M.A.P
Impian terbesarku adalah menjadikan dirimu milikku seutuhnya.
Waktu menunjukan pukul lima lewat seperempat. Aku berhasil bangun lebih awal bahkan sebelum leon membangunkanku. Sesuatu yang emagic bagi diriku sendiri. bangun di pagi buta seperti ini memang bukan kebiasaan diriku. kali ini aku melakukan satu hal yang selama hidupku baru aku lakukan. kalian pasti akan berkata bahwa semua ini karena aura kuat dari Kak Bintang yang telah membuat sikap malas bangun pagiku, mendadak terguncang sehingga aku sedikit melakukannya meskipun terpaksa. tapi semua demi satu nama dihatiku
Bintang Wahyu Wibowo Putro panjang sekali bukan namanya tentu panjangnya nama Kak Bintang tak sepanjang jalinan perhatian yang selalu ku berikan eaks.. Aku tidak sabar ingin bertemu dengannya setelah kemarin malam dia mengirimkan ku pesan singkat. meskipun hanya menanyakan soal jaket itu. tapi tidak mengapa aku merasa sangat senang haha.#Singkat cerita..
Bus berhenti di depan kompleks pertokoan Kak Bintang. yang telah berdiri menunggu, dia segera naik begitu pintu bus dibuka. Aku sedikit merapihkan rambut, membenahi dasi dan kemeja putihku. Napas aku tarik dalam-dalam lalu menghembuskannya secara perlaham. dan well Aku sudah siap bertemu kak Bintang.
"Pagi!" Kak Bintang menyapa sembari tersenyum memamerkan lesung di pipi kirinya. "Senang rasanya bisa liat kamu duduk di sini lagi," Tambah Kak Bintang. berhasil membuat aku mengulas senyum lebar-lebar.
"Aku pikir kamu hari ini terlambat bangun, gara-gara harus balas SMS ku kemarin."
"Oh, soal itu Kak. kebetulan juga kemarin saya lagi gak bisa tidur!"
"Kenapa?"
kenapa harus nanya Kak Bintang? jelas sekali kemaren aku menunggu balasan pesan dari kamu. mana mungkin sih aku mau berkata jujur sama Kakak. Monolog hatiku akhirnya ikut bicara. Aku segera memutar otak menemukan jawaban yang masuk akal. "Kepikiran ulangan fisika Kak."
"jadi kamu ada ulangan hari ini,Seharusnya Aku gak ganggu kamu kemarin!" Aku bisa melihat ekspresi wajah Kak Bintang yang merasa bersalah. Sepertinya aku salah menemukan ide yang malah membawa berujung penyesalan pada Kak Bintang. lagi pula hari ini aku tidak ada ulangan apapun apalagi fisika. tadi itu hanya Alibi ku saja.
"Eh, bukan Kak, Bukan hari ini. saya ulangannya minggu depan. tapi karena gak terlalu ngerti pelajaran itu, jadi saya terkena sindrom susah tidur jauh-jauh hari." Terangku malu-malu. Aku harus jujur, mengakui bahwa aku tidak telalu hebat di pelajaran itu.
"Bu, Citra?"
Aku mengangguk pelan. "Kakak pernah di ajar ibu itu?"
'Iya, sejak kelas satu, cuma tahun ini aja fisika dipegang Pak Aya,"
Aku mengangguk kecil. kepalaku diliputi pertanyaan. apakah Kak Bintang merasakan hal serupa denganku saat harus berhadapan dengan Bu Citra? awalnya aku malu untuk menanyakannya langsung pada Kak Bintang, tapi aku merasa penasaran.
"Lebih menyenangkan diajar siapa,Kak?"
Kak Bintang mengangkat alis. Sekilas dia mengalihkan pandangannya ke depan. kemudian kembali fokus pada pembicaraan awal lagi.
"Sama saja sih. Bedanya, Kalau Bu Citra dipanggil ibu, Kalo Pak Aya dipanggil bapak," Kak Bintang tertawa renyah di akhir kalimatnya. kalau hanya itu jawabannya aku juga bisa menjawabnya. bukan jawaban ini yang aku inginkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
True Love
RomanceAku ingin membuat sesuatu hal yang indah untukmu. menyenandungkan ungkapan hati yang semakin lama tidak mampu ku tahan lagi, Tentang rasa untukmu, Tentang mimpi mimpi indah dimana kau hadir di dalam hidupku. Tentang setiap pedih dalam penantian yang...