#HappyReadingGengs:)
Hari ini SMA Kejora mengadakan classmeeting seusai melaksanakan Ulangan Akhir Semester. Para siswa-siswi berkumpul di pinggir lapangan untuk menyaksikan pertandingan basket antar kelas yang menjadi salah satu perlombaan yang dilaksanakan oleh Osis.
Osca yang kebetulan adalah Bendahara Osis mendapat tugas menjadi panitia sudah stay dipinggir lapangan untuk mengawasi jalannya pertandingan. Stevi yang notabene adalah wakil ketua osis sibuk bolak-balik mengontrol kerja anggota osis lain. Sedangkan ketiga sahabatnya sudah berkumpul dibagian para penonton untuk menyaksikan pertandingan.
Setelah melakukan undian, pertandingan pertama di awali dengan kelas 12 IPA 3 melawan kelas 11 IPS 1. Sorak-sorakan riuh mendukung kelas mereka memenuhi lapangan SMA Kejora, apalagi teriakan para cewek-cewek yang meneriakan nama pacarnya memberi semangat.
Setelah beberapa lama pertandingan pun selesai dan di menangkan oleh tim kelas 12 IPA 3. Pertandingan kedua yaitu dari tim kelas 11 IPA 1 melawan tim dari 12 IPA 2, yang artinya tim basket Rayen akan melawan tim basket adik kelasnya.
Melihat Rayen berjalan menuju ke tengah lapangan bersama timnya otomatis Osca tersenyum cerah melihat penampilan Reyan kali ini, tubuhnya yang tinggi hanya mengenakan celana sedikit di atas lutut dan kaus basket bernomor punggung sebelas.
"Ca, lo gantian gih sama Ara nih buat catet nanti tim mana yang menang." Ujar Lio yang baru saja menghampiri Osca yang sedang asik memperhatikan Rayen.
"Apa Yo?" Tanya Osca yang tadi tidak mendengar jelas ucapan Lio karna terlalu serius pada objek yang ia perhatikan.
"Ck, lo gantiin Ara, buruan udah mau mulai nih." Ulang Lio sambil menyodorkan topi untuk Osca gunakan agar tidak terlalu kepanasan
"Oke." Ucap Osca dengan senyum yang terlihat lebar sambil menerima topi yang disodorkan Lio tadi. Setelah itu ia berjalan meninggalkan Lio yang sedang keheranan karna tumben sekali gadis itu seceria ini ketika disuruh-suruh.
"Dasar cewek." Ucap Lio pelan sebelum berlalu pergi untuk mengatur panitia yang bertugas.
Osca berjalan cepat ke tempat Ara dengan langkah ringan, sambil sesekali tersenyum pada panitia, teman seangkatan, maupun adik kelas yang ia lewati.
"Ara, gue disuruh Lio gantiin lo." Ujar Osca saat tiba di depan Ara yang sedang meminum air mineral yang dibagikan oleh panitia konsumsi.
"Nah lo berdua sama Dhea ya Ca, nih nanti kalok Dhea udah kesini bilang aja ya." Ucap Ara sambil menyerahkan sebuah buku dan pena untuk mencatat nama-nama anggota dari tiap tim dan kelas mereka pada Osca, yang hanya diangguki oleh Osca dan setelah itu Ara pergi.
****
"Huaa Kak Sandi keren banget ya robun." Pekik Luna saat melihat Sandi berhasil memasukan bola ke ring.
"Biasa aja! Suara lo kek toa masjid!" Ujar Hana yang sangat terganggu dengan pekikan Luna.
"Ck, salah lagi gue." Ucap Luna dengan ekspresi cemberut.
"Eh, gue baru sadar." Ujar Jesya tiba-tiba, yang membuat kedua sahabatnya melihat ke arahnya dan menatapnya kepo.
"Apaan?" Tanya Hana.
"Osca yang gantiin Ara pas Kelas duabelas IPA dua main." Jelas Jesya sambil menunjuk Osca yang duduk manis memperhatikan permainan sambil memegang spidol.
"Anjir, liat doi dari deket dong." Seru Luna dengan heboh.
"Liat deh dia dari tadi kayak nahan senyum waktu Rayen berhasil nyetak skor." Ucap Jesya tanpa memperdulikan ucapan Luna tadi.
"Duh, gemes deh gue liat dia suka sama orang tapi diem-diem mulu," ujar Hana ikut-ikutan.
"Dih sok ngomongin orang, lo sendiri apa kabar sama tuh adek kelas, siapa namanya? Juki?" ujar Jesya mencibir Hana.
"Kiki bukan Juki!" Koreksi Hana.
"Nah siapalah itu namanya, Osca wajar diem karna yang dia suka kakak kelas, lah elo? Sama adek kelas aja masih diem,"
"Iya udah iya ngalah gue mah." Ujar Hana mengalah berdebat dengan Jesya.
"Lo berdua bacot aja, mending liat tuh Kak Sandi, ya ampun ganteng banget! Pengen deh gue bantu lap keringetnya." Cerocos Luna sambil meloncat-loncat kecil, kedua sahabatnya hanya menatap jijik lalu berpura-pura tidak mengenal Luna.
"Temen lo noh!" Ujar Hana menyenggol Jesya yang di sebelahnya.
"Gak kenal gue, lo kenal nih orang?"
"Kagak, sok kenal kali." Jawab Hana yang membuat Luna mencebikkan bibirnya, memang sahabat-sahabatnya ini tidak bisa sekali melihatnya senang.
Tidak memperdulikan tatapan jijik dari dua sahabatnya lagi, Luna asik melompat-lompat kecil sambil bertepuk tangan menyorakan semangat untuk Sandi yang sedang bertanding, mumpung banyak siswi yang juga bersorak-sorak mendukung jadi Luna bisa leluasa menyerukan nama Sandi tanpa malu-malu.
***
"Han, Lun, lo sadar gak sih?" Tanya Jesya pada Hana yang sedang menyedot minuman miliknya.
Sekararng mereka--Jesya, Hana dan Luna-- tentunya tanpa Osca dan Stevi, sedang berkumpul di kantin sambil menyantap makanan yang mereka pesan.
"Kalo gue gak sadar gue pingsan." Jawab Hana asal sebelum memasukan sesuap siomay pesanannya.
"Serius dulu sih! Lama-lama gue cekek lo!" Jesya mulai kesal pada satu sahabatnya itu. Ya, seperti inilah persahabatan mereka tidak komplit jika tidak membuat salah satunya naik darah. Sedangkan Luna tumben hanya diam saja.
"Apa sih Jes? Apa?" Ujar Hana yang mulai serius mendengarkan Jesya.
"Tadi kelas duabelas IPA dua lasan sebelas IPA satu ka-"
"Gini doang yang lo tanyain? Sumpah gak guna anjir!" Ujar Hana menyela ucapan Jesya.
"Dengerin dulu kampret!" Ucap Jesya yang mulai gemas dengan mulut Hana, rasanya ia ingin menjepit bibir Hana dengan jepit jemuran agar tidak seenaknya menyela perkataan orang.
"Ya udah apa?." Tanya Hana.
"Itu artinya tadi Kak Rayen tanding sama Fery dong,"
"APA?!" Pekik Luna yang membuat beberapa penghuni kantin melihat ke arahnya dengan raut heran, memang dasar Luna tadi diam saja giliran sudah tau apa yang dibicarakan paling heboh sendiri, sampai membuat orang malu.
Merasa ditatap banyak mata, Luna hanya nyengir seperti orang bodoh pada orang-orang yang menatapnya.
"Mulut lo, memang minta gue sumpel sempak kudanil ya Lun." Ucap Jesya yang geram dengan tingkah Luna yang berlebihan.
"Sorry sih." Ujar Luna lalu mencebikkan bibirnya. Memang dirinya ini selalu salah dimata para sahabatnya.
"Tapi Jes, Osca kayaknya gak sadar deh tadi itu karna asik liatin Kak Rayen." Ujar Hana mengabaikan Luna.
"Kok bisa kebetulan ya?" Saut Luna yang mulain kembali menimbrung pembicaraan. Hana dan Jesya mengangguk lalu saling bertatapan satu sama lain.
"Tapi ngapain kita jadi ngomongin Fery sama Kak Rayen sih?" Tanya Hana.
"Gue ngerasa aneh aja gitu, dulu kan Osca pernah deket sama Fery," jawab Jesya.
"Terus?"
"Ya kan aih gak tau lah!"
"Gaje lo Jes." Cibir Hana dan Luna bersamaan sambil menatap malas Jesya yang aneh.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Yeay update lagi!!Cie yang liat doi dari deket:v
See you next part zeyeng:v
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Love [on Going] Hiat
Teen FictionPernah meyukai senior di sekolahan? Aku yakin kalian pernah berada pada fase di mana menyukai kakak kelas tapi tidak berani mengungkapkannya, seperti Osca satu tahun mengagumi seniornya Rayen Aldebaran secara diam-diam hingga akhirnya diketahui oleh...