Maaf kalo ada typo berserakan;v aku hanyalah manusia biasa yang tak sempurna dan kadang salah. Adudu malah nyanyi lagi whehe.
***
Kak Bintang tidak lagi kutemui di bus sekolah. Semalam, secara resmi dia sudah mengabarkan berita bahagia karena kembali lagi dengan Kak Khanza. Karena dia tidak bisa menemuiku langsung seusai acara ulang tahun sekolah. Sama seperti yang dilakukan Vela. Aku harus berani menerima kenyataan. Kisahku bersama dengan Kak Bintang sudah berakhir. Pelan tapi pasti, aku akan segera melupakannya.
Leon tidak datang menjengukku. padahal aku berharap dia datang. Aku menatap kearah luar melalui jendela kamarku. nampaknya rumah Leon sedang sepi aku tidak melihat tanda tanda ada orang di dalam rumahnya. Ada satu hal yang ku lupakan. Kalau bukan Kak Khanza siapa sebenarnya gadis yang di sukai Leon? Atau mungkin gadis yang di sukai Leon sebenarnya adalah Zara?
***
Keesokan harinya.Dia juga tidak naik bus. Dia pasti sedang mengurus keberangkatannya besok. Bisa jadi, dia tidak pergi ke sekolah. ulangan umum sudah selesai. Acara ulang tahun sekolah juga sudah lewat. Kami ke sekolah paling hanya untuk menunggu rapot setelah itu. Liburan panjang semester akan menyapa.
"Kalian liat Leon?"
"Tadi pagi iya, dia lagi ada di perpustakaan sama Bu Dian. Habis itu dia pergi naik mobil pak kepsek" jelas Anggita. "Besok dia berangkat kan? Berarti kita cuma punya kesempatan hari ini buat nitip oleh-oleh" kekeh Anggita.
Aku dan Vela hanya memutari bola mata masing-masing.
"Ada yang masih belum kamu selesain dengan Leon?"
"iya, Vel! Ada... tentang.."
"kamu masih punya beberapa jam buat menyelasaikan semuanya. kamu yakin mau penasaran sampe nunggu dia pulang? Dia pergi tiga bulan". Celah vela memotong cepat.
Aku mencermati setiap perkataan Vela. Aku kembali mendapati sosok Vela yang kuat. Mungkin saja hatinya saat ini merasa sakit karena kepergian Leon. tetapi dia bisa menyembunyikan itu dibalik senyumannya.
"kamu mau ngucapin selamat tinggal?" sergah vela. Aku kembali mengangguk.
"Nanti biar aku yang kerumah leon".
Vela dan Anggita serempak mengangguk, lalu kami segera pergi menuju kelas.
***
Saat ini bel sudah berdering menunjukkan waktunya para siswa siswi pulang. Sore ini aku sengaja tak pulang menggunakan bus sekolah. Tidak seperti vela dan Anggita yang sudah lebih dulu ku suruh pulang dan menaiki bus, sebelum bus terisi penuh. Aku lagi pingin menaiki angkutan umum walaupun agak sedikit telat sampai rumah. Karena aku harus lebih dulu menunggu angkutan umum lewat. Mungkin ini yang di malaskan para siswa dengan menunggu angkutan yang lama lewat dan kadang kadang tidak banyak angkutan yang lewat di depan ku. Sekalinya ada itupun sudah terisi penuh.
Aku mengelap keringat yang menetes di dahi ku. Dengan masih setia berdiri di tepi jalan menunggu angkutan umum berikutnya. Cuaca sore ini sedikit panas. Terik matahari seolah olah membakar permukaan bumi. Membuat aku sesekali meringis akibat panas yang mengenai kulitku. Padahal vela dan anggita sudah memaksa ku agar pulang menaiki bus sekolah. Tapi aku tetap kekeuh lantaran di dalam bus tidak ada leon. Rasanya kehidupan di dalam bus meskipun ramai tetap terasa hampa dan mati tanpa ada sosok leon.
Kurang lama hampir satu jam aku menunggu angkut dan kebetulan juga sebuah angkut berwarna hijau melintas dan berhenti di depan ku. Jumlah penumpang di dalam angkut itu tidak begitu banyak. Aku segera masuk dan duduk di pojok kanan ujung kursi angkot itu. Mungkin ini pertama kalinya aku pulang menaiki angkutan umum. Memang tidak jauh beda angkutan umum dan bus sekolah yang sering biasa aku tumpangi. Hanya saja para penumpangnya yang berbeda hehe. Selama di dalam angkut aku hanya diam sembari pandanganku yang menjelajah tiap tiap jalan yang angkut ini lewati. Perlahan lahan angkut berhenti dan salah satu penumpang di dalam angkut ini turun tak lupa ia memberikan ongkosnya lalu pergi. Mungkin bisa terbilang seterusnya begitu satu persatu penumpang turun karena telah sampai di tempat tujuannya dan dari begitu cukup banyaknya penumpang di angkut ini, kini tinggal tersisa dua penumpang. Yaitu aku dan bapak yang kurang lebir umur 40 tahunan. Itu hanya tebakanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
True Love
RomanceAku ingin membuat sesuatu hal yang indah untukmu. menyenandungkan ungkapan hati yang semakin lama tidak mampu ku tahan lagi, Tentang rasa untukmu, Tentang mimpi mimpi indah dimana kau hadir di dalam hidupku. Tentang setiap pedih dalam penantian yang...