True Love(17)

14 3 0
                                    

Diteras aku melihat Kak Yoga tengah menemani Kak Bintang mengobrol. Mereka duduk di kursi rotan menghadap jalanan gang yang hanya di lalui orang. Tawa mereka sempat meledak. entah apa yang di bicarakan mereka hingga mengundang tawa bahagia.

"Ekhem." Aku berdehem, berhasil menghentikan obrolan mereka. keduanya menoleh ke asal suara. lalu menatap aku sangat intens. Akibat terlalu asik mengobrol sampai keduanya tidak menyadari kedatanganku. Kak Yoga dan Kak Bintang bangun dari duduknya keduanya menatap aku tanpa berkedip, aku tersipu malu ditatap intens sebegitunya oleh mereka.

"Cantik," Kak Yoga mengomentari tampilanku malam ini.

Kak Bintang tak lepas pandangannya dariku ia menatap penampilanku dari atas sampai bawah. aku semakin dibuat lebih-lebih tak karuan

"Iya Cantik Kak!" Sahut Kak Bintang secara tidak sadar.

Aku hanya tersenyum menanggapi komentar dari keduanya. "Makasih." jawabku sedikit malu.

"Kita berdua pergi ya Kak!" Kak Bintang berpamitan dengan Kak Yoga.

"Balik jangan terlalu malem!" Kak Yoga kembali memgingatkan, kali ini kalimat itu di tujukan untuk Kak Bintang. Kak Bintang mengangguk pelan. Aku melambaikan tangan pada Kak Yoga, begitu Kak Bintang menarik pergelangan tanganku dan menuntunnya pada motor matic biru nya.

#Skip Jalan.

"Biasanya suka pergi kemana?" Suara Kak Bintang tidak terlalu jelas ku dengar. membuatku harus membuka kaca helm dan memintanya mengulangi pertanyaannya.

"Hah, Kak Bintang ngomong apa saya gak dengar Kak!"

"Biasanya kalau malem minggu kamu suka pergi kemana?" Kak Bintang lebih mengeraskan volume bicaranya.

"Gak ke mana-mana Kak, palingan kalo Kak Yoga lagi gak sibuk atau pacarnya gak bisa di ajak jalan baru kita keluar. Kalo gak diem dirumah sama...Leon" Suaraku melemah begitu teringat Leon. Aku belum sempat memberitahunya tentang acaraku yang jalan dengan Kak Bintang. padahal, kemarin aku sempat memintanya untuk datang kerumah. aku perlu latihan lebih giat lagi untuk memainkan lagu yang  baru Leon buatkan.

Kak Bintang hanya menganggukan kepalanya. kemudian fokus pada jalanan yang kami tempuh. Aku segera membuka tas selempang rajut yang ada di pangkuanku. Aku sebenarnya penasaran kemana Kak bintang membawaku pergi. untuk saat ini, menghubungi Leon lebih penting.

Ku rogoh ponsel yang kusimpan di dalam tas selempangku. Aku mengetikan Sebuah pesan singkat untuk Leon. semoga Leon mau mengerti karena acara ini adalah bagian dari mimpi yang telah lama kuharapkan menjadi kenyataan.

Leon belum juga membalas pesan yang tadi ku kirimkan. ponsel terus ku genggam kuat di tangan. Aku takut jika sampai suasana keramaian jalan membuatku tidak dapat mengetahui bahwa ada notifikasi dari Leon. Sementara itu kami sudah sampai di jalan alun-alun kota. Kak Bintang belum menunjukkan tanda-tanda akan menghentikan motornya.

Lalu motor matic biru milik Kak Bintang terparkir di area parkir jalan pinggir taman kota. Taman kota ini sangat ramai di kunjungi orang-orang dalam mengisi malam minggu seperti ini.

"Kaka Kamu pesen kita gak boleh pergi ke tempat sepi!"  Terang Kak Bintang begitu aku memerhatikam tamna kota yang ramai pengunjung. "Gak papa kan? Kalo kita ngobrol di sini?" Kak Bintang melanjutkan bicara dengan begitu hati-hati. seolah tidak ingin aku kecewa.

"Gak papa kok, Kak! Tempat ini bagus, Trus, nyaman buat ngobrol,"Sahutku cepat. juga penuh keyakinan. Aku tidak peduli kalau akhirnya kami tidak datang ke tempat romantis seperti yang ku bayangkan sebelumnya. Taman kota ini begitu indah, tidak terlalu buruk. ada banyak lampu taman yang membuatnya semakin melengkapi. Lampu yang berkelap-kelip yang membungkusi tanaman lebih terlihat sangat cantik membuat suasana malam menjadi lebih indah.

Kak Bintang kemudian mengajakku Ke arah kolam. Semua bangku taman sudah terisi penuh, kami terpaksa duduk di pinggir kolam. Beberapa saat tidak ada diantara kami yang memulai percakapan. Kak Bintang begitu menikmati atmosfer di malam ini. Ada rasa bahagia yang tercipta di wajahnya, Namun, entah mengapa pandangan matanya seperti tenagah memikirkan sesuatu. kualihkan pandangan pandangan pada ponsel yang ku genggam. sampai detik ini juga Leon belum membalas pesanku.

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang