Ada apa hai waktu?
Mengapa terulang kembali?
Mengapa menyapaku lagi?
Mengapa situasi kembali?
Salah apa aku hai angin?
Mengapa kau ulang lagi?
Kisah ini, mengapa?
Nyaman telah terasa menyapaku.
Sejenak mataku telah terpejam.
Semilir angin terasa amat menyejukkan.
Lalu sekejap mataku kembali.
Terbuka kembali menatap langit.
Kembali melihat kedepan.
Lalu menerawang kebelakang.
Dah terasa berulang nuansa.
Nuansa yang sudah pernah terjadi.
Lagi tumbuh harapan.
Lalu patah garapan.
Tanpa kusadari.
KAMU SEDANG MEMBACA
DiaryOnline.
JugendliteraturIni adalah sebuah baca'an sederhana. Untuk orang-orang yang terlalu menganggap berat membaca filsafat, dan terlalu menganggap enteng sebuah cerpen. Ini bukan novel, bukan juga cerpen, apalagi antologi puisi. Bukan. Ini hanya tulisan. Tentang kawan d...