" Tanya Stevi sambil menunjuk dirinya dan dua sahabatnya.
"Iyalah orang kalian yang dari tadi di sini,"
"Osca yang nyanyi, emang kenapa?" Jawab Stevi sambil bertanya heran.
"Oh gak papa, suaranya bagus." Ujar Rayen lalu kembali berjalan menuju ruang keluarga di mana Ozy dan Sandi berada.
Mendengar ucapan Rayen yang memuji suaranya saat bernyanyi, sungguh saat ini Osca ingin guling-guling di lantai jika saja ia berada di kamarnya sendiri tanpa ada sahabat-sahabatnya dan juga kakak kelasnya tersebut. Mati-matian Osca menahan bibirnya untuk tidak tersenyum, Jesya yang melihat itupun berbisik pada Osca yang pipinya sudah bersemu.
"Kalau mau senyum, senyum aja kali, Kak Rayen sekarang gak bakal liat,"
Bersambung...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jeng jeng! Gimana part ini? Udah greget sama Osca yang malu-malu badak? Atau greget sama Rayen yang gak mau peka?See you next part:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Love [on Going] Hiat
Teen FictionPernah meyukai senior di sekolahan? Aku yakin kalian pernah berada pada fase di mana menyukai kakak kelas tapi tidak berani mengungkapkannya, seperti Osca satu tahun mengagumi seniornya Rayen Aldebaran secara diam-diam hingga akhirnya diketahui oleh...