Anggita tidak mengedipkan mata. Dia memangku wajah dengan kedua tangannya. menatapku tidak percaya Dia bahkan membatalkan niatnya untuk pergi ke kantin karena penasaran dengan cerita ku tentang Kak Bintang.
"Jadi ini alasan kenapa pas apel pagi Terus selama pelajaran fisika kamu senyum-senyum sendiri!" Komentar Vela.
"Di hatiku lagi banyak taman bunga yang bermekaran!"
Vela dan Anggita bertukar pandang.kemudian mereka menggelengkan kepala bersamaan. mendadak Anggita mendekatkan wajah mencari tanda-tanda kebohongan di wajahku.
"Maurin, mungkin tadi pagi kamu lagi mimpi." Tukas Anggita.
"so ini bukan mimpi ya, Aku ini gak lagi bohong, seriusan Kak Bintang Minta Nomor Hp Aku. kata Kak Bintang biar bisa nanya di mana beli jaket ini!"
Aku mengangkat jaket yang berhasil menghantarkanku mewujudkan mimpi nyataku. Aku menempelkan jaket itu ke wajahku. Hangat, wangi. Ada aroma harum parfum Kak Bintang yang tiba-tiba saja tercium di jaket ini.
"Jadi kak bintang minta no ponsel kamu, cuma buat nanya soal jaket yang kamu pakai". Vela mengejekku dia bicara sambil menahan tawa. Aku hanya mengangguk. "Aduh, Maurin aku pikir kak bintang mau pdkt sama kamu". Aku hanya tersenyum menanggapi perkataan vela.
"Engga papa meskipun kak bintang minta no hp ku. Cuma karena ingin tanya jaket yang aku beli. Setidaknya aku punya no kak bintang. Dengan begitu aku bisa telponan dan sms an sama kak bintang". Cibirku sambil menghayal itu akan terjadi setelah aku memberi no hp ku pada kak bintang.
"Kayanya manusia di hadapan kita ini bener bener sudah jatuh cinta sama bintang!" Lapor Anggita kepada Vela. Dia mengangguk mantap kemudian menepuk pundakku keras.
"Selamat!" katanya berbarengan dengan cubitan pelan di lenganku.
"Mbak, ngasih selamatnya bisa biasa aja, Kan?"
"Sorry, Terlalu bersemangat, Sist!"
"Terus sekarang rencana selanjutnya apa?"
"Rencana apa?" Tanyaku polos menanggapi pertanyaan Vela.
"Itukan peluang kamu buat deketin Kak Bintang udah terbuka lebar terus selanjutnya, kamu mau ngapain lagi Maurin?"
"Eh, Vel, Mendadak otaknya teman kita ini gak berfungsi gara-gara Kak Bintang!" Komentar Anggita yang sedikit kesal telat menanggapi topik pembicaraan mereka. "Cinta bisa bikin orang jadi sedikit tidak waras!" Tambahnya.
Vela mengangguk setuju. Tapi,aku sama sekali tidak kesal mendengar komendar dari Vela dan Anggita.
"Setelah ini yang mau kamu lakuin apa?" Tanya vela
"Jelaslah, dia pengen jadian sama Kak Bintang, setelah itu, kamu yang nyusul sama Leon. Nanti kalau Rehan liburan, kita bisa Triple date deh." Anggita tiba- tiba semangat mengambil alih kewajibanku untuk menjawab pertanyaan Vela.
Anggita tampaknya begitu senang. membayangkan tidak ada lagi di antara kami yang menyandang status jomblo. Memang, sejauh ini hanya Anggita yang sudah memiliki pacar. Anak kuliahan, Hubungan nya pun cukup lama dan sekarang sudah menginjak hampir Satu tahun lebih.
Tapi setiap akhir pekan, Kak Rehan biasanya pulang untuk menemui Anggita."Git,Aku gak nanya sama kamu ya!" Protes Vela. "Lagian aku sama Leon belum ketemu titik dimana Leon juga menyimpan perasaan yang sama." Terang Vela sedikit nada kecewa.
"Tapikan kalian berdua itu harus punya target, biar kalian termotivasi dari seorang Anggita!" ucapannya dengan nada tingkat pd.
"Aku mau banget jadi pacarnya Kak Bintang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
True Love
Roman d'amourAku ingin membuat sesuatu hal yang indah untukmu. menyenandungkan ungkapan hati yang semakin lama tidak mampu ku tahan lagi, Tentang rasa untukmu, Tentang mimpi mimpi indah dimana kau hadir di dalam hidupku. Tentang setiap pedih dalam penantian yang...