Pagi ini seluruh murid serta dewan guru SMA Kejora berkumpul di lapangan untuk melaksanakan upacara bendera setelah melewati 2 minggu liburan mereka.
Semua anggota OSIS sibuk membagi tugas siapa saja yang akan menjadi petugas upacara.
Osca menghembuskan napas lega kala ia tak disuruh bertugas, ia hanya berbaris bersama anak-anak paduan suara dan anggota OSIS lain yang tidak bertugas, tapi sialnya ia harus berbaris di barisan depan tepat di samping dirigen.
Setelah semua siswa-siswi disiapkan upacara pun dimulai. Osca yang baris di depan mencari kesempatan untuk melihat ke barisan siswa kelas 12 IPA 2 yang berbaris bersebrangan dengan barisan paduan suara.
Tapi Osca tidak menemukan Rayen di barisan kelas seniornya itu, ia hanya melihat Sandi dan Ozy. Osca heran apa kakak kelasnya itu lupa jika hari ini sudah masuk sekolah? Atau kesiangan?.
Saat Osca tengah menebak-nebak dalam batinnya kenapa Rayen tidak berada di dalam barisan, tiba-tiba segerombol siswa-siswi yang terlambat datang berlarian mencari barisan kelasnya, sehingga mengalihkan pandangan siswa-siswi lain yang sudah berbaris rapih dan mendengarkan mc membacakan tata tertib upacara.
Tidak sengaja saat Osca ikut mengalihkan pandangannya, ia melihat Rayen yang berlari ke teras kelas untuk meletakkan tas punggungnya.
Kedua sudut bibir Osca terangkat membentuk lengkungan ketika melihat pujaan hatinya berlarian karna terlambat.
"Heh kesambet lo?" Tanya Rosa yang baris di sampingnya.
"Eh, eng-enggak." Jawab Osca salah tingkah karna ketahuan senyum-senyum sendiri, ini semua gara-gara seniornya itu, ia jadi dikira kesambet.
Sepanjang upacara berlangsung, Osca tidak pernah bosan terus melihat ke arah Rayen yang baris di barisan paling belakang, namun karna tinggi badannya yang lumayan tinggi daripada teman-temannya, Osca masih bisa melihat jelas wajah Rayen.
Bahkan saat sedang menyanyikan lagu Indonesia Raya pun mata Osca tetap melihat pada Rayen bukannya pada dirigen.
Kenapa makin ganteng sih?
Osca terus membatin merutuki ketampanan kakak kelasnya yang satu itu.
Eh, Osca apaan sih katanya mau move on!
Batin Osca lagi kali ini sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain, karna sadar dirinya harus berusaha move on.
Setelah 30 menit, akhirnya upacara selesai dan dibubarkan. Para siswa-siswi disuruh membersihkan kelas mereka masing-masing yang mungkin sangat kotor karna hampir sebulan tidak dihuni dan dibersihkan.
"Welkam tu mobil lejen!." Seru Stevi saat sampai di depan pintu ruang kelas yang terlihat kotor karna semua meja dan kursinya ditempeli debu.
Pletak...
"Awww." Ringis Stevi saat tiba-tiba mendapat jitakan dari Hana yang berdiri di belakangnya."Rasain! Makanya jangan sembarangan berenti di depan pintu." Ujar Hana yang tadi hampir saja menabrak Stevi karna berhenti mendadak di depan pintu kelas.
"Baru pertama sekolah udah kena jitak aja gue huh!." Sungut Stevi lalu berjalan memasuki kelas untuk membersihkan meja serta kursinya yang sangat berdebu.
"Ini kursi debuan banget kaya hati Stepi." Ujar Luna sambil menyobek pertengahan buku tulisnya untuk mengelap kursinya.
"Heh, enak aja hati lo kali sawangan!." Elak Stevi yang tidak terima dikatai hatinya berdebu karna sudah lama tidak ada yang mengisi, memangs ih ia jomblo tapi ya tidak debuan juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Love [on Going] Hiat
Teen FictionPernah meyukai senior di sekolahan? Aku yakin kalian pernah berada pada fase di mana menyukai kakak kelas tapi tidak berani mengungkapkannya, seperti Osca satu tahun mengagumi seniornya Rayen Aldebaran secara diam-diam hingga akhirnya diketahui oleh...