Aku ingin senyumnya, meski bukan karena diriku.
Aku ingin tawanya, meski yang ia harapkan bersama bukan pula aku.Tiap sedih yang ia rasakan, aku hanya ingin Tuhan cepat memulihkannya.
Tiap luka yang ia terima, aku hanya ingin Tuhan cepat mengobatinya.Sebab aku sadar diri, aku bukanlah penyembuh yang baik.
Kehadiranku mungkin menenangkan, namun tidak menguatkan.
Tanganku bisa berkali kali menghapus air matanya.
Namun apa daya, kesedihannya tak kunjung pudar juga.
Oleh karena itu, aku percayakan kepada Tuhan yang melakukannya.Dari sekian banyak doa, aku bisa saja meminta Tuhan menjatuhkan hatinya untukku.
Namun bagiku, kepulihan hatinya jauh lebih penting dari itu.
Begitu.
![](https://img.wattpad.com/cover/204756953-288-k173822.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DiaryOnline.
Teen FictionIni adalah sebuah baca'an sederhana. Untuk orang-orang yang terlalu menganggap berat membaca filsafat, dan terlalu menganggap enteng sebuah cerpen. Ini bukan novel, bukan juga cerpen, apalagi antologi puisi. Bukan. Ini hanya tulisan. Tentang kawan d...