Happy Reading♡
.
.
.
."Thanks ya, Gil," ujar Osca setelah turun dari motor matic Agil.
"Ya udah, gue balik ya."
"Eh, gak mau mampir dulu nih?" tawar Osca sekedar basa-basi.
"Lain kali deh, mau hujan juga kayanya," ucap Agil sambil mendongakkan kepala melihat langit yang sudah mendung, yang sepertinya hujan akan segera turun.
"Ya udah hati-hati ya, thanks udah nganterin," ucap Osca sembari tersenyum, yang dijawab anggukan oleh Agil.
Agil menghidupkan motornya lalu mengklakson Osca sebelum menjalankan motor maticnya itu, Osca hanya melambaikan tangannya lalu setelah Agil menjauh Osca medorong gerbang rumahnya dan segera masuk ke dalam rumah.
Baru saja beberapa langkah masuk ke dalam rumah, Osca sudah ditanyai oleh mamanya, "yang tadi siapa Ca?" tanya Jena--Mama Osca.
"Temen sekelas Ma," jawab Osca sembari memberikan plastik putih yang berisi belanjaan.
"Kok gak disuruh mampir dulu?"
"Udah, tapi dia mau langsung pulang, mau hujan."
"Yakin dia cuma temen?" tanya Jena menggoda putrinya.
"Iya Ma, emang siapa lagi, tukang ojek?"
"Ati-ati loh Ca, yang awalnya temen jadi demen," ucap Jena lagi sambil berlalu menuju ke dapur.
"Ih, Mama apaan sih! Gak bakal ya!" ucap Osca yang kesal dengan Mamanya, lagian mana mungkin ia menyukai Agil, tidak tau saja Mamanya itu jika dirinya merupakan bucinnya Kakak kelas yang tak pernah peka.
"Kamunya gak suka, tapi dia?" ucap Jena lagi yang sedang mengeluarkan belanjaan dari plastik.
Osca hanya berlalu ke kamarnya tanpa menjawab Mamanya yang senang sekali menggodanya. Lagian mana mungkin Agil menyukai cewek bar-bar seperti dirinya? Ada-ada saja.
Jena yang melihat putrinya tersebut hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum, "Anak muda jaman sekarang, Mamanya nanya malah dikacangin."
***
Di dalam kamarnya Osca sedang bermain game cacing yang sedang booming di ponselnya. Saat cacingnya sudah berada diperingkat pertama tidak sengaja cacingnya tersebut menabrak cacing lain, karna Hana yang tiba-tiba muncul di kamar Osca, sehingga game tersebut game over.
"Yah, gara-gara lo nih cacing gue nabrak!" seru Osca pada Hana yang sudah duduk di atas kasurnya.
"Yaelah lebay lo, cuma cacing kremi doang," balas Hana.
"Ngapain lo kesini? Tumben," tanya Osca.
"Ya mainlah, emangnya lo, ke rumah gue minta makan!"
Osca yang mendengar jawaban Hana hanya berdecak dan memutar bola mata malas.
"Tadi si Agil gak mampir?" tanya Hana.
"Gak."
"Lo gak ngajak dia mampir ya? Gak berterima kasih lo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Love [on Going] Hiat
Teen FictionPernah meyukai senior di sekolahan? Aku yakin kalian pernah berada pada fase di mana menyukai kakak kelas tapi tidak berani mengungkapkannya, seperti Osca satu tahun mengagumi seniornya Rayen Aldebaran secara diam-diam hingga akhirnya diketahui oleh...