Sore ini aku menjadi salah satu siswa yang terakhir meninggalkan sekolah
karena kelasku mendapat giliran sebagai petugas apel sore. mau tidak mau aku harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk bergegas cepat menuju parkir bus. Aku bisa menjamin bahwa bus telah penuh dan aku harus rela tidak kebagian tempat duduk. aku mulai merasakan keringat peluh menetes turun,mengalir di kedua pelipisku."Rin, Habis lari maraton ya?" Kak Mega yang telah menanti kemunculanku berdiri di sebelah pintu depan bus. Aku hanya bisa mengangguk, sambil mengatur napas karena berjalan tergesa-gesa. Aku masuk ke dalam bus, Kak Mega mengikutiku dari belakang kemudian menutup pintu bus.rupanya aku penumpang terakhir yang di tunggu.
persis seperti dugaan ku bangku sudah terisi penuh. Aku berdiri paling depan berasa seperti menjadi pemimpin pasukan bus. secara tidak sengaja, aku menoleh ke kanan. aku terkesiap melihat Leon duduk di sana. Leon menatap iba ke arahku,Dia bangkit kemudian memberiku isyarat dengan gerakan kepalanya untuk aku duduk di tempatnya semula.Tubuhku masih belum ku gerakan.
"Buruan, bawain tasku!" Leon melemparkan tasnya padaku. Aku refleks,menangkapnya. sepertinya surat yang ku titipkan pada Vela tadi berhasil meredakan amarahnya kemarin. padahal aku hanya menuliskan sebuah kata. Sorry, dengan ku tambahkan lingkaran bulat menyerupai meme wajah ekspresi sedih. dan itu berhasil membuat Leon luluh.
Aku duduk sambil membayangkan bagaimana Vela menyerahkan surat itu pada Leon. Tujuan awalku mengirim surat itu memang untuk meminta Maaf, tapi lebih dari itu juga aku ingin melakukan sesuatu untuk Leon. Biar suatu saat nanti dia bisa mengakui bahwa aku juga bisa diandalkan untuk sesuatu yang berarti untuknya.
****
Melihat Kak Yoga ada di rumah seperti sebuah keajaiban bagiku. meskipun tinggal di satu rumah yang sama. Tapi bisa ku perkirakan dalam seminggu aku hanya bisa bertemu dengan nya dua kali. itupun hanya sebentar. Kak Yoga adalah Kakak lelaki satu-satuku, sekaligus orang yang paling ku sayang, sebelum mama dan papa. Sesibuknya Kak Yoga dia selalu menyempatkan kewajibannya sebagai seorang Kakak untuk Adiknya. Meskipun terkadang aku sering dibuat kesal dengan kelakuannya.
"Anak SD baru pulang," Kak Yoga yang hanya mengenakan kaos putih polos dan celana pendek. dia memang tidak pernah bosan menggodaku.
"Biar penampilan SD, pemikiran udah sama kaya anak kuliahan," aku menjulurkan lidah membuat Kak Yoga iseng mengarahkan slang air yang sejak tadi sedang memandikan motor kesayangan nya. Aku sigap menggeser tubuh hingga berhasil terbebas dari serangannya.
Kak Yoga memamerkan tangan kanan yang sudah dikepal. aku hanya tersenyum kecil menanggapinya. kemudian bergegas masuk ke dalam rumah. setelah mengganti seragam dengan pakaian santai. aku kembali menemui Kak Yoga yang masih belum selesai dengan pekerjaan mencuci motornya.
"Sudah gak kaya anak SD, kan?"
"wah, kalo lagi kaya gini sih keliatan anak SMA-nya. apalagi pakai baju kaya gini keliatan lebih cantik." Aku hanya mengembangkan senyum saat Kak yoga memujiku seperti itu.
"Iyalah yang pakenya juga orang cantik,coba aja kalo yang pake nya patung di toko, pasti keliatannya biasa aja, kan?"
Kak Yoga tertawa kecil. Dia meletakkan slang kemudian memutar keran air. Kak Yoga membersihkan tangan, kemudian ikut duduk di sebelahku. "Kamu gak kenapa-napa sering di tinggal Papa Mama pergi?"
Aku tidak langsung menjawab. sudah hampir keseringan Papa dan Mama meninggalkan ku dan Kak Yoga begitu saja. hanya karena urusan pekerjaan di luar kotanya. baru saja kemaren malam Papa dan Mama berada di sini saat menghadiri pernikahan anak Rekannya Papa dan Hari ini juga mereka sudah tidak ada lagi berada denganku dan Kak Yoga. Terkadang aku merasa kesepian.tapi mau bagaimana lagi. Toh sebagian besar waktuku memang ku habiskan di sekolah. Kalau sedang merasa bosan, selalu ada Leon yang bisa menemani. dia selalu bersedia datang kerumah ku.
"Gak, papa sih Kak, aku juga udah gede," sahutku berusaha tenang. secara tidak langsung aku merasa bahagia karena mengetahui Kak Yoga begitu perduli padaku.
"Sorry ya, Kakak juga jarang nemenin kamu. Distro juga gak bisa sering ditinggal!"
Aku mengerti, Setelah memenangkan dana untuk program kreativitas Mahasiswa. Kak Yoga bersama Teman-temannya memang selalu sibuk mengurus Distro mereka. bagus juga kan masih muda sudah mulai berwirausaha. Aku juga turut senang jika kesibukan Kak yoga dipergunakan dengan sesuatu yang berpaedah. tidak lagi juga Kak Yoga menyibukan diri dengan menghabiskan waktu dengan teman tongkrongannya yang menurutku. membawa aura tidak baik buat Kak Yoga.
"Santai Kak, aku beneran gak papa. kan ada Leon juga yang sering nemenin aku!"
Kak Yoga membenahi Posisi duduknya. "Kamu sama dia pacaran,ya?" Kak yoga menyipitkan mata ke arahku.
"Hah, pacaran? Aku sama Leon Sahabatan,Kak!"
Kak Yoga mendekatkan wajah,menatap mataku. Aku menundukkan kepala. Daguku hampir saja bersentuhan dengan pangkal leher Kak Yoga.
"Jarang loh ada cewek sama cowok bisa sahabatan setulus itu. ujung-ujungnya pasti ada rasa. entah itu rasa dari si cowoknya atau ceweknya!"
Aku bingung sendiri harus melanjutkan percakapan sore ini dengan Kak Yoga. Apalagi setelah Kak Yoga berkata seperti tertuju pada hubungan status ku dengan Leon. Mana mungkin aku dan Leon ada rasa suka. kita berdua murni sebagai sahabat baik. lagi pula aku terlanjut jatuh hati Pada Kak Bintang dan lagi Aku sedang melakukan sesuatu agar Leon dan Vela segera jadian.
"Nah, Diem? Beneran suka tuh!" Kak Yoga tertawa melihat ekspresi wajahku yang kebingungan. kenapa nampaknya Kak yoga bahagia sekali mendapati adiknya kesulitan menjawab pertanyaannya.
"Cuma S-A-H-A-B-A-T Kak !" ucapku dengan sengaja mengeja agar Kak Yoga menghentikan topik pembicaraan itu. "Aku lagi suka cowok lain Kak! Dia kakak kelasku. udah dari kelas satu sampe sekarang aku suka sama dia."
Selama sekian detik diam, Kak Yoga kemudian meletakkan tangan kirinya di pundak kananku. wajahnya kali ini serius. "Jadi kamu sukanya sama orang lain?"
Aku mengangguk. Kak Yoga sedikit melenguh, menarik tangannya. "Padahal kakak setuju kalau kamu sama Leon!"
"Apa?"
"Setidaknya Kakak percaya kalau dia bisa gantiin posisi kakak buat jaga kamu!"
"Hah?"
Kak Yoga menjitak keningku ringan.
"Masuk sekolah jurusan IPA, ngakunya udah bisa mikir kaya anak kuliahan, tapi dari tadi kebanyakan bengong sama begonya!""Habis Kakak ngomongnya ngaco!"
"Kakak sih ngarepnya kamu pacaran sama Leon. Tapi kalau kamu sukanya sama cowok lain, ya gak papa juga. asalkan dia gak niat macem-macem. kakak setuju-setuju aja!"
"Tapi Leon hebat juga ya, Mau setia nemenin kamu terus!"
"Iya Kak, dia memang selalu siap ngelakuin apa aja demi Sahabatnya...Inget, Sahabat ya Kak sahabat!" Tegasku lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
True Love
RomanceAku ingin membuat sesuatu hal yang indah untukmu. menyenandungkan ungkapan hati yang semakin lama tidak mampu ku tahan lagi, Tentang rasa untukmu, Tentang mimpi mimpi indah dimana kau hadir di dalam hidupku. Tentang setiap pedih dalam penantian yang...