True Love(16)

14 5 0
                                    

Maurin pov

Aku kembali mematut diri di depan cermin. Sejak tadi, aku gelisah. Ada saja yang membuatku merasa bahwa bayangan di depanku belum terlihat sempurna. Meskipun Kak Yoga melarangku untuk tampil cantik. Tetap saja aku ingin tampil sempurna di depan Kak Bintang.

Beberapa banyak baju tergeletak di atas kasur ku, lemari baju di dalamnya sudah berantakan bahkan tak beraturan aku sedikit menghela napas. memegangi kedu kepalaku. bingung baju apa yang  akan aku kenakan untuk jalan dengan Kak Bintang. Setelah kebingungan memilih baju. ujung-ujungnya aku hanya mengenakan kaos putih bergambar rabit dengan bertulisan cute girls, kardigan hitam dan jins panjang. Selera fashion ku memang kurang. diantara banyak baju yang ku pilih dan ku keluarkan dari dalam lemari tak ada satupun yang memikat hati. aku malah lebih terpikat dengan setelan sederhana seperti ini namun terlihat elegan.
Flat shoes menjadi pilihan paling aman. Aku tidak tahu kemana Kak Bintang akan mengajakku pergi. setidaknya kostum ini akan membuatku nyaman.

Bayangan makan malam romantis sempat menggerayangi kepalaku. Aku dan Kak Bintang duduk berhadapan di sebuah kursi dengan meja rendah di tengahnya. terdapat lampu yang berkelap-kelip menggantung di sekitar kami. lalu Kak Bintang menghadirkan seorang pemain biola dengan dentunan melody yang melengkapi makan malam kami semakin romantis. Aku dan Kak Bintang berdansa di tengah-tengah alunan musik. tatapan mata kami saling bertemu memnadang pekat satu sama lain. seolah-olah menjelaskan apa yang menjadi kata hati kami.

Ah berlebihan! Aku lekas menggelengkan kepala. menepis jauh-jauh khayalan yang belum tentu benar terjadi. Aku memandangi jam dinding di kamar jarum pendeknya seperti enggan beranjak dari angka tujuh. Rasanya waktu berjalan sangat lambat di saat seperti ini.

"Rin! pangeran kamu dateng tuh!" Seruan Kak Yoga seperti sengatan listrik yang menjalar ke seluruh tubuhku. Jantungku memainkan rima yang tidak biasa. beberapa kali aku meremas ujung kardiganku. agar aku tidak kaku apalagi saat ini kegugupan melandaiku.

"Sebentar Kak!" Aku kembali berdiri di depan cermin. Mendadak aku berubah pikiran, Aku menarik ikat rambutku membiarkan rambutku terurai rapih. tak lupa tanganku mengambil liftin softpink yang senada dengan bibirku di atas meja rias, Parfum dengan wangi vanilla tak lupa juga aku semprotkan keseluruh tubuhku. Clear semua selesai. gambaran di dalam cermin memang terlihat cantik ini seperti bukan aku. Tapi, entahlah apa yang akan Kak Bintang katakan dari penampilanku malam ini, Aku sedikit ragu pasti di luar sana banyak yang lebih cantik dan berpenampilam lebih menarik dari aku.

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang