2.Kantin

43 23 2
                                    

*Happy reading:)

Pagi ini Osca sudah stay di kelas lebih awal karna kebetulan ia hari ini adalah jadwal piketnya. Karna bosan dengan suasana sekolah yang sepi Osca menyapu lantai kelasnya sambil bernyanyi pelan.

"Dan kau hadir, merubah segalanya menjadi lebih indah, kau bawa cintaku setinggi angkasa mem-" Nyanyian Osca terhenti kala tak sengaja mendapati Rayen yang sedang berdiri di depan kelas 11 IPA 2 seperti sedang mencari seseorang.

Osca menghentikan kegiatan menyapunya, dan malah memperhatikan Rayen yang sedang celingak-celinguk seperti orang kebingungan.

"Woi ngapain lo?!" seru Stevi mengagetkan Osca yang sedang memperhatikan kakak kelasnya itu hingga tak sadar jika ada Stevi di sampingnya yang entah sejak kapan masuk ke dalam kelas.

Osca yang kaget mengelus dadanya karna terkejut dengan suara cempreng milik Stevi.

"Kebiasaan ngagetin orang! Kalau gue tiba-tiba kena serangan jantung gimana?" Sembur Osca yang kesal dengan kebiasaan  sahabatnya satu ini.

"Hehe sorry Mbak bro, abisnya serius amat liatin Kak Rayen nya."

"Tau ah, rese lo kan udah ilang Kak Rayen nya," ucap Osca lalu kembali melanjutkan kegiatan menyapunya yang belum selesai.

"Ca," panggil Stevi.

"Hmmm," jawab Osca bergumam.

"Sariawan lo? Atau sakit tenggorokan?"

"Apaan sih Stev, ganggu aja!"

"Yaelah santuy kali Mbak, ngegas amat," ujar Stevi sambil cekikikan.

"Lo kayaknya jangan terlalu ngarep deh sama Kak Rayen," ucap Stevi memperingati Osca.

Osca berheti menyapu lantai yang tinggal sedikit lagi, ia menoleh pada sahabatnya yang sedang duduk di kursi guru.

"Kenapa?" tanya Osca meminta alasan mengapa Stevi mengatakan seperti itu.

"Gue denger dari Bang Ozy, kalok Kak Rayen deket sama Kak Selin."

"Udah tau!"

"Katanya juga Kak Rayen suka sama Kak Selin," ucap Stevi lagi yang membuat Osca dongkol hingga menyapu dengan asal-asalan.

"Terus kalo Kak Rayen suka sama Kak Selin gue harus bilang 'WOW' gitu?" ucap Osca sambil meletakkan sapu yang habis ia pakai di sudut kelas.

"Kesempatan lo buat deket sama Rayen gak banyak, gue takut lo sakit hati doang."

"Ya terus? Kan yang sakit hati gue, gue yakin mereka berdua itu gak suka-sukaan," ujar Osca berfikir positif.

"Tau dari mana lo? Sotoy!"

"Gue yakin kok, lagian bukannya Kak Selin suka sama anak duabelas ips dua?"

"Tau ah, susah emang bilangin orang keras kepala kayak lo, giliran sakit hati baru nangis!"

Osca mengacuhkan perkataan Stevi, ia berjalan menghampiri tempat duduknya tanpa memperdulikan Stevi.

****

Bel istirahat sudah berbunyi, bersamaan dengan guru yang keluar dari kelas 12 IPA 2.

Seluruh siswa maupun siswi kelas tersebut sudah sibuk berbondong-bondong ke kantin membeli makanan untuk memberi makan cacing-cacing yang bersemayam di perut mereka. Terkecuali Rayen yang terlihat masih santai duduk di bangkunya.


"Ray, kantin kuy," ajak Ozy salah satu sahabat sekaligus teman sekelasnya.

Silent Love [on Going] HiatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang